Bata lumpur atau mudbrick adalah bata yang dikeringkan dengan udara, terbuat dari campuran lumpur (mengandung lempung, tanah liat, pasir dan air) dicampur dengan bahan pengikat seperti sekam beras atau jerami. Batu bata lumpur dikenal dari 9000 SM.
Dari sekitar 5000–4000 SM, batu bata lumpur berevolusi menjadi batu bata bakar untuk meningkatkan kekuatan dan daya tahan. Namun demikian, di beberapa daerah hangat dengan sangat sedikit kayu yang tersedia untuk bahan bakar tempat pembakaran, batu bata lumpur terus digunakan. Sampai hari ini, batu bata lumpur adalah standar arsitektur vernakular di beberapa daerah yang lebih hangat terutama di bagian Afrika dan Asia bagian barat. Pada abad ke-20, blok tanah terkompresi dikembangkan dengan menggunakan tekanan tinggi sebagai alternatif yang murah dan ramah lingkungan untuk mendapatkan batu bata tanpa bahan bakar yang lebih kuat daripada bata lumpur kering udara yang lebih sederhana.
Zaman kuno
Sejarah produksi dan konstruksi batu bata lumpur di Levant selatan mungkin berasal dari masa Pra-Tembikar Neolitik A (mis., PPNA Jericho).[2] Batu bata lumpur yang dijemur matahari ini, juga dikenal sebagai adobe atau hanya batu bata lumpur, terbuat dari campuran pasir, tanah liat, air dan sering dikeraskan (misalnya ranting jerami dan sekam), dan merupakan metode/bahan yang paling umum untuk membangun bangunan dari tanah di seluruh Timur Dekat kuno selama ribuan tahun.[2][3][4] Bata lumpur yang tidak dibakar masih digunakan diseluruh dunia saat ini, menggunakan metode modern dan tradisional.[5][6]
Catatan
^Roman Ghirshman, La ziggourat de Tchoga-Zanbil (Susiane), Comptes-rendus des séances de l'Académie des Inscriptions et Belles-Lettres, vol. 98 lien Issue 2, pp. 233–238, 1954
^Hasel, Michael G. (2019). "Architecture". Dalam Freedman, David Noel. Eerdmans dictionary of the Bible. William B. Eerdmans Publishing Company. hlm. 246-247?. ISBN978-1-4674-6046-0.
^Emery, Virginia L. (2009). "Mud-Brick"(PDF). UCLA Encyclopedia of Egyptology. 1 (1).
Referensi
Possehl, Gregory L. (1996). Mehrgarh in Oxford Companion to Archaeology, edited by Brian Fagan. Oxford University Press.
Pranala luar
Earth Architecture, website whose focus is contemporary issues in earth architecture.
EARTHA: Earth Architecture and Conservation in East Anglia, British organisation that focuses on the proper maintenance and conservation of earth buildings in a region of the UK that has a long history of building with mud. Very experienced experts are contactable and there are regular demonstrations in the area.