Bursa Efek Surabaya

Bursa Efek Surabaya
Bursa efek
NasibBubar dan dilebur ke dalam Bursa Efek Indonesia.
PenerusBursa Efek Indonesia
Didirikan16 Juni 1989
Ditutup1 Desember 2007
Kantor pusatSurabaya, Indonesia
Tokoh kunci
Direktur pertama : Drs. Basjiruddin Ahmad Sarida. Bastian Purnama, Dirut Terakhir

Bursa Efek Surabaya (BES) (Bahasa Inggris: Surabaya Stock Exchange (SSX)) adalah bursa saham di Surabaya, Indonesia. Pada 1 Desember 2007 Bursa Efek Surabaya dan Bursa Efek Jakarta melakukan penggabungan usaha yang secara efektif mulai beroperasi pada 1 Desember 2007 dengan nama baru Bursa Efek Indonesia.[1][2]

Sejarah

BES merupakan bursa efek swasta pertama di Indonesia, yang didirikan pada tanggal 16 Juni 1989 berdasarkan SK Menteri Keuangan Nomor 645/KMK.010/1989, oleh Menteri Keuangan waktu itu JB Sumarlin. Pendirian BES dimaksudkan untuk mendukung perkembangan ekonomi wilayah Indonesia bagian timur, dengan mengembangkan industri pasar modal di Kota Surabaya di provinsi Jawa Timur.

Pada tahun 1995, BES merger dengan Indonesian Parallel Stock Exchange (IPSX), sehingga sejak itu Indonesia hanya memiliki dua bursa efek: BES dan BEJ.

Pada tahun 2007 BES melakukan merger dengan melebur ke dalam Bursa Efek Jakarta yang selanjutnya berganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia. Penggabungan ini menjadikan Indonesia hanya memiliki satu pasar modal.[3]

Produk

Produk BES meliputi saham, obligasi (baik swasta maupun pemerintah), serta reksadana (LQ45 futures, Dow Futures, dan Japan Futures). Sedangkan layanan BES antara lain:

  • FATS (Futures Automated Trading System), yakni sistem perdagangan jarak jauh untuk Pasar Reksadana
  • OTC-FIS (Over The Counter - Fixed Income Service), yakni instrumen perdagangan untuk fixed income
  • SSX-Net (Surabaya Stock Exchange Net), adalah sistem informasi berbasis Internet BES untuk mendukung transparansi pasar modal.
  • IGSYC (Indonesian Government Securities Yield Curve), adalah indikator berbasis analisis statistik untuk memprediksi kejadian ekonomi masa depan.

Referensi

Lihat pula

Pranala luar