Artikel ini berisi daftar yang lebih baik ditulis dalam bentuk prosa. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengubah artikel ini ke dalam bentuk prosa, jika sesuai. (Juni 2022)
Bima Arya Sugiarto (lahir 17 Desember 1972) adalah seorang akademisi yang terjun menjadi politisi. Bima Arya terpilih sebagai Wali Kota Bogor dua periode (7 April 2014 - 7 April 2019 & 20 April 2019 - 20 April 2024).
Usai meraih gelar doktor, Bima kembali ke Jakarta dan aktif mengajar di Universitas Paramadina. Selain, Penyandang gelar Doktor Ilmu Politik dari Australian National University ini juga merupakan pendiri Charta Politika Indonesia, salah satu konsultan politik terbaik di Indonesia. [1]Di lembaga itu, Bima pernah memegang jabatan sebagai direktur eksekutif (2008–2010) dan komisaris (2010).
Setelah menjajaki karier di bidang pendidikan dan politik, Bima mulai terjun ke dunia politik dan bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN). Bima mencalonkan diri sebagai Wali Kota Bogor berpasangan dengan Usmar Hariman pada 2013. Bima bersama Usmar kemudian dilantik menjadi Wali Kota Bogor pada 7 April 2014 di Gedung DPRD Kota Bogor.
Pada Pilkada 2018, Bima kembali mencalonkan diri sebagai wali kota bersama Dedie A Rachim, mantan Direktur Pembinaan Jaringan dan Kerja Sama Antar Komisi dan Instansi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dalam pilkada tersebut, Bima dan Dedie berhasil memenangi pilkada dengan perolehan 215.708 suara atau 43,64 persen suara.
Selain itu, Bima Arya juga terpilih secara aklamasi menggantikan Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany sebagai Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia atau Apeksi dalam Musyawarah Nasional VI Apeksi di Jakarta Februari 2021. Saat ini menjabat sebagai Ketua DPP Partai Amanat Nasional.
Kehidupan awal
Bima merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Bima putra dari Brigjen. Pol (Purn), Toni Sugiarto seorang perwira polisi kelahiran Majalengka, Jawa Barat yang pernah menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi ABRI dan pernah aktif menjadi pembina berbagai organisasi kemasyarakatan[2].Sang Ayah juga dikenal sebagai tokoh masyarakat Bogor dan salah satu pendiri Paguyuban Bogoriensis. Sedangkan sang Ibu pernah menjadi Runner-up I Ratu Pariwisata Jawa Barat dan meraih juara dua Ratu Indonesia di tahun 1971. Nama sang ibu, Melinda Susilarini merupakan pemberian langsung dari Bung Karno. Pada saat zaman Presiden Soekarno, sang kakek yang bernama Barna Muhammad merupakan Kepala Rumah Tangga Istana Bogor.
Bima menamatkan pendidikan sekolah dasar di SDN Polisi IV Bogor di tahun 1985. Saat menempuh pendidikan sekolah dasar, Bima beberapa kali pindah sekolah karena mengikuti sang Ayah berpindah-pindah tugas ke berbagai kota. Kemudian melanjutkan SMPN 1 Bogor dan lulus tahun 1988. Kemudian melanjutkan pendidikan ke SMAN 1 Bogor, salah satu sekolah menengah favorit di Kota Bogor.
Setelah menamatkan SMA pada tahun 1991, Bima melanjutkan pendidikan di Universitas Katolik Parahyangan, jurusan Hubungan Internasional. Bima Arya terlibat banyak organisasi dan himpunan mahasiswa. Jiwa kepemimpinanannya mulai tumbuh saat terlibat ia aktif di organisasi kemahasiswaan di kampus tersebut. Setelah lulus dari Unpar, Bima melanjutkan studinya di Monash University, Melbourne dan meraih gelar Master of Arts pada tahun 1998.
Pada tahun 1998, Bima pulang ke tanah air menjadi dosen muda di Universitas Parahyangan dengan mata kuliah yaitu Studi Pembangunan Negara Berkembang. Pada tahun 2001, Bima menjadi asisten Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Universitas Paramadina sekaligus menjadi dosen. Tahun 2002, dia mendapat beasiswa dari pemerintah Australia untuk menempuh program doktor ilmu politik di Australian National University Canberra Australia. Ia meraih Doktor Ilmu Politik dari kampus tersebut pada tahun 2008.
Bima Arya menikah dengan Yane Ardian, seorang gadis Bogor yang tinggal di Gang Aut, salah satu tempat kuliner legendaris di Kota Bogor. Buah pernikahannya dengan Yane, ia dikaruniai seorang putri dan seorang putra yang bernama Kinaura Maisha (Kin) dan Kenatra Mahesha (Ken).
2023 : Workshop, World Health City Forum Songdo Conventio, Republik Korea
2023 : Workshop, Paris International Forum To End Plastic Pollution in Cities, Perancis
2023 : Kursus Pemantapan Pimpinan Daerah (KPPD) angkatan 1 Lemhanas RI, Lee Kuan Yew School of Public Policy, Singapura
2019 : Rising Fellowship Programme (RFP), Singapura
2018 : Workshop, International Monetary Fund (IMF), World Bank, Westin Hotel Nusa Dua, Bali
2015 : Workshop, Low Emission Development Strategies Pathways to Low Emission, Green, and Inclusive Urban Economy, ICLEI World Congress, Seoul, Korea Selatan
2015 : Workshop, Urban Low Emission Development And North-South Cooperation, KTT UNFCCC COP21, Paris, Perancis
2015 : Kursus Pemantapan Pimpinan Daerah (KPPD), Lemhanas, Jakarta
2015 : American Council For Young Political Leader, Washington
2012 : Workshop, Pemimpin Politik Se- Asia Tenggara, Centre For Democratic Institution Canberra
Karier
Wali Kota Bogor
Pada masa kepemimpinannya, Kota Bogor meraih 384 penghargaan baik nasional maupun internasional. Kota Bogor berhasil merebut kembali Piala Adipura 2 kali berturut - turut setelah lepas selama 28 tahun[3] dan dinobatkan sebagai kota paling toleran ke-3 se Indonesia.[4]
Pada 2020 Bima Arya dinobatkan sebagai Best Goverment Official pada ajang Penghargaan People Of The Year Metro TV[5]. Di akhir masa jabatannya, Survey dari Indonesia Indikator mencatatkan tingkat kepuasan publik yang sangat tinggi di angka 82%.[6]
Bima Arya memiliki jam terbang panjang dalam organisasi. Semasa kuliah di Australia, Bima terpilih sebagai Presiden PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) Australia.[7] Ketika menjadi Wali Kota Bima dipercaya sebagai Ketua Asosiasi Pemerintahan Kota Seluruh Indonesia[8], Ketua Jaringan Kota Pusaka Indonesia [9]dan Ketua Umum Asosiasi Lari Trail Indonesia[10]. Dalam lingkup Internasional, Bima terpilih sebagai Chairman APCAT, Asia Pasific Mayor Alliance for Tobacco Control.[11]