Binah (berarti " memahami/pemahaman "; Hebrew/bahasa Ibrani: בִּינָה </link> Bīnā ) merupakan sefira ke tiga dalam Tree of Life kabbalah. Binah duduk pada level dibawah Keter (dalam konfigurasi sefira), berseberangan dengan chochmah dan tepat di atas Gevurah. sefira ini biasanya diberi 4 jalan; dari Keter, Chochmah, ke Gevurah dan Tiferet.[1]
Binah diasosiasikan dengan warna hitam. [2]
Deskripsi
Berdasarkan buku Bahir:[3]
"The third (utterance): quarry of the Torah, treasury of wisdom, quarry of God's spirit, hewn out by the spirit of God. This teaches that God hewed out all the letters of the Torah, engraving them with the Spirit, casting His forms within it".
"yang ketiga (dikatakan): tambang Taurat, harta wisdom/kebijaksanaan, tambang spirit Tuhan, digali oleh spirit tuhan. Hal ini mengajarkan bahwa Tuhan menggali untuk mengeluarkan semua huruf dalam Taurat, mengukirnya dengan Spirit, meng-casting bentuk-Nya di dalamnya.
Binah merupakan 'pemahaman intuitif', atau 'kontemplasi'. Hal ini seperti 'palace of mirror' yang memantulkan point/titik murni cahaya Chokhmah, wisdom/kebijaksanaan, meningkatkan dan melipat gandakannya dengan cara yang sangat beragam, infinite.[3] Dalam metaphor ini, Binah seperti “tambang” yang di gali oleh cahaya wisdom. Hal ini juga di deskripsikan seperti rahim yang memberi bentuk ke Spirit of God. Pada level psikologi, Binah adalah “wisdom yang terproses” juga dikenal dengan deductive reasoning. Hal ini merupakan davar mitoch davar - "understanding one idea from another idea" (memahami suatu ide dari ide lain). Jikalau Chokmah mempresentasikan intelektual yang tidak berasal dari rational process (apakah itu inspirasi atau pikiran). Binah membentuk rational process dalam diri seseorang, yakni untuk mengembangkan ide secara penuh.[4]
Binah diasosiasikan dengan aspek feminine dari divinity. Buku bahir menyebutkan : "For you shall call Understanding a Mother" (Bahir 75)[5] (untuk mu akan memanggil Understanding seorang Ibu”). Teks Jewish Classical menjelaskan lebih lanjut bahwa "Binah yeterah natun l'nashim" ("an extra measure of Binah was given to women").[6]
Binah memiliki dua partzufim dalam bentuk terartikulasi penuh. Yang lebih tinggi adalah Imma Ila'ah ("the higher mother"), dan yang bawah adalah tevunah ("comprehension"). Dua partzufim tersebut apabila di gabung adalah Imma ("the mother").[7]
Kualitas
Warna
Binah mempunyai warna hitam (meskipun ada teks yang menyebutkan berwarna lain), mempresentasikan kedalaman, misteri dan menyembunyikan potensi pemahaman. Hitam di dalam konteks ini menyimbolkan menyerap semua warna, merefleksikan peran Binah dalam menerima dan membentuk kemurnian, membentuk cahaya murni Chokmah kedalam bentuk yang terstruktur dan dapat dipahami. Pengasosiasian seperti ini menunjukkan fungsi Binah sebagai rahim dari penciptaan, dimana bentuk mentah wisdom di transformasikan menjadi konsep yang jelas dan dapat dipahami.[8][9][10]
Etika
Berdasarkan Moses ben Jacob Cordovero dalam The Palm Tree of Devorah, kualitas etik yang diasosiasikan dengan Binah adalah tobat secara penuh dan koreksi kesalahan : "Just as Binah sweetens all severities and neutralizes their bitterness, one should repent and rectify all flaws" (sama seperti Binah yang memaniskan semua kesakitan dan menetralkan kepahitan, seseorang seharusnya bertobat dan mengoreksi semua kesalahan). Proses ini melibatkan instropeksi yang dalam, pengetahuan kesalahan diri, dan ke-tulusan untuk memperbaiki diri. Dengan melakukan ini, seseorang dapat menyamai kualitas pengasuhan dan transformasi dari Binah, membawa wisdom dan pemahaman kedalam setiap aspek kehidupan.[11]
Aplikasi dalam kehidupan
Binah adalah kunci dari aspek pemahaman dari Kabbalistic, dan mempunyai beberapa aplikasi di spiritual practice dan personal development.
