Ziegenbalg dilahirkan di desa Pulsnitz di Sachsen pada 10 Juli1682 dalam keluarga Kristen yang miskin namun saleh. Pada usia dini ia memperlihatkan kecakapannya dalam musik. Ia belajar di Universitas Halle di bawah pengajaran A. H. Francke. Halle saat itu menjadi pusat Lutheranisme Pietis.
Ziegenbalg menjawab panggilan Raja Frederick IV dari Denmark untuk para rohaniwan yang mau menyebarkan Injil di India. Pada 9 Juli1706, Ziegenbalg dan Heinrich Plütschau tiba di daerah Tranquebar, dan dengan demikian menjadi misionaris Protestan pertama yang tiba di anak benua India dan memulai Misi Denmark-Halle. Keduanya bekerja keras, meskipun menghadapi tantangan dari penguasa Hindu setempat dan Denmark di Tranquebar, membaptiskan orang-orang India pertama yang masuk Kristen pada 12 Mei1707. Sebuah percetakan didirikan dan Perjanjian Baru diterjemahkan ke dalam bahasa Tamil oleh Ziegenbalg pada 1715. Terjemahan ini, dengan beberapa revisi kecil oleh penggantinya, Johann Fabricius, masih digunakan sekarang, seperti halnya juga Gereja Perjanjian Baru, yang diresmikan Ziegenbalg pada 1718.[1]
Ziegenbalg konon pernah menerbitkan buku pertama dalam bahasa Inggris di Asia pada 1716. Buku ini adalah sebuah pedoman bahasa Inggris karya Thomas Dyche.[2]
Meskipun menghadapi tantangan dari Badan Misi Kopenhagen yang mensponsori misi Ziegenbalg, ia merasa bahwa pemberitaan Injil juga mencakup pemeliharaan jiwa dan kepedulian akan kesejahteraan sosial orang-orang yang baru memeluk agama Kristen. Perhimpunan ini semata-mata ingin agar para misionaris memberitakan Injil dan membiarkan gereja berkembang tanpa pembinaan lebih jauh karena khawatir bahwa gereja seperti itu tidak lebih akan menjadi sebuah pemindahan dari kekristenan Eropa.
Ziegenbalg secara terbuka mengkritik beberapa anggota kastaBrahmana, menuduh mereka melecehkan kasta-kasta yang lebih rendah dalam masyarakat Hindu. Karena alasan itu, sekurang-kurangnya sebuah kelompok berencana untuk membunuhnya. Reaksi oleh penduduk pribumi India ini tidak biasa dan pekerjaan Ziegenbalg biasanya tidak menghadapi tantangan yang tidak bersahabat. Ia memberikan kuliah dan kelas-kelasnya menarik banyak minat masyarakat setempat.[3]
Ziegenbalg dipenjarakan oleh penguasa Denmark selama empat bulan antara 1708-1709 karena alasan-alasan yang terkait dengan persaingan antara berbagai rohaniwