Bodesari, Plumbon, Cirebon
Kondisi Desa Desa Bodesari adalah salah satu dari 15 (lima belas) desa yang ada di Kecamatan Plumbon dan merupakan desa dari hasil pemekaran Desa Bode Lor pada tahun 1982. Jarak tempuh atau orbitasi Desa Bodesari, Jarak ke Ibu Kota Kecamatan ± 3 Km. Jarak ke Ibu Kota Kabupaten ± 10 Km Jarak ke Ibu Kota Propinsi ± 119 KM. Terletak di wilayah Utara Ibu kota Kabupaten. Secara administratif, wilayah Desa Bodesari memiliki batas sebagai berikut: Sebelah Utara: Desa Gombang dan Desa Tegalwangi Sebelah Selatan: Desa Bode Lor,Desa Kertasari dan Desa Marikangen Sebelah Timur: Desa Tegalwangi dan Desa Bode Lor Sebelah Barat: Desa Kertasari, Desa Marikangen dan Desa Gombang Desa Bodesari termasuk daerah dataran rendah dengan ketinggian ± 14 M dpl. Curah Hujan rata –rata ± 2.000 Mm. Suhu udara rata – rata berkisar 32 °C. Luas wilayah desa ± 127,8219 Ha yang terdiri dari Luas persawahan 65 Ha, Luas Pemukiman 55,6 Ha, Luas kuburan 1,8033 Ha, Luas Perkantoran 0,156 Ha, Luas prasarana umum lainnya 5,35 Ha. Sebagaimana wilayah tropis, Desa Bodesari mengalami musim kemarau dan musim penghujan dalam tiap tahunnya. dengan Jarak pusat desa dengan ibu kota kabupaten yang dapat ditempuh melalui perjalanan kurang lebih 8 km. Kondisi prasarana jalan poros desa yang masih berupa jalan konstruksi lapen dengan kondisi yang butuh perbaikan Sedangkan jarak pusat desa dengan ibu kota kecamatan yang dapat ditempuh melalui perjalanan 3 km. Desa Bodesari merupakan wilyah Industri Furnitur dari Rotan hal ini didukung oleh kondisi wilayah desa Bodesari yang termasuk jalur Utama menuju Jakarta. Berdasarkan kondisi desa ini maka akan dijabarkan permasalahan, potensi, hingga daftar Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) yang diprogramkan untuk 6 (enam) tahun. Sejarah Desa Desa Bodesari merupakan salah satu Desa yang terdapat di Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon. Kebanyakan dari penduduk desa Bodesari adalah bermata pencaharian sebagai wiraswasta yang bergelut dalam bidang industri rotan, walaupun ada sebagian kecil yang bertani. Dalam perkembangannya Desa Bodesari adalah hasil pemekaran dari Desa Bode yaitu menjadi Desa Bodelor dan Desa Bodesari, yang keduanya masih berada di bawah cakupan Kecamatan Plumbon. Tercatatnya dalam sejarah, penduduk Desa Bodesari dahulunya mayoritas bermata pencaharian bertani, walaupun ada sebagian kecil menekuni bidang sandang (tenun dan Kain). Karena Desa Bodesari yang letak geografisnya berdekatan dengan Desa Tegalwangi yang nota bene adalah Desa industri, akhirnya Desa Bodesari menyesuaikan diri dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Mulailah satu persatu penduduk Desa Bodesari belajar tentang kerajinan rotan, dan mulai saat itu dirasakan ada perubahan dalam kehidupan. Karena berwiraswasta dalam bidang kerajinan rotan dianggap menguntungkan dan bias mencukupi kebutuhan hidup bila dibandingkan dengan bertani maka lambat laun, perlahan tapi pasti masyarakat Desa Bodesari mayoritas lebih memilih menekuni sebagai seorang wiraswasta kerajinan rotan, yang pada akhirnya sampai dengan saat sekarang penduduk Desa Bodesari kebanyakan adalah seorang pengrajin rotan. Asal Muasal Dinamakan Bode Dalam meneliti/melacak tentang sejarah Desa Bode, penulis mendapatkan dua versi dari dua Narasumber yang berbeda. Namun keduanya dapat ditarik benang merahnya, yaitu sama-sama mengacu pada maksud yang sama. Kedua versi tersebut adalah: Versi K.H. Kariem Menurut penuturan K.H. Kariem bahwa, Desa Bode pada zaman dahulu penduduknya mayoritas adalah petani. Sebagaimana pada umumnya daerah-daerah yang lain, Desa Bode juga mempunyai seorang Penggeden Desa. Menurut K.H. Kariem Desa Bode seorang Penggede-nya adalah seorang wanita atau sering disebut Nyi Gede Bode.Nyi Gede Bode yang pada waktu itu sedang kasmaran dengan seorang jejaka yaitu Ki Gede Kaliwulu (sekarang Desa Kaliwulu, Kec. Weru – Pen) sangat mendambakan untuk bisa menjalin rumah tangga. Namun entah karena sebab apa, hubungan keduanya kurang berjalan lancar. Karena begitu kasmarannya Nyi Gede Bode pada Ki Gede Kaliwulu, Nyi Gede Bode menyamar/ berubah wujud menjadi Kebo Gede dengan maksud agar dapat bertemu, berdekatan dan dipegang olek Ki Gede Kaliwulu yang kesehariannya sebagai petani yang biasa membajak sawah dengan menggunakan weluku. Atas peristiwa tersebut, berubahnya Nyi Gede Bode menjadi Kebo Gede pada akhirnya lidah orang gampang mengucapkan Kebo Gede diambil belakangnya saja menjadi Bode. Yang akhirnya dijadikan sebagai sebuah nama Desa. Bukti sejarah yang sampai sekarang dapat disaksikan adalah dua buah kuburan tua yang sekarang menyatu dalam satu pagar yaitu kuburan Ki Gede Kaliwulu dan Nyi Gede Bode yang terletak di pekuburan Masjid Kramat Kaliwulu Kecamatan Weru. Selain itu juga ada bukti lain yaitu sebuah sumur tua yang dulunya digunakan oleh Nyi Gede Bode dan Ki Gede Kaliwulu yang terletak di tengah sawah yang sekarang telah dibangun perumuhan Kaliwulu Indah. Versi K. Hawari
Adapun adat istiadat yang masih melekat dan dipelihara adalah: 1. Nujuh Bulanan 2. Tahlilan Kifayah 3. Sedekah Bumi 4. Bebarik 5. Tahlilan setiap Jum’at Kliwon Untuk urutan yang menjadi pimpinan di Desa Bodesari dari Ki Sayu hingga sekarang adalah sbb: SILSILAH URUTAN KUWU DI DESA BODESARI 1. Pj. WARI 1982 – 1984 2. MARSAN 1984 – 1994 3. Pj. SUPARTO 1994 – 1995 4. MARSAN 1995 – 2003 5. MOCH. BUANG 2003 – 2013 6. Pj. YANTO 2013 – 2014 7. Pj. SURANTO 2014 – 2014 8. NURYADI (PENJABAT KUWU) 2014 – 2015 9. SURANTO 2016 – Sekarang Pranala luar |