Praktisi dari Kabbalah sering menggunakan Binah dalam meditation untuk meningkatkan pemahaman dan insight. Praktek meditasi yang focus pada Binah melibatkan kontemplasi suatu interconnectedness dari semua hal dan yang ada di belakang struktur universe. Dengan meditasi di Binah, seorang individu dapat menanam intuisi yang lebih dalam dan kemampuan mempersepsikan divine wisdom yang ada dalam segala aspek kehidupan. Sumber seperti Aryeh Kaplan pada Jewish meditation memberikan teknik dan pendekatan yang detil.[12][9][13]
Pada level psikologi, Binah mempresentasikan pemahaman atau deductive reasoning. Hal ini membuat seseorang untuk mengambangkan rational thinking mereka dan kemampuan problem solving. Dengan Binah, seseorang dapat meningkatkan kapasitas davar mitoch davar-“ understanding one idea from another” (memahami suatu ide dari ide lain). Proses ini merupakan fundamental belajar, critical thinking dan perkembangan diri. Program edukasi yang mengintegrasikan prinsip Kabbalistik sering menekankan kepada perkembangan Binah untuk membesarkan cognitive dan emotional intelligence.[14]
Binah berhubungan kuat dengan feminine aspek dari divinity. Hal ini sering digunakan dalam praktek spiritual yang menghargai dan mengembangkan kualitas feminine dari pemahaman, pengasuhan dan intuisi. Grup spiritual wanita tertentu, terkadang focus pada binah untuk meng-eksplore dan mendalamkan koneksi dengan kualitas ini. Konsep dari Binah yeterah natun l'nashim ("an extra measure of Binah was given to women") menggaris bawahi ke-signifikan-an dari feminine spirituality. Teks seperti The Hebrew Goddess oleh Raphael Patai meng-eksplore tema ini secara mendalam.[15]
Di dalam creative endeavors, Binah memainkan peran krusial sebagai sephirah yang me-transform ide abstrak (Chokmah) ke dalam bentuk konkrit. Artis, penulis dan orang kreatif yang lain mungkin menarik energi dari Binah untuk membawa inspirasi menjadi sesuatu yang berbuah. Hal ini melibatkan tidak hanya percikan pertama dari kreatifitas tetapi juga pengembangan struktur dan pemurnian ide menjadi karya nyata. Resources dalam kreativitas Kabbalistic, seperti Melinda Ribner's Kabbalah Month by Month, memberikan insight ke dalam memanfaatkan Binah untuk pengekspresian artistic.[16]
Binah berhubungan dengan pemahaman dan pengasuhan dan juga untuk praktek penyembuhan. Dalam penyembuhan Kabbalistic, energi Binah digunakan untuk membuat kejernihan mental dan keseimbangan emosional. Terapis dan penyembuh mungkin memasukkan Binah ke dalam praktek mereka untuk membantu klien memroses emotions dan pikiran yang komplek, mengarahkan ke peningkatan self-awareness dan penyembuhan. Buku Kabbalistic Healing: A Path to an Awakened Soul by Jason Shulman memberikan panduan praktis dalam memadukan Binah ke dalam praktik therapeutic.
Dalam Western esotericism
Di dalam Western esotericism, Binah dilihat sebagai yang menyalurkan kekuatan mentah Chokmah ke berbagai bentuk penciptaan. Transformasi dari Binah ini adalah suatu yang krusial dalam membentuk energi dari chokmah yang chaotic dan tak terbentuk ke dalam suatu bentuk yang terstruktur dan dapat dipahami. Peran Binah dalam proses ini menggaris bawahi pentingnya pemahaman macrocosmic dan microcosmic penciptaan dan perwujudannya.[17]
Nama Tuhan yang berhubungan dengan Binah dalam tradisi Western esoteric adalah Jehovah Elohim. archangel yang ada di Binah adalah Tzaphkiel dan order of angel yang tinggal di sini adalah Aralim (the Thrones, indo:Tahta ). Planet Saturn juga di hubungkan dengan Binah yang merefleksikan sifat struktur, disiplin dan limitasi.[18][19]
Binah terkait dengan Yoni, Rahim, dan kartu Priestess dalam occult tarot. Hubungan ini menekankan peran Binah dalam pengasuhan dan memberi hidup baru dan juga hubungan dengan secret wisdom dan feminine divine.[20] Aleister Crowley's Liber 777 menghubungkan hal ini dengan Isis, Cybele, Demeter, Rhea, Woman, The Virgin Mary, Juno, Hecate dan "threes" dalam Tarot.[18]
Kebalikan divinity atau qlippoth (Kotoran atau alam demonic) dari Binah adalah order demonic dari Sathariel.[18] Hal ini mempresentasikan shadow atau bayangan dari aspek Binah dimana potensi dari pemahaman dan struktur dapat menjadi kaku dan menindas, mengarah ke kurang kasihan dan flexibilitas.
