Daeboreum
Daeboreum atau Jeongwol Daeboreum adalah perayaan bulan purnama pertama setelah tahun baru kalender lunar. Sama halnya dengan Festival Lampion, perayaan ini jatuh pada hari ke-15 bulan pertama kalender Tionghoa. Dalam bahasa Korea, jeongwol berarti "bulan pertama", dae berarti "besar", sedangkan boreum berarti "bulan purnama". Perayaan ini dimaksudkan untuk menghalau nasib buruk dan arwah jahat. Hidangan yang dimakan dalam perayaan Daeboreum dimaksudkan agar orang tetap beruntung dan sehat sepanjang tahun. Di Jeju, Daeboreum dirayakan besar-besaran dalam bentuk Festival Api Jeongwol Daeboreum. MakananMakanan pagi pada hari Daeboreum adalah ogokbap berupa nasi dari 5 jenis palawija (beras, millet, sorgum, kacang, dan kacang azuki). Ogokbap juga dibagi-bagikan kepada tetangga karena memakannya bersama tiga keluarga lain bisa membawa keberuntungan sepanjang tahun.[1] Setelah sarapan, ogokbap bersama sayur-sayuran liar diberikan kepada hewan ternak. Bila hewan ternak memilih untuk memakan ogokbap, maka ternak pada tahun itu diramal akan gemuk-gemuk. Sebaliknya, bila sapi memakan sayur-sayuran lebih dulu, maka sapi tahun itu dikuatirkan menjadi kurus.[1] Makanan istimewa lainnya untuk Daeboreum adalah yaksik yang dibuat dari ketan, kastanya, madu, kacang pinus, saus, dan minyak wijen. TradisiSetelah makan pagi dengan ogokbap, orang melakukan tradisi bureom, yakni memecahkan kulit berbagai jenis kacang, seperti kacang kulit, kastanya, dan kacang pinus. Tradisi memakan kacang berkulit keras dimaksudkan untuk menghalau berbagai penyakit kulit (buseureum), membuat gigi kuat, dan sehat sepanjang tahun. Hantu dan arwah jahat kabarnya takut dengan suara keras kulit kacang yang pecah.[2] Kegiatan di alam terbuka berupa tradisi mendaki gunung untuk melihat bulan purnama yang disebut dalmaji. Orang yang pertama kali melihat bulan purnama dipercaya beruntung setahun penuh. Di pedesaan, anak-anak melakukan permainan yang disebut jwibulnori. Serpihan kayu kering dimasukkan ke dalam kaleng kecil yang diberi kawat panjang. Api dinyalakan dan kaleng diputar-putar oleh pembawanya. Api yang berjatuhan membakar sawah dan ladang dipercaya bisa mengusir tikus dan hama tanaman. GaleriReferensi
Lihat pulaPranala luar
|