Santo Bonifasius (bahasa Latin: Bonifacius) (672 – 5 Juni 754), merupakan seorang misionaris Kristen keturunan Sachsen yang berasal dari Inggris.[1] Sebagai seorang tokoh misionaris, Bonifasius memusatkan misi utamanya memberantas kekafiran di Jerman.[1]
Ia dikenal sebagai Rasul Jerman walaupun ia bukan orang pertama yang mengabarkan Injil di sana.[2]
Riwayat Hidup
Bonifasius dilahirkan dalam keluarga Kristen pada tahun 672.[1] Ia lahir di kota Kirton, Inggris.[2] Nama aslinya adalah Winfred.[1][2] Ia sempat tinggal dan belajar di sebuah biara sebelum akhirnya ditahbiskan sebagai imam pada usia tiga puluh tahun.[1][2] Tahun 723, ia diangkat sebagai uskup dan sejak itulah namanya kemudian berubah menjadi Bonifasius.[1]
Ia meninggal sebagai seorang martir ketika sedang menjalankan misinya di Frisia pada tahun 754.[3]
Saat peristiwa itu terjadi, Bonifasius bersama sejumlah pengikutnya sedang berkemah di lembah sungai Borne sambil menanti kedatangan orang-orang yang hendak menerima sakramen.[4] Akan tetapi, sebaliknya yang datang justru adalah orang-orang yang berniat untuk membunuh Bonifasius beserta seluruh pengikutnya.[2] Tulang kerangka Bonifasius dikumpulkan untuk disimpan di Utrecht tetapi kemudian dipindahkan ke Mainz dan akhirnya disimpan di Fulda.[2]
Karya-karyanya
Bonifasius menjadi begitu terkenal karena tindakan yang dilakukannya di Geismar, Hesse (Jerman Barat).[4][5] Pada waktu itu, penduduk di sana punya kebiasaan menyembah sebuah pohon Ek raksasa yang diyakini mereka sebagai tempat bersemayam dari dewa yang bernama Thor.[4]Thor berarti dewa guntur dan perang.[5] Orang yang tidak menghormati pohon tersebut berarti tidak menghormati dewa Thor.[4] Ini dapat menimbulkan kemarahan sang dewa kepada manusia.[4] Bonifasius kemudian dengan berani menebang pohon itu.[4] Tindakannya tersebut banyak mengundang kemarahan orang-orang.[4][5] Konon, pada saat bonifasius menebang pohon itu, datang angin kencang yang menerjang pohon hingga patah menjadi empat bagian yang sama panjangnya.[2]
Tumbangnya pohon raksasa itu ternyata tidak menimbulkan kemarahan dewa.[4] Melihat peristiwa yang terjadi, orang-orang yang menyaksikan kemudian menjadi banyak yang percaya.[5]
Ia melanjutkan karyanya dengan mendirikan biara-biara di kota Jerman.[3][4] Salah satu yang terkenal adalah biara di Fulda yang hingga kini dikenal sebagai salah satu pusat Kristen Katolik di Jerman Tengah.[4] Pada tahun 723 Bonifasius diangkat menjadi uskup oleh Paus Gregorius II.[4] Sebagai seorang uskup, Bonifasius menjadi semakin bersemangat untuk memperluas kegiatan-kegiatan misinya bagi orang-orang Jerman.[4] Dalam usahanya menyebarkan kekristenan, ia mendaparkan perlindungan dari Raja dari suku Franka yakni Karel Martel yang terkenal hebat dalam bidang militer.[1] Ia membuat berbagai aturan yang harus dipahami oleh siapa saja yang ingin menjadi seorang Kristen.[4] Bersama dengan sahabat-sahabatnya, Bonifasius perlahan-lahan mulai mengajarkan beberapa cara hidup Kristen seperti mengajarkan orang-orang membedakan kebaikan dan kejahatan, tentang penghakiman yang akan datang,dan pentingnya orang melakukan puasa dan memperhatikan sesama dengan memberikan derma kepada orang miskin.[4]