Cabai hiyung adalah salah satu varietas cabai di Indonesia. Cabai ini hanya tumbuh di desa Hiyung, Kecamatan Tapin Tengah, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, sehingga cabai tersebut diberi nama cabai Hiyung.[1] Saat ditanam di tempat lain, rasanya menjadi kurang pedas, bahkan cenderung tidak pedas.[2] Cabai hiyung diakui sebagai cabai rawit terpedas se-Indonesia. Cabai hiyung memiliki tingkat kepedasan hingga 17 kali dibanding cabai rawit biasa.[3]
Cabai ini memiliki tingkat kepedasan yang tinggi dengan kadar kapsaisin mencapai 94.500 ppm. Selain rasanya yang sangat pedas, Cabai hiyung juga memiliki keunggulan lainnya yaitu mempunyai daya simpan yang cukup lama, yakni 10-16 hari pada suhu ruangan. Plasma nutfah ini telah resmi terdaftar pada Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia Nomor 09/PLV/2012 tanggal 12 April 2012 sebagai Varietas Lokal dengan nama "Cabai Rawit Hiyung".[4]
Cabai ini pertama kali ditanam dan dikembangkan oleh Subarjo, seorang petani setempat, tepatnya pada tahun 1993 dengan membawa bibit dari desa Linuh sebanyak 200 bibit.[5] Cabai rawit ini ditanam di bedengan atau surjan agar pohonnya tidak terendam air kalau musim penghujan karena lahan pertanian di desa Hiyung pada umumnya merupakan lahan pasang surut.[6]
Beberapa penciri utama cabai rawit hiyung, yaitu:
- Daun meruncing
- Kedudukan tangkai bunga tegak
- Bunga berbentuk terompet, sudut antara tangkai dan bunga 117,29°
- Ketebalan daging buah 0,65 – 0,66 mm
- Bentuk buah kerucut
- Warna buah muda hijau, menjelang masak hijau keunguan, buah masak merah cerah[4]
Referensi