Trojden I (1284/86[1] – 13 March 1341), adalah seorang pangeran Polandia yang merupakan anggota keluarga Wangsa Piast, Adipati Czersk sejak tahun 1310, yang memerintah di Warsawa dan Liw sejak tahun 1313, pemangku takhta Płock selama tahun 1336–1340.
Ia merupakan putra kedua Bolesław II dari Płock dan istri pertamanya Gaudemunda, putri Adipati Agung Traidenis dari Lituania. Ia dinamakan seperti kakek dari pihak ibundanya.
Kehidupan
Pada tahun 1310, ketika ayahandanya masih hidup, Trojden I menerima wilayah Czersk. Ketika ayahandanya meninggal pada tahun 1313, ia menerima lebih lanjut wilayah Warsawa dan Liw ke dalam wilayah adipatinya, yang menjadikannya memerintah atas seluruh bagian timur Mazovia. Pembagian ini tidak menyenangkan semua orang dan menimbulkan sebuah perang singkat di antara ketiga bersaudara pada tahun 1316. Selain dari yang disebutkan oleh Roczniku miechowskim, keterangan lengkap mengenai konflik ini tidak diketahui.
Mulanya Trojden I membina hubungan bagus dengan Władysław yang Pendek. Berkat campur tangannya, pada sekitar tahun 1309/10 Trojden I dapat menikahi Maria, putri Yuri I, Raja Halych-Volhynia. Berkat pernikahan ini, pada tahun 1323 wangsa Rurikid di Halych-Volhynia menjadi punah, dan juga berkat bantuan Władysław I, Trojden I dapat menempatkan putra sulungnya Bolesław ke atas takhta, yang mengambil nama Yuri II (untuk menghormati kakek dari pihak ibundanya).
Pada tahun 1325 Trojden I dan Siemowit I mengirim sepucuk surat kepada Paus untuk memutuskan perbatasan timur wilayah mereka yang luasnya sejauh dua mil dari Hrodna (Oppidi quod dictur Grodno, ... a terrarum nostrorum ad duas lencas posit).[2]
Kebijakan agresif yang dikejar oleh Władysław I (yang ingin menyatukan seluruh wilayah Polandia dan Masovia) menjadi ancaman bagi Trojden I dan saudara-saudaranya, terutama ketika Władysław I menyerang dan menjarah Płock sebagai hukuman atas aliansi Adipati Masovia termuda, Wańko dengan Ordo Teutonik. Peristiwa ini menyebabkan Trojden I dan saudara-saudaranya menyimpulkan sebuah perjanjian dengan Ordo Teutonik di Brodnica pada tanggal 2 Januari 1326, yang menimbulkan sebuah konflik singkat dengan Polandia dan sekutunya Lituania.
Pada tahun-tahun berikutnya, Trojden I bersama dengan saudara-saudaranya mencoba untuk manuver di antara Kerajaan Polandia dan Ordo Teutonik. Misalnya, pada tahun 1329 Adipati Masovia mendukung Władysław I secara militer, dan pada tahun 1334 mereka muncul sebagai sekutu-sekutu Grand Master.
Pada tahun 1339 Trojden I sekali lagi dekat dengan Kerajaan Polandia, yang diperintah pada saat itu oleh Kazimierz III dari Polandia. Bukti dari ini adalah kesaksiannya di dalam persidangan Polandia-Teutonik atas perebutan wilayah dari Wangsa Piast. Untuk alasan-alasan yang tidak diketahui, Trojden I tidak menghadiri persidangan itu secara pribadi, melainkan ia mengirim Kanselirnya Gunther untuk mewakilinya.
Pada tahun 1340, putra sulungnya Bolesław (Yuri II) diracuni oleh orang-orangnya sendiri. Trojden I melepaskan hak suksesi putranya di Halych-Volhynia dan menukarnya dengan sejumlah besar uang yang dibayar oleh Kazimierz III.
Trojden I meninggal pada tanggal 13 Maret 1341 dan dimakamkan di sebuah biara Dominikan di Warka yang sekarang telah punah.[3] Pada tahun 1859 jenazahnya dipindahkan ke Gereja Carmel di Warka, berkat inisiatif Piotr Wysocki, karena manifestasi dari nasionalisme Polandia yang berkembang.
Pernikahan dan Keturunan
Pada sekitar tahun 1309/10, Trojden I menikah dengan Maria (seb. 1293 - 11 Januari 1341), putri Yuri I. Mereka memiliki empat orang anak:[4][5]
- Bolesław (Yuri II) (1310 – 21 Maret 1340), menjadi Raja Halych-Volhynia.
- Euphemia (1312 – skt. 11 Januari 1374), menikah dengan Kazimierz I dari Cieszyn.
- Siemowit III (1316/25 – 16 Juni 1381).
- Kazimierz I (1329/31 – 26 November/5 Desember 1355).
Referensi