Dagobert adalah putra sulung Clotaire II dan Adaltrudis (575–604). Clotaire telah memerintah sendiri atas seluruh Franka sejak tahun 613. Pada tahun 623, Clotaire didesak untuk menjadikan Dagobert Raja Austrasia oleh bangsawan di wilayah tersebut, yang ingin memiliki raja mereka sendiri.
Ketika Clotaire menyerahkan Austrasia kepada Dagobert, ia awalnya mengecualikan Alsace, Vosges, dan Ardennes, tetapi tak lama kemudian bangsawan Austrasia mendesaknya untuk mengakui wilayah-wilayah ini untuk Dagobert. Pemerintahan Franka dari jantung Austrasia mengikat Alsace lebih dekat ke istana Austrasia. Dagobert menciptakan sebuah kadipaten baru (yang kemudian Kadipaten Alsace) di barat daya Austrasia untuk menjaga wilayah dari Burgundian atau gangguan-gangguan dan ambisi Alemannia. Kadipaten itu terdiri dari Vosges, Lembah Belfort, dan Jalan Tol A16 (Swiss). Dagobert menjadikan punggawanya, Gondoin sebagai adipati pertama pemerintahan baru ini yang berlangsung hingga akhir Dinasti Meroving.
Pemerintahan disatukan
Setelah kematian ayahandanya pada tahun 629, Dagobert mendapatkan kerajaan Neustria dan Bourgogne. Saudara tirinya, Caribert II, putra Sichilde, menuntut Neustria namun Dagobert menentangnya. Brodulf, saudara Sichilde, mempetisikan Dagobert atas nama keponakannya, tetapi Dagobert membunuhnya dan menyerahkan Aquitaine kepada adik kandungnya.
Charibert dan putranya Chilperic dibunuh pada tahun 632. Dagobert menempatkan Bourgogne dan Aquitaine di bawah kekuasaannya, yang menjadikan raja Meroving yang paling berkuasa selama beberapa tahun dan yang paling dihormati di wilayah Barat. Pada tahun 631, Dagobert memimpin tiga pasukan melawan Samo, pemimpin Bangsa Slavia, tetapi pasukan Austrasia-nya dikalahkan di Wogastisburg.
Memerintah di Neustria, dari Paris
Juga pada tahun 632, para bangsawan Austrasia memberontak di bawah pimpinan Mayordomo, Pippin I. Pada tahun 634, Dagobert memadamkan pemberontakan bangsawan dengan menempatkan putranya yang buerisa tiga tahun, Sigisbert, ke atas takhta, yang dengan demikian menyerahkan kekuasaan kerajaannya di wilayah paling timur, seperti yang dilakukan oleh ayahandanya sebelas tahun sebelumnya.
Sebagai raja, Dagobert menjadikan Paris sebagai ibu kotanya. Selama pemerintahannya, ia membangun Altes Schloss di Meersburg (yang sekarang Jerman), yang saat ini adalah benteng tertua yang dihuni di negara itu. Taat beragama, Dagobert juga berjasa di dalam pembangunan Basilika Saint-Denis, di lokasi situs biara Ordo Santo Benediktus di Paris. Ia juga menunjuk Santo Arbogast, uskup Strasbourg.
Dagobert meninggal di biara Saint-Denis dan merupakan raja Franka pertama yang dimakamkan di Basilika Saint-Denis, Paris.
Pernikahan dan keturunan
Penulis Kronik Fredegar mengkritik raja atas moralnya dengan memiliki "tiga ratu hampir bersamaan, serta beberapa selir".[1] Kronik itu menyebutkan nama-nama ratu, Nantilde, Wulfegundis dan Berchildis, tetapi tak satupun dari selir-selir, yang menyatakan bahwa daftar lengkap selir akan terlalu panjang.
Pada tahun 625/6 Dagobert menikahi Gormatrude, saudari istri ayahandanya, Sichilde; namun pernikahan itu tidak menghasilkan keturunan. Setelah menceraikan Gormatrude pada tahun 629/30 ia menjadikan Nantilde, seorang pelayan Sachsen (puella) dari rombongan pribadinya, sebagai ratunya yang baru. Mereka memiliki keturunan sebagai berikut:
Clovis II (lahir 634/5) kemudian raja Neustria dan Bourgogne.
Tak lama setelah pernikahannya dengan Nanthild, ia meniduri seorang gadis yang bernama Ragnetrude, yang melahirkan putra bungsunya:
Sigebert III (lahir 630/1) kemudian raja Austrasia.
Diduga bahwa Regintrud, kepala biarawati Biara Nonnberg, juga adalah putri Dagobert, meskipun teori ini tidak cocok dengan tanggal kelahiran Regintrud di sekitar tahun 660 dan 665. Ia menikah dengan keluarga Agilolfing, Bayern (baik Theodo, Adipati Bayern atau putranya Adipati Salzburg).