Paths
Jalur yang menghubungkan Binah dengan sefirot yang lain dalam Kabbalistic Tree of Life menandai peran transformative. Jalur dari Keter ke Binah, dipresentasikan oleh The Magician dalam Tarot, yang menyimbolkan turunnya divine “will” ke pemahaman terstruktur.[21] Jalur dari Chokmah ke Binah berhubungan dengan The Empress (permaisuri), menunjukkan sifat mangasuh dan wisdom yang tidak terbatas ke dalam pengetahuan terstruktur.[22] Jalur dari Binah ke Gevurah, disimbolkan dengan Chariot (kereta perang), mempresentasikan aplikasi dari kedisiplinan berdasarkan pemahaman.[23] Yang terahir, jalur Binah ke Tiphareth, diasosiasikan dengan The Lovers (pe-cinta) melibatkan penggabungan dari pemahaman menjadi ekspresi yang harmonis.[24] Jalur-jalur ini mengilustrasikan berbagai peran Binah.
References
- ^ Israel Regardie (1999). A garden of Pomegranates (3rd ed.). Llewellyn Worldwide. hlm. 43–45,68,70,74–75. ISBN 978-1-56718-141-8.
- ^ Scanlon, Shawn Martin (8 August 2012). The Color of Binah is Black. Everything you want to know about Magick. Llewellyn Worldwide. ISBN 9780738733746.
- ^ a b Arthur Green. A guide to the Zohar
- ^ Kaplan, Aryeh (1997). Sefer Yetzirah: The Book of Creation. Weiser Books. ISBN 978-0-87728-855-8.
- ^ The Bahir. Translated by Aryeh Kaplan. Aronson. 1995. ISBN 1-56821-383-2.
- ^ Talmud, Niddah 45b
- ^ Scholem, Gershom (1995). Major Trends in Jewish Mysticism. New York: Schocken Books. ISBN 978-0-8052-1042-2.
- ^ Scholem, Gershom (1974). Kabbalah. Quadrangle/New York Times Book Company. ISBN 978-0-8129-0352-2.
- ^ a b Kaplan, Aryeh (1995). Meditation and Kabbalah. Jason Aronson. ISBN 978-1-56821-381-1.
- ^ Kaplan, Aryeh (1997). Sefer Yetzirah: The Book of Creation. Weiser Books. ISBN 978-0-87728-855-8.
- ^ Cordovero, Moshe (1993). The Palm Tree of Devorah. Translated by Moshe Miller. Targum Press. ISBN 1-56871-027-5.
- ^ Kaplan, Aryeh (1988). Meditation and the Bible. S. Weiser. ISBN 978-0-87728-617-2.
- ^ Kaplan, Aryeh (2011). Jewish Meditation: A Practical Guide. Knopf Doubleday Publishing Group. ISBN 978-0-307-76111-8.
- ^ Halevi, Z'ev ben Shimon (1992). Psychology and Kabbalah. Red Wheel/Weiser. ISBN 978-0-87728-529-8.
- ^ Patai, Raphael (1990). The Hebrew Goddess. Wayne State University Press. ISBN 978-0-8143-2271-0.
- ^ Ribner, Melinda (2002). Kabbalah Month by Month: A Year of Spiritual Practice and Personal Transformation. Wiley. ISBN 978-0-7879-6152-7.
- ^ Waite, Arthur Edward (2005). The Pictorial Key to the Tarot (78 plates ed.). Mineola, NY: Dover Publications. ISBN 0-486-44255-1. OCLC 57549699.p.68.
- ^ a b c Crowley, Aleister (1986). 777 and other Qabalistic writings of Aleister Crowley. York Beach, Maine: Samuel Weiser. ISBN 0-87728-670-1.
- ^ Waite, Arthur Edward (2005). The Pictorial Key to the Tarot (78 plates ed.). Mineola, NY: Dover Publications. ISBN 0-486-44255-1. OCLC 57549699.
- ^ Waite, Arthur Edward (2005). The Pictorial Key to the Tarot (78 plates ed.). Mineola, NY: Dover Publications. ISBN 0-486-44255-1. OCLC 57549699.
- ^ Pollack, Rachel (1980). Seventy Eight Degrees of Wisdom: A Book of Tarot. Aquarian Press. ISBN 978-0-85030-220-2.
- ^ Crowley, Aleister (1969) [1944]. The Book of Thoth: A Short Essay on the Tarot of the Egyptians. Illustrated by Lady Frieda Harris (reprint ed.). New York: Samuel Weiser.
- ^ Wang, Robert (1987). The Qabalistic Tarot: A Textbook of Mystical Philosophy. S. Weiser. ISBN 978-0-87728-672-1.
- ^ Pollack, Rachel (1980). Seventy Eight Degrees of Wisdom: A Book of Tarot. Aquarian Press. ISBN 978-0-85030-220-2.