Pemarmeran juga dapat dipengaruhi oleh waktu dan jenis pakan. Semakin sering kandang sapi diberi pakan di ladang pakan, semakin besar pula kemungkinan mendapatkan skor kualitas yang lebih tinggi dan semakin sedikit jumlah dagingnya (persentase rasio karkas dengan lemak). Memberi pakan gandum sereal seperti jagung atau barli dalam jumlah besar akan mengubah warna lemak karkas dari kekuningan menjadi putih, serta memungkinkan peternak mendapat skor kualitas daging yang lebih tinggi dari USDA. Ada risikonya jika memberi pakan terlalu banyak demi meningkatkan pemarmeran, karena sapi bisa buang air berlebihan. Sapi adalah hewan ruminansia; perut mereka dirancang untuk mencerna rumput, bukan gandum. Untuk meningkatkan pemarmeran dan menaikkan berat badannya secara cepat, sapi potong biasanya dipilih sesuai kemampuannya untuk mengonsumsi jagung dalam jumlah besar dan mengubahnya menjadi protein secara efisien tanpa merasa mual."[1]
Daging anak sapi tidak menghasilkan daging marmer karena anak sapi awalnya menumpuk lemak subkulit, lalu lemak ginjal, panggul, dan jantung, dilanjutkan lemak interotot (antara otot), dan terakhir lemak intraotot (pemarmeran).
Sistem penilaian Amerika Serikat
Sistem penilaian Departemen Pertanian Amerika Serikat, yang dirancang untuk mengukur kemarmeran daging, memiliki delapan tingkatan: Prime, Choice, Select, Standard, Commercial, Utility, Cutter, dan Canner. Prime memiliki konten marmer tertinggi dibandingkan tingkatan lainnya dan bisa dijual mahal di restoran dan supermarket. Choice adalah tingkatan yang paling sering dijual di toko-toko ritel, dan Select dijual sebagai opsi lebih murah di sejumlah toko namun masih bernutrisi. Prime, Choice, Select, dan Standard umumnya dihasilkan oleh sapi muda (di bawah 42 bulan), sedangkan Commercial, Utility, Canner, dan Cutter dihasilkan oleh karkas sapi tua yang tidak dipasarkan sebagai daging sapi blok grosir, melainkan material untuk produk giling dan steak murah untuk restoran keluarga.[2]