Bolesław II dari Mazovia atau Bolesław II dari Płock (Bahasa Polandia: Bolesław II mazowiecki (płocki); skt. 1253/58[1] – 20 April 1313), merupakan seorang pangeran Polandia yang berasal dari keluarga Wangsa Piast, Adipati Mazovia selama tahun 1262-1275 bersama dengan saudaranya, pemimpin tunggal sejak tahun 1275 di Płock, sejak tahun 1294 memimpin seluruh Mazovia dan Adipati Kraków dan Sandomierz selama tahun 1288-1289.[2] Pada tahun 1310 ia memberikan putra-putranya distrik-distrik Warsawa dan Czersk.
Ia adalah putra sulung Siemowit I dan Pereyaslava,[3] putri Pangeran Danylo Romanovych.
Kehidupan
Masa awal
Tidak ada yang diketahui mengenai tahun-tahun pertama Bolesław II, kecuali bahwa pada tahun 1262 ia tidak bersama dengan ayahandanya dan kakandanya Konrad II selama pengepungan dan pertempuran Jazdów, dimana Siemowit I tewas terbunuh dan Konrad II ditangkap oleh bangsa Lituania. Karena Bolesław II masih terlalu muda untuk memerintah sendiri, ibundanya Pereyaslava, berperan sebagai pemangku takhta, dan sekutu ayahandanya, Bolesław Pobożny, Adipati Polandia Besar, sampai tahun 1264, ketika kakandanya Konrad II dibebaskan dan kembali untuk memerintah.
Adipati Płock
Ketika Bolesław II mencapai usia dewasa pada tahun 1275, ia menuntut kakandanya bagian dari warisan ayahandanya. Ia kemudian menerima bagian barat Mazovia, dengan ibu kotanya di Płock. Namun ia tidak puas dengan pembagian ini, yang dibuktikan di dalam konfliknya yang cukup panjang dengan Konrad II; selama pertarungan ini, Bolesław II tidak sungkan-sungkan meminta bantuan para pembunuh ayahandanya, bangsa Lituania. Hubungan di antara Bolesław II dan Lituania diperkuat pada tahun 1279 ketika ia menikahi Gaudemunda Sofija, putri Adipati Agung Traidenis, yang setelah dibaptis namanya menjadi Sofija.
Sekutu Bolesław II lainnya adalah sepupunya, Władysław yang Pendek, yang saat itu adalah Adipati Kujawy. Peperangan di antara Bolesław II dan Konrad berlangsung selama paruh kedua tahun 1270-an dan paruh pertama tahun 1280-an dan tidak bermanfaat banyak bagi kedua belah pihak, melainkan hanya menyebabkan kehancuran di wilayah Mazovia yang diperluas.
Kematian Leszek II. Berperang untuk Kraków dan Sandomierz
Pada tanggal 30 September 1288 Leszek II Czarny meninggal tanpa keturunan. Sebagian bangsawan lokal yang dipimpin oleh Paweł dari Przemankowo, Uskup Kraków dan Wangsa Topór mendukung kenaikan takhta Bolesław II.
Namun ia bukan satu-satunya calon. Henryk IV Probus, Adipati Wrocław, juga berpartisipasi di dalam tuntutannya. Pada awalnya, tampaknya Bolesław II mampu menguasai Polandia Kecil tanpa hambatan, karena pasukannya pada tahun 1288 menangkap Kraków dan Sandomierz. Namun kemudian pada tahun yang sama ia diusir dari Kraków oleh pasukan Henryk IV Probus, yang berhasil memenangkan kastelan Sulk si Beruang (Bahasa Polandia: Sułk z Niedźwiedzia), yang membuka pintu gerbang Kastil Wawel untuknya. Setelah kemenangan ini, Henryk IV Probus kembali ke Wrocław, dan Bolesław II berhasil tetap tinggal di Sandomierz. Pada awal bulan Februari 1289 pangeran-pangeran Piast, (Henryk III dari Głogów, Przemko dari Ścinawa dan Bolko I dari Opole) menyelenggarakan ekspedisi ke Kraków dengan tujuan untuk menguatkan pemerintahan Henryk IV Probus. Di saat yang sama Bolesław II, yang masih ingin memulihkan Kraków, merencanakan sebuah koalisi dengan Władysław I dan Kazimierz II dari Łęczyca. Tanpa diduga, ia juga menerima dukungan dari kakandanya, Konrad II dan Rus Kiev. Dengan cara ini, Bolesław II mampu mengatur pasukan yang kuat dengan tujuan utamanya merebut kembali wilayah tersebut. Pasukan Henryk IV Probus menarik diri dari Kraków dan pada tanggal 26 Februari berlangsung pertempuran Siewierz, yang berakhir dengan kekalahan sekutu-sekutu Henryk IV; di medan pertempuran, Przemko dari Ścinawa tewas terbunuh dan Bolko I dari Opole ditawan. Setelah pertempuran, Bolesław II menduduki Kraków yang dimasukinya dengan kemenangan penuh pada musim panas tahun 1289. Tak lama kemudian, ia memberi Sandomierz kepada kakandanya, Konrad II seperti yang telah mereka sepakati sebelumnya atas bantuan militernya. Tindakan ini menyebabkan para bangsawan Polandia Kecil marah (yang terbiasa melihat Adipati Kraków memerintah di Sandomierz), yang menolak keras untuk mengakui Bolesław II sebagai pemimpin mereka, dan mengumumkan Władysław I sebagai Adipati Kraków yang baru. Untuk alasan-alasan yang tidak diketahui, Bolesław II menolak untuk berselisih dan mundur ke wilayah-wilayahnya di Płock, dan pada bulan Agustus 1289 Władysław I diusir oleh Henryk IV Probus, yang menjadi pemimpin baru di Kraków dan Sandomierz.[2]
Aspek positif dari perjuangan untuk takhta Kraków ini adalah rekonsiliasi dengan kakandanya, Konrad II.
