Boheoja diperkenalkan ke Korea dari Dinasti Song (Tiongkok) semasa era Dinasti Goryeo. Lagu ini pun populer hingga Dinasti Joseon sebagai lagu yang digemari kaum literati dan istana. Karena asalnya yang dari Tiongkok, musik ini dikategorikan sebagai Dangak (唐樂) atau "Musik Tiongkok".
Dikategorikan ke dalam kelas sa (詩, "shi"; puisi) musik ini dimainkan bersama dengan nyanyian syair atau puisi.[1] Masuknya musik ini bersamaan dengan sebuah repertoar Tiongkok lain, yaitu Nakyangchun ("Musim Semi di Loyang").[1] Kedua repertoar ini sampai sekarang masih dilestarikan permainannya di Korea, namun sudah punah di negeri asalnya.[1] Namun demikian, musik dari luar ini perlahan diasimilasikan menjadi khas Korea.
Boheoja pertama kali ditulis dalam buku musik untuk geomungo berjudul Geumhapjabo tahun 1572.[2] Banyak buku musik lainnya pada era Joseon juga memuat lagu dan musik Boheoja seperti Sinjeung Geumbo (1680), Hangeum Sinbo (1724), Eoeunbo (1779) dan Samjuk Geumbo (1841).[2] Boheoja yang kini bertahan dan dimainkan adalah versi yang dikembangkan dari buku musik Samjuk Geumbo terbitan tahun 1841 (abad ke-19).[2]
Musik ini memiliki irama lambat, pada masa lalu dimainkan pada saat pesta-pesta di istana. Berdasarkan tulisan dalam Goryeosa, Boheoja awalnya dimainkan untuk mengiringi tarian Oyangseon ("tari lima bidadari").[1]
Terdapat 2 versi Boheoja. Pertama untuk orkestra alat musik tiup dan alat musik senar yang dinamakan Boheosa. Boheosa adalah versi asli yang tersusun dari 7 stanza (bait) dan 82 baris syair. Versi kedua adalah Boheoja yang sudah dipersingkat menjadi 3 stanza dan 29 baris syair.
Alat-alat musik yang dimainkan dalam orkestra antara lain dangpiri (suling buluh Tiongkok), daegeum (suling bambu besar), dangjeok (suling kecil Tiongkok), haegeum (rebab bersenar dua), janggu (genderang panjang), jwago (genderang duduk), ajaeng (kecapi gesek), pyeonjong (lonceng metal) dan pyeongyeong (lonceng batu).
Versi daur ulang
Pada era modern, versi instrumental Boheoja banyak didaur ulang oleh musisi di Korea Selatan, antara lain dipadukan dengan permainan alat musik modern seperti piano dan biola.
Versi fusi:
Oleh violinis Siyeon Ryu dalam album Reminiscence (2014).[3]
Boheoja berarti : "Berjalan di Udara", menurut sejarawan berkaitan dengan tema Taoisme.[5] Liriknya mengandung arti doa bagi kemakmuran dan kedamaian bangsa.[5]