Dalam Septuaginta Yunani (sekitar 200 SM), pada penerjemah memakai istilah bahasa Yunani στέλεχος φοίνικος (stélechos phoínikos, "batang pohon kurma") saat mencapai istilah Ibrani chol dalam Ayub 29.[2] Selain itu, Vulgata Latin (sekitar 400 M), memakai istilah palma (Latin untuk "pohon kurma").[3]
Para cendekiawan modern memiliki pemahaman berbeda terhadap Ayub 29:18. Roelof Van den Broek (1971) meyakini bahwa "pasir" adalah penafsiran paling sesuai dalam ayat tersebut, mengikuti pemakaiannya dalam ayat lainnya. Atas penafsirannya tersebut, "mengisi hari-hariku seperti pasir" adalah sebuah kiasan untuk umur panjang.[6] Di sisi lain, Mitchell Dahood (1974) berpendapat bahwa penafsiran yang benar adalah "feniks" atas dasar perbandingan antara teks-teks Ayub dan Ugaritik.[7]
Pengartian chol sebagai burung mirip feniks dihasilkan dalam sejumlah pembahasan terhadap topik tersebut.[8]
^LUTH1545: Ich gedachte: „Ich will in meinem Nest ersterben und meiner Tage viel machen wie Sand.“ KJV: Then I said, I shall die in my nest, and I shall multiply my days as the sand.
^Dahood, Mitchell. “ḤÔL ‘PHOENIX’ IN JOB 29:18 AND IN UGARITIC.” The Catholic Biblical Quarterly, vol. 36, no. 1, 1974, pp. 85–88., www.jstor.org/stable/43713645.
Slifkin, Natan (2007). Sacred Monsters: Mysterious and Mythical Creatures of Scripture, Talmud and Midrash. Zoo Torah. ISBN9781933143187
Lecocq, Françoise (2014). « Y a-t-il un phénix dans la Bible ? À propos de Job 29:18, de Tertullien, De resurrectione carnis 13, et d’Ambroise, De excessu fratris 2, 59 », Kentron 30, 2014, p. 55-81.