Cawan Suci (bahasa Inggris: Holy Grail) merujuk kepada cawan yang dipakai Yesus sebelum kematian-Nya, dan muncul dalam sastra-sastra sebelum abad pertengahan.
Etimologi
Adanya cawan suci ini didapat dari perkamen yang menyebut-nyebut kata San Graal dari kata sangraal. Ada kemungkinan pemecahan kata San Graal dari kata sangraal adalah salah, yang benar adalah Sang Raal, yang artinya "Darah Suci", dan merujuk kepada darah keturunan dari Yesus Kristus.[1][2][3][4][5]
Asal mula dalam sastra
Chrétien de Troyes
Adanya suatu "Cawan", tanpa atribut "Suci", pertama kali muncul dalam buku roman Perceval, le Conte du Graal (Kisah suatu Cawan) karya Chrétien de Troyes, yang menyatakan ia bekerja dari suatu buku sumber yang diberikan kepadanya oleh patronnya, Count Philip of Flanders. Dalam buku roman yang belum selesai ditulis itu, "Piala" itu adalah suatu cawan yang digunakan untuk menyajikan hidangan pada pesta.[6]
Robert de Boron
Meskipun tulisan Chrétien dianggap sebagai teks tertua dan paling berpengaruh dari semua karya mengenai "Cawan Suci", adalah berkat tulisan Robert de Boron cawan itu sungguh-sungguh menjadi "Cawan Suci" dan mengambil bentuk yang paling dikenal oleh pembaca modern. Dalam roman sajak Joseph d'Arimathie, digubah antara tahun 1191 dan 1202, Robert mengisahkan bagaimana Yusuf dari Arimatea memperoleh cawan yang digunakan oleh YesusKristus dalam Perjamuan Terakhir dan kemudian digunakannya untuk menampung darah Kristus yang tercurah ketika jazad-Nya diturunkan dari kayu salib. Yusuf kemudian dimasukkan ke dalam penjara, di mana Kristus mengunjunginya dan menjelaskan misteri piala yang diberkati itu. Setelah dilepaskan dari penjara, Yusuf mengumpulkan keluarganya serta para pengikutnya untuk berangkat ke barat dan mendirikan wangsa penjaga Piala Suci yang akhirnya termasuk tokoh Perceval.[7]