D'Lloyd
D'Lloyd adalah Grup Musik legendaris dari Indonesia yang dibentuk pada tahun 1969 yang memiliki banyak penggemar tidak hanya di Tanah Air tapi hingga Malaysia dan Singapura. Lagu-lagu L'lyod hingga saat ini masih sering terdengar karena banyak diaransemen oleh band-band masa kini. Nama anggota band D'Llyod pada awal debutnya adalah Bartje van Houten (pemain gitar utama; 21 Februari 1950 - 5 Mei 2017), Amir "Yustian" Yusuf (pemain gitar kedua; 6 Januari 1947), Andre Gultom (pemain saxophone, flute, vokal; 5 Januari 1936 - 1 Februari 1996), Syamsuar Hasyim (vokal utama; 10 Mei 1947 - 9 Juni 2012) serta tiga mantan personel Phillon Band yaitu Chairoel Daud (pemain drum; 3 Maret 1949 - 30 September 2014), Budiman Pulungan (pemain keyboard; 14 Januari 1944 - 30 November 2008), dan Sangkan "Papang" Panggabean (pemain bas; 12 Januari 1946 - 31 Agustus 1993). Setelah berjalannya waktu adanya anggota baru yang masuk yaitu: Juhanny Fatmarida Susilo (pemain flute/saxophone) dan Totok (pemain bas). Tahun 1972 D'Llyod merilis album pertamanya dan hits dengan judul lagu mereka yang berjudul "Titik Noda", "Mangapa Harus Jumpa" (dinyanyikan ulang oleh Andmesh), "Apa Salah Dan Dosaku" yang bekerja sama dengan label Remaco.[1] Lagu hit mereka yang lain adalah "Keagungan Tuhan", "Tak Mungkin", "Oh Di Mana", "Karena Nenek", "Semalam di Malaysia", "Main-main Saja", "Sendiri", Rock'n Roll Music", dan "Gubahanku". Kebanyakan lagu lagu hit mereka diciptakan Bartje van Houten. Namun sayang, ketenaran mereka sempat redup ketika sang vokalis meninggal dunia. Lagu Main-main saja juga sempat didaur ulang oleh penyanyi cilik Angie Kamalsah (album Dokter-Dokteran) pada tahun 1999. Sedangkan lagu "Tak Mungkin" sempat dirilis ulang oleh Marshanda pada tahun 2017, untuk dijadikan OST sinetron Tikus dan Kucing yang ditayangkan di SCTV. Perubahan Formasi BandGitaris Kedua Amir “Yustian“ YusufDalam perkembangan karier bermusik mereka telah terjadi beberapa kali pembentukan formasi anggota. Bermula dari pembentukan gitaris kedua (rhythm guitar) yang bernama Amir “Yustian“ Yusuf untuk memperkuat ritme musik membentuk kelompok ini pada tahun 1969 dan dipecat pada tahun 1980 karena pergi ke San Fransisco AS. Yustian diplot menjadi pendiri gitaris untuk personel asal tetap musik ini di berbagai tempat dan beberapa album rekaman selama beberapa tahun pada era 1970-an. Formasi ini berhasil menaikkan kesuksesan group D'Lloyd dalam beberapa tahun. Setelah itu terjadi pula pergantian karena wafatnya beberapa anggota asli grup ini. Para personel pengganti pun merupakan musisi handal pada masa itu yang dianggap bisa mengikuti pola musik D'Lloyd. Wafatnya Andre Kasiman GultomMusibah besar pertama pada group ini terjadi pada 1 Februari 1996. Band ini mendapat cobaan dengan berpulangnya Andre Kasiman Gultom sang peniup flute D'Lloyd. Ia wafat karena penyakit kanker hati di usia tua yang dideritanya. Namun sebelum meninggal, Andre sempat berpesan agar tempatnya digantikan oleh Yuyun. Merekrut YuyunYuyun atau lengkapnya Juhanny Fatmarida Susilo kemudian biasa dikenal dengan Yuyun George adalah seorang pemain saxophone wanita yang direkrut pada tahun 1996 menggantikan Andre Kasiman Gultom. Yuyun ketika itu baru berusia 35 tahun merupakan kawan baik isteri kedua Andre, yaitu Rini Asmara.[2] Kehebatan Juhanny (Yuyun) bermain flute cukup mempesona, selain itu ia juga mempunyai vokal yang merdu, sehingga kerap menjadi vocalist kedua dalam band ini. Kehadirannya mampu mempertahankan mutu musikalitas D'Lloyd di panggung maupun pada album-album rekaman. Wafatnya Sangkan PanggabeanBand Ini kembali mendapat cobaan dengan meninggalnya bassist mereka Sangkan Panggabean (Papang) pada 31 Agustus 1993. Kematian Papang membuat tekanan yang cukup mendalam pada Band ini. Mereka sempat menyepikan diri dari dunia seni selepas kematian pemain basnya ini untuk beberapa waktu. Merekrut & Wafatnya Reshamal DenkelHingga kemudian posisi bassist digantikan secara resmi oleh Reshamal Denkel (Kamal). Formasi ini bertahan cukup lama. Mereka tetap solid dan melaju dengan lagu-lagu hits berikutnya. Bersama D'LLoyd ia ikut dalam rekaman beberapa album dan banyak tour show ke berbagai daerah. Setelah sekitar 10 tahun bersama D'Lloyd, pada bulan Agustus 2003, Kamal juga meninggal dunia karana sakit jantung yang dideritanya. Kehilangan Kamal menjadikan kembali kekurangan personel bagi group band ini. Untuk kegiatan manggung mereka mengisinya dengan pemain tambahan (additional player) dengan tetap mempertahankan formasi awal enam orang. Posisi Bassist yang kosong diisi oleh Oetje F. Tekol (Toto / Totok) mantan punggawa band legendaris The Rollies.[3] Wafatnya Budiman PulunganPada tahun 2008 kembali band ini kehilangan keyboardist mereka Budiman Pulungan yang wafat pada 30 November 2008. Dalam periode ini Bartje kembali tidak mencari pengganti tetap untuk mengisi posisi pemain keyboard yang kosong. Posisi keyboardist diisi dengan additional player keyboardist Chandra Chasmala yang juga seorang pemusik Jazz cukup ternama. Karena kesibukan dengan bandnya, tak berselang lama kemudian Toto (Totok) memutuskan mundur di akhir 2010. Posisi bassist kemudian diisi secara additional oleh Ade Aviantara (Ade) musisi Jazz ex BlackFantasi87 yang juga kerap bermain musik jazz bersama Ireng Maulana dalam Forever Star. Posisi Bass juga pernah diisi oleh Budi pada konser mereka di Ambon tahun 2012. Formasi dengan para additional player ini cukup solid mempertahankan eksistensi D'Lloyd dalam dunia musik tanah air khususnya di arena panggung hiburan. Komposisi personel yang pernah menggawangi band ini sebelum kematian Sam adalah:
Wafatnya Bertje van HoutenPada 5 Mei 2017, satu-satunya personil asli dan pendiri band D'Lloyd yang tersisa, Bartje van Houten meninggal dunia. Bartje van Houten meninggal dunia setelah dibawa ke rumah sakit di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat. Kabar duka meninggalnya Bartje van Houten diinformasikan oleh seorang musisi senior Kadri Mohamad Sutan Bandaro melalui akun Facebooknya. "Berita duka: telah meninggal dunia Bartje Van Houten Jumat, 5 Mei 2017 jam 13.30," tulisnya.[4] Peninggalan Musik D'LloydKepergian Bartje van Houten untuk selama-lamanya pada 5 Mei silam membuat band D'Lloyd kini tinggal kenangan. Namun demikian, D'Lloyd tetap abadi di kancah musik Tanah Air. Selain banyak menciptakan lagu untuk grupnya sendiri, Bartje juga banyak menciptakan lagu yang dibawakan penyanyi lain. Pada pertengahan 1970-an, Bartje banyak menulis lagu untuk penyanyi solo antara lain Eddy Silitonga, Ade Manuhutu, Arie Koesmiran, dan Melky Goeslaw. Salah satu lagu Bartje, "Mengapa Ada Dia di Antara Kita" pernah dibawakan Rano Karno pada 1982. Di dunia industri musik, Bartje juga dikenal sebagai pembuka jalan bagi penyanyi muda. Salah satu di antara mereka ialah penyanyi pop Mayangsari.[5] Anggota
Garis waktuDiskografiAlbum
Referensi
|