Persatuan Mazovia dan Tahun-tahun terakhir
Istri Bolesław II, Sofija meninggal pada tahun 1288. Ia menikah untuk yang kedua kalinya dengan Putri Kunegunda dari Bohemia, saudari Vaclav II, Raja Bohemia; pernikahan tersebut berlangsung pada paruh pertama tahun 1291. Berkat ikatan pernikahan ini, Raja Bohemia menetralisasikan tuntutan-tuntutan Adipati Płock atas takhta, terutama ketika ia mampu menaklukkan Kraków pada tahun 1291. Bolesław II juga ingin memperkuat posisinya dengan Vaclav II, sehingga ia tidak ragu-ragu ketika pada tahun 1292 ia membantu saudara iparnya berperang dengan Władysław I.
Hubungan di antara Mazovia dan Bohemia tidak berlangsung lama. Pada tahun 1294 Konrad II meninggal tanpa keturunan, sehingga Bolesław II menjadi pemimpin tunggal di Mazovia. Ia kemudian memutuskan hubungan dengan Kerajaan Bohemia dan membina kembali hubungannya dengan Władysław I.
Pada tahun 1295 Przemysł II menjadi Raja Polandia. Pada tahun berikutnya, setelah pembunuhannya, Bolesław II mendukung Władysław I di dalam perang singkatnya melawan Henryk III dari Głogów atas suksesi di Polandia Besar.
Permusuhan dengan Kerajaan Bohemia memaksa Vaclav II menyerang Mazovia. Meskipun Płock dikepung dan dihancurkan, Bolesław II tidak mengubah arah politiknya, yang dibuktikan dengan penolakannya untuk mengakui Vaclav II sebagai Raja Polandia pada tahun 1300 dan mengabaikan istrinya Kunegunda, yang dikirim kembali ke Praha pada tahun 1302.
Pada awal tahun 1300-an Bolesław II mendirikan kubu Warsaw, yang merugikan pembangunan di sekitar Czersk.
Setelah tahun 1305 Bolesław II tidak lagi hadir di dalam kegiatan politik. Informasi selanjutnya mengenai dirinya berlangsung pada tahun 1310, ketika ia memberikan dua kabupaten terpisah kepada kedua putranya yang paling besar: Siemowit II menerima Warsawa dan Trojden I menerima Czersk. Pada tahun 1311, Borzysław menjadi kanselirnya.[4]
Bolesław II meninggal pada tanggal 20 April 1313 di Wyszogród dan menurut laporan-laporan Jan Długosz, ia dimakamkan di Katedral Płock.[1]
Pernikahan dan Keturunan
Pada tahun 1279 Bolesław II menikah dengan Gaudemunda Sofija (yang dibaptis sebagai Sofija; meninggal tahun 1288), putri Adipati Agung Traidenis dari Lituania.[5] Mereka memiliki tiga orang anak:
- Siemowit II (1283 - 18 Februari 1345).
- Trojden I (1284/86 - 13 Maret 1341).
- Putri [Ana?] (skt. 1288 - setl. 1329), menikah setelah 13 Agustus 1325 dengan Władysław dari Legnica (bercerai seb. 13 Jan 1329).
Pada tahun 1291 Bolesław II menikah untuk yang kedua kalinya dengan Kunegunda (Januari 1265 - 27 November 1321), putri Ottokar II[6] dan saudari Vaclav II, Raja Bohemia, Raja Bohemia; pada tahun 1302 Boleslaw dan Kunegunda bercerai dan ia dipulangkan ke Praha,[6] dimana ia menjadi seorang suster.[6] Mereka memiliki dua orang anak:[6][7]
- Eufrozja (1292/94 – setl. 26 Desember 1327),[6] menikah skt. 1304/09 dengan Władysław dari Oświęcim.
- Wańko (1293/97 – 23 Mei 1336).[6]
Referensi
- ^ a b Bolesław II płocki in poczet.com [retrieved 22 February 2015]
- ^ a b M. Spórna, P. Wierzbicki: Słownik władców Polski i pretendentów do tronu polskiego, Kraków 2003, p. 85, 165, 282, 283 and 451.
- ^ A. Guibourgé-Czetwertyński (Baumgarten I/XI)
- ^ "Archived copy". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-09-27. Diakses tanggal 2009-12-19.
- ^ Robert Frost, The Oxford History of Poland-Lithuania:Vol I, The Making of the Polish-Lithuanian Union, 1385-1569, (Oxford University Press, 2015), 28.
- ^ a b c d e f Alfred Thomas, Reading Women in Late Medieval Europe: Anne of Bohemia and Chaucer’s Female Audience, (Palgrave Macmillan, 2015), 32.
- ^ Older historiography attributed a third child to Bolesław II and Kunigunde, a daughter called Bertha, who became a nun in the Benedictine monastery in Prague (O. Balzer: Genealogia Piastów, Kraków 1895, p. 446); however, recent research showed that Bertha was in fact a dwarf give to Kunigunde by her husband as a servant, who followed her to Prague and joined in the monastery with her (K. Jasiński: Rodowód Piastów mazowieckich, Poznań – Wrocław, pp. 48–49).