Selama perang, kota ini hancur seluruhnya dan tanahnya tidak ditempati setelah memutuskan untuk tidak membangun kembali. Situs komune dipertahankan sebagai saksi perang dan ditetapkan sebagai "desa yang mati untuk Prancis" (« village mort pour la France »). Komune ini dikelola oleh sebuah dewan kotamadya beranggotakan tiga orang yang ditunjuk oleh préfet dari département Meuse.