BhaktapurBhaktapur adalah salah satu kota kerajaan yang terletak di Lembah Kathmandu, Nepal. Kota ini dikenal sebagai 'Kota Kebudayaan', 'Warisan Hidup', dan 'Kota Pemuja' karena terdapat banyak pagoda, monumen, dan arsitektur bangunan suci terbaik di Nepal. Sejak tahun 1979, Bhaktapur Durbar Square yang terletak di dalam kota dijadikan Situs Warisan Dunia oleh UNESCO.[1][2] SejarahBhaktapur sempat dijadikan ibu kota Nepal pada abad ke-12 hingga ke-15. Kota ini memiliki luas 688 km2 (266 sq mi) dan terletak di ketinggian 1.401 meter di atas permukaan laut. Menurut sejarah, kota ini didirkan oleh Raja Ananda Malla dan merupakan ibu kota Kerjaan Malla hingga abad ke-18. Ketiga pemimpin terakhir dari Kerjaan Malla berperan besar dalam membangun berbagai istana dan kuil di Lapangan Durbar. Pada tahun 1744, Bhaktapur disatukan dengan Kathmandu dan Patan di bawah satu penguasa baru yang bernama Prithvi Narayan Shah. Kota ini sempat mengalami kerusakan parah ketika terjadi gempa bumi besar pada tahun 1934 yang menghancurkan lebih dari 2000 rumah dan menewaskan lebih dari 1000 orang. Berbagai upaya restorasi dilakukan, termasuk upaya yang didanai oleh Jerman Barat pada akhir 1980-an dan Amerika Serikat pada akhir 1990-an. [1][2] DemografiPopulasi penduduk Bhaktapur mencapai 225.000 orang dengan pendapatan utama berasal dari pertanian dan pariwisata. Hasil pertanian utama di kota ini meliputi padi, jagung, gandum, jambu, pear, kembang kol, timun, labu, kacang polong, jawawut, dan kacang-kacangan. Sebagian besar penduduk (92%) beragama Hindu dan sebagian kecil (7%) menganut ajaran Buddhis. Penduduk Bhaktapur menggunakan bahasa Bhadgaon dan Kwopa untuk percakapan sehari-hari.[2] KebudayaanBerbagai festival kebudayaan dan keagamaan berlangsung sepanjang tahun di Bhaktapur untuk menghormati dewa-dewi dan mengenang sejarah. Beberapa festival besar adalah Dashain, Tihar, dan Bisket Jatra. Dashain merupakan festival terpanjang setiap tahunnya yang berlangsung selama 15 hari pada bulan September/Oktober untuk menghormati Dewi Durga. Penduduk yang merayakan memberikan sesembahan selama festival berlangsung, termasuk menyembelih ribuan hewan. Tihar adalah festival cahaya untuk menghormati Laksmi, Dewi Kemakmuran pada bulan Oktober. Penduduk setempat akan menerangi rumahnya dengan lampu minyak, lilin, dan cahaya lainnya untuk mengundang Dewi Laksmi masuk ke tempat mereka. Bisket Jatra adalah perayaan tahun baru Nepal yang dilangsungkan pada bulan April. Perayaan ini biasanya diisi dengan piknik dan acara pribadi bersama keluarga dan kerabat terdekat.[2] Referensi
|