Daya dukung tanah adalah kemampuan tanah untuk mendukung kehidupan bagi makhluk hidup yang bergantung kepada tanah. Kajian daya dukung tanah menjadi bagian dari ekologi dan arsitektur. Pada kajian ekologi, daya dukung tanah dikaitkan dengan pemanfaatan lahan untuk penanaman tanaman. Sementara pada arsitektur, pengetahuan tentang daya dukung tanah dimanfaatkan manusia untuk pembuatan fondasi pada bangunan, pemetaan dan pemodelan penurunan tanah, dan perkerasan jalan.
Penentu
Daya dukung tanah mempunyai dua makna yang umum. Makna pertama ialah daya dukung tanah sebagai kemampuan tanah menjadi tumpuan fisik bagi kehidupan. Pemaknaan ini yang paling umum. Lalu makna kedua ialah daya dukung tanah sebagai kemampuan tanah menjadi pendukung bagi kehidupan makhluk hidup sesuai dengan karakteristiknya. Pemaknaan ini berlaku bagi flora, fauna dan manusia. Penentuan daya dukung tanah sebagai pendukung kehidupan didasari oleh keragaman sifat-sifat tanah yang spesifik. Sifat-sifat ini sendiri dientukan oleh keragaman faktor-faktor pembentuk tanah sebagai hasil pelapukan batuan.[1]
Dalam kajian ekologi, daya dukung tanah merupakan kajian tentang tanah yang termasuk komponen abiotik dalam lingkungan. Daya dukung tanah dihitung melalui kebutuhan tanah per kapita. Perhitungannya melibatkan faktor luas lahan penanaman tanaman, lama waktu dan jeda waktu penanaman tanaman, dan persentase lahan penanaman yang ditanami terhadap lahan yang tidak ditanami.[2]
Kualitas
Pengetahuan mengenai daya dukung tanah dapat diperoleh melalui penyelidikan tanah.[3] Daya dukung tanah yang rendah umumnya terdapat pada jenis tanah yang lunak. Penurunan daya dukung tanah pada tanah yang lunak umumnya terjadi akibat penambahan beban yang berada di atas lapisan tanah disertai dengan penurunan tanah.[4] Jenis tanah lunak yang memberikan daya dukung tanah yang sangat kecil antara lain tanah liat, gambut, dan tanah ekspansif.[5]
Manfaat pengetahuan
Pembuatan fondasi
Fondasi sangat terpengaruh dengan kondisi daya dukung tanah.[6] Syarat utama pembuatan fondasi adalah mengetahui daya dukung tanah. Baiki tidaknya daya dukung tanah terhadap fondasi sangat ditentukan kemampuannya oleh kuat geser tanah. Penentuan ini karena fondasi ditujukan untuk menahan beban struktur di bagian atasnya tanpa mengalami keruntuhan akibat pergeseran.[7]
Pengetahuan mengenai kuat-lemahnya daya dukung tanah pada lapisan tanah terhadap penopangan bangunan dimanfaatkan untuk menentukan jenis fondasi yang akan dibuat. Fondasi dangkal akan digunakan pada lapisan tanah daya dukung tanah yang kuat. Sementara pada kondisi lapisan tanah dengan daya dukung yang lemah digunakan fondasi dalam bertipe fondasi tiang atau fondasi sumuran.[8]
Perhitungan daya dukung tanah untuk desain fondasi ditentukan melalui perbandingan daya dukung tanah dengan hasil analisis faktor keamanan tanah. Perbandingan ini memerlukan data C- tanah, data N-SPT, dan data sondir. Nilai terkecil dari hasil analisisnya merupakan nilai yang paling aman.[9]
Pemetaan dan pemodelan penurunan tanah
Daya dukung tanah merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam pemetaan dan pemodelan penurunan tanah. Faktor daya dukung tanah ini saling berkaitan dengan faktor lainnya yaitu ketebalan tanah, ketebalan sedimen aluvial, dan kedalaman air tanah. Intensifitas penurunan tanah mengalami peningkatan ketika lapisan tanah tipis, daya dukung tanah rendah, tipisnya ketebalan sedimen aluvial, dan kedalaman air tanah yang dangkal. Lapisan tanah yang tipis mengurangi daya dukung tanah terhadap beban yang berada di atasnya dan membuat penurunan tanah dapat terjadi. Sementara dangkalnya kedalaman air tanah menyebabkan terjadinya ruang udara di antara air dan tanah yang meningkatkan kemungkinan terjadinya penurunan tanah. Rendahnya daya dukung tanah yang disertai kondisi demikian dapat berakibat pada penurunan tanah yang disertai dengan kerusakan tanah.[10]
Perkerasan jalan
Daya dukung tanah pada lapisan tanah dasar sangat mempengaruhi daya dukung dan ketahanan struktur pada perkerasan jalan. Pengetahuan daya dukung tanah dasar meliputi beberapa permasalahan utama yang berkaitan dengan lapisan tanahnya. Pertama, daya dukung tanah menentukan perubahan bentuk tetap dan kerusakan struktur perkerasan jalan. Kedua, tanah memiliki sifat plasitisitas tinggi sehingga dapat mengambang dan menyusut dan menyebabkan kerusakan jalan akibat perubahan bentuk atau retak. Pemadatan tanah dasar akibat drainase dan kadar air mempercepat kerusakan ini. Ketiga, perbedaan jenis tanah juga memberikan perbedaan pada daya dukung tanah. Daya dukung tanah yang tidak merata dapat diatasi dengan penelitian akan sifat dan jenis tanah.[11]
Daya dukung tanah dasar dapat menerima beban yang lebih ringan ketika perkerasan jalan menerapkan perkerasan jalan lentur. Pada metode ini, terdapat lapisan pada permukaan tanah yang menerima beban lalu lintas. Beban kemudian menyebar ke lapisan tanah yang berada di bawahnya. Pada kondisi ini, daya dukung tanah dasar menerima beban yang sedikit lebih besar dibandingkan dengan lapisan tanah dasar.[12]
^Syah, N., dan Danhas, Y. H. (Maret 2021). Ekologi Industri. Sleman: Penerbit Deepublish. hlm. 63. ISBN978-623-02-2544-4.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^Saleh, A., Anggraini, M., dan Hardianto, R. (November 2022). Rerung, Rintho R., ed. Perkerasan Jalan Lentur: Teori dan Aplikasi. Bandung: Penerbit Media Sains Indonesia. hlm. 42. ISBN978-623-362-736-8.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^Batutah, A., dkk. (Februari 2022). Ariani, Betty, ed. Teknologi, Manusia dan Lingkungan. Surabaya: UM Surabaya Publishing. hlm. 102. ISBN978-623-433-054-0.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^Hanafiah, Jaya, Z., dan Reza, M. (2020). Erang, Theodorus, ed. Rekayasa Fondasi. Yogyakarta: Penerbit ANDI. hlm. 3. ISBN978-623-01-0326-1.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
^Nur, N. K., dkk. (2021). Karim, A., dan Simarmata, J., ed. Perancangan Perkerasan Jalan. Yayasan Kita Menulis. hlm. 5–6. ISBN978-623-342-128-7.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)