Cagar Alam Nusakambangan Timur
Kawasan tersebut secara geografis terletak antara 7°46’11,13” LS dan 109°2’32,56” BT. Berdasarkan administrasi pemerintahan, Cagar Alam (CA) Nusakambangan Timur termasuk dalam Desa Tambakreja, Kecamatan Cilacap Selatan Kabupaten Cilacap dengan kawasan seluas ± 210,9 Ha. Penunjukan kawasan ini adalah perlindungan hidupan liar, perlindungan contoh hutan mangrove dalam kondisi baik, perlindungan tumbuhan, estetika, perlindungan daerah tangkapan air, merupakan ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah kaya flora yang tidak sama dengan Pulau Jawa. SejarahKawasan CA Nusakambangan Timur ditunjuk sebagai cagar alam berdasarkan Besluit Gubernur Jenderal Hindia Belanda No. 26 Staatblad Nomor 382 tanggal 24 Juli 1923 bersama dengan Karangbolong dan Wijayakusuma serta Nusakambangan Utara (Nusakambangan Utara dicabut penunjukkannya sebagai monumen alam dan ditetapkan menjadi monumen alam Nusakambangan Barat melalui Besluit Gubernur Jenderal Hindia Belanda Nomor 34 Staatsblad Nomor 369 Tanggal 04 Juni 1937). Pada tahun 2004, status kawasan ini diperkuat dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.359/Menhut-II/2004 tanggal 1 Oktober 2004 tentang Perubahan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 435/KPTS-II/1999 Tanggal 15 Juni 1999 tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Wilayah Provinsi Jawa Tengah. Pada tahun 2014 kawasan CA Nusakambangan Timur ditetapkan menjadi cagar alam melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.2997/Menhut-VII/KUH/2014 tanggal 17 April 2014 dengan luas 210,9 hektar. TopografiCA Nusakambangan Timur mempunyai topografi yang berbukit-bukit dengan ketinggian tempat dari 0 – 175 meter di atas permukaan laut (gambar 9). Ketinggian tempat tertinggi berada pada sisi Barat kawasan cagar alam ini. Kelerengan CA Nusakambangan Timur bervariasi dari datar hingga sangat curam. Sebagian besar kawasan CA Nusakambangan Timur mempunyai kelerengan curam (25 – 45 %) dengan luas 80,17 Ha dan agak curam (15 – 25 %) dengan luas 69,3 Ha. Hanya sedikit kawasan yang mempunyai kelerengan datar (0 – 8 %), lokasinya pada umumnya pada daerah pantai, pada aliran sungai dan sebagian Utara CA Nusakambangan Timur. Tanah dan GeologiJenis tanah di CA Nusakambangan Timur merupakan jenis tanah Latosol coklat. Terdapat jenis batuan Tuf Volkan Intermedier yang terbentuk dari aktivitas gunung api dengan ciri adanya bentukan kerucut volkan, aliran lahar, lava ataupun wilayah yang merupakan akumulasi bahan organik. Daerah Aliran Sungai (DAS)/ Sub DASKawasan CA Nusakambangan Timur merupakan bagian dari wilayah Daerah Aliran Sungai Pulau Nusakambangan. Kawasan ini merupakan daerah tangkapan air (catchment area) oleh karena tutupan vegetasinya yang masih bagus. Di dalam kawasan CA Nusakambangan Timur terdapat dua sungai utama yaitu Kali (sungai) Karangbandung dan Kali Sidamurang yang langsung bermuara ke Samudera Indonesia. Tipe IklimIklim di wilayah pulau Nusakambangan tergolong tropis kering dan termasuk iklim kering tipe D/E berdasarkan zona agroklimat. Musim kemarau berlangsung selama ± 3 bulan (Juni – Agustus) dengan curah hujan kurang dari 200 mm/bulan dan musim penghujan selama 5 bulan (November – Maret) dengan curah hujan lebih dari 200 mm/bulan. Suhu udara terdingin di Pulau Nusakambangan adalah 22 °C, terpanas sekitar 33 °C dengan suhu rata-rata sekitar 28 °C. Tipe EkosistemKawasan CA Nusakambangan Timur mempunyai tipe ekosistem Hutan Hujan Tropika Dataran Rendah (Lowland Tropical/Rain Forest) dengan hutan hujan yang selalu hijau (evergreen rain forest). CA Nusakambangan Timur memiliki tingkat keanekaragaman vegetasi yang baik dan menjadi habitat dari puluhan jenis vegetasi. Berdasarkan hasil kajian lapang dan informasi terdahulu, menunjukkan bahwa CA Nusakambangan Timur cukup kaya akan keanekagaraman hayati termasuk kekayaan jenis vegetasi dan satwa liar penyusun ekosistem hutannya, beberapa jenis diantaranya tercatat sebagai jenis langka, dan dilindungi. Flora & Fauna
Beberapa flora yang terdapat di kawasan ini diantaranya adalah Pulai (Alstonia angustifoli), Buni (Antidesma bunius), Keben (Barringtonia asiatica), Beringin (Ficus benjamina), Beringin bunut (Ficus sp.1), Rambatan hutan (Nephelium Sp.), Hantap daun besar (Sterculia Sp.), Hantap elang (Sterculia macrophyla), Rotan cacing (Calamus Sp), Soka merah (Ixora javanica)
Kawasan ini juga menjadi habitat bagi fauna yang dilindungi dan terancam punah baik dalam status perlindungan nasional maupun internasional. Beberapa satwa yang memiliki status keterancaman tinggi adalah Panthera pardus melas, Trachipeithecus auratus, Prionailurus viverinus, Ophiopagus hanah, Naja sputatrix, Phyton reticulatus, Varanus salvator, dan lain-lain. Jenis aves yang ada di kawasan ini adalah Burung Elang Laut Perut Putih (Haliaeetus leucogaster), Burung Julang Emas (Aceros undulates), Burung Kangkareng Perut Putih (Anthracoceros albirostris), Burung Bubut Jawa (Centropus nigrorufus), selain itu juga ada primata yaitu Lutun Jawa (Trachipeithecus auratus), dan jenis reptil ular kobra (Naja sputatrix). Referensi |