Desa Beraim berbatasan dengan Desa Prai Meke dan Kelurahan Gerantung di sebelah barat, Desa Dakung di sebelah selatan, Desa Pengadang dan Desa Selebung di sebelah utara, dan Desa selebung di sebelah timur.
Sejarah
Sebelum zaman kemerdekaan, Desa Beraim memiliki reputasi sebagai tempat perkelahian jika terjadi perselisihan antara kelompok masyarakat di daerah itu. Perkelahian sering kali terjadi di sebuah gundukan tanah luas yang dalam bahasa Sasak disebut montong. Tempat ini dikenal sebagai Montong Siat yang artinya adalah gundukan tanah tempat berkelahi.
Selain itu, Desa Beraim juga memiliki kawasan yang dipercaya sebagai lokasi untuk memanggil masyarakat agar berkumpul dan melawan pasukan Raja Anak Agung dari Kerajaan Karang Asem, Bali. Pemanggilan ini dalam bahasa Sasak disebut tanggor, sehingga daerah Desa Beraim juga dikenal sebagai tanggor. Saat ini, Tanggor terbagi menjadi Tanggor 1 dan Tanggor 2, yang merupakan dusun di Desa Beraim.
Nama Desa Beraim sendiri berasal dari orang yang pertama kali membuka lahan di daerah tersebut, yaitu Berahim (Ibrahim). Nama ini kemudian disesuaikan oleh masyarakat dan diucapkan sebagai "beraim".