BESIX Group adalah sebuah perusahaan konstruksi yang berkantor pusat di Brussels,[1] dan merupakan salah satu kontraktor internasional terkemuka di dunia, berdasarkan pemeringkatan dari ENR.[2] Aktif sejak tahun 1909, BESIX beroperasi di Eropa, Timur Tengah, Oseania, Afrika, Amerika Utara, dan Asia.[3]
Pada tahun 2019, BESIX mencatatkan pendapatan sebesar 3,33 milyar euro dan mempekerjakan 14.000 orang di seluruh dunia.[11]
Informasi umum
Aktivitas: BESIX beroperasi di sebagian besar sektor konstruksi,[12] mulai dari bangunan, kelautan, instalasi lingkungan (air & limbah), fasilitas olahraga dan hiburan, fasilitas umum, serta infrastruktur.[13] Selain konstruksi, BESIX juga aktif dalam pengembangan lahan yasan, terutama di Eropa Barat, serta mengelola konsesi melalui kemitraan pemerintah swasta di Eropa dan Timur Tengah.[14]
Anak usaha: Anak perusahaan BESIX meliputi Six Construct di Timur Tengah, BESIX Watpac di Australia, serta BESIX Infra, Cobelba, Jacques Delens, Vanhout, Wust, Lux TP, Franki Foundations, Socogetra, dan Van den Berg di Eropa.[15]
Kepemilikan saham: 50% saham BESIX dipegang oleh masyarakat Belgia, sementara sisanya dipegang oleh Orascom.[14] Chairman dari Dewan Direksi BESIX adalah Johan Beerlandt, sementara CEO BESIX adalah Rik Vandenberghe, yang mana keduanya adalah warga negara Belgia.[16]
BESIX Group didirikan pada tahun 1909 oleh keluarga Stulemeijer dengan nama Société Belge des Bétons (SBB).[22] Pasca Perang Dunia I, SBB berpartisipasi dalam rekonstruksi pelabuhan dan saluran air di Belgia yang hancur akibat perang.[23]
Pada tahun 1920, SBB mengembangkan bisnis konstruksinya ke sejumlah negara di Eropa, terutama Prancis dan Spanyol, lalu ke Afrika mulai akhir dekade 1940-an.[24]
Pada tahun 1966, SBB membentuk anak usaha bernama Six Construct, untuk menangani proyek besar di Timur Tengah. Melalui Six Construct, BESIX pun menjadi pendorong pengembangan Semenanjung Arab, terutama di Uni Emirat Arab dan Qatar.[25]
Pada tahun 1988, SBB berekspansi ke bisnis pengembangan lahan yasan.[26] Bisnis tersebut pun berkembang pesat di dekade berikutnya melalui Betonimmo,[27] yang kemudian menjadi BESIX RED, dan beroperasi di sejumlah negara di Eropa, seperti Belgia, Prancis, Belanda, Portugal, dan Luxembourg.[28]
Pada tahun 2004, 13 orang manajer senior SBB, dengan dukungan dari Orascom,[29] membeli perusahaan ini. SBB lalu menarik diri dari bursa saham,[30] dan namanya pun diubah menjadi BESIX Group.[31] Johan Beerlandt, yang telah bekerja di perusahaan ini sejak tahun 1974, pun ditunjuk menjadi CEO baru.[32] Dalam beberapa tahun, pendapatan BESIX pun meningkat dari 850 juta euro pada tahun 2004, menjadi 3,1 milyar euro pada tahun 2011.[33]
Pada tahun 2017, Rik Vandenberghe menggantikan Johan Beerlandt sebagai CEO BESIX, setelah 12 tahun sebelumnya menjabat sebagai CEO ING Bank.[35] Johan Beerlandt lalu ditunjuk sebagai Chairman BESIX.[36]
Pada tahun 2018, BESIX memperkuat eksistensinya di Australia, dengan membeli semua saham Watpac Ltd. melalui penawaran tender wajib.[37] Pada tahun yang sama, BESIX juga mengakuisisi sejumlah perusahaan asal Eropa, termasuk perusahaan spesialis dekorasi interior, Flamant.[38]
Pada tahun 2019, BESIX 3D mencetak fasad 3D terbesar di dunia, di Dubai,[39] dan mengumumkan kontrak baru, yang meliputi perancangan dan konstruksi Stasiun Sentral milik Rail Baltica, dan merupakan proyek infrastruktur terbesar di wilayah Baltik dalam 100 tahun terakhir.[40]
^"De Dubai à l'Esplanade de l'Europe". Communes, régions, Belgique, monde, sports – Toute l'actu 24h/24 sur Lavenir.net (dalam bahasa Prancis). Diakses tanggal 2019-09-03.
^"De Dubai à l'Esplanade de l'Europe". Communes, régions, Belgique, monde, sports – Toute l'actu 24h/24 sur Lavenir.net (dalam bahasa Prancis). Diakses tanggal 2019-01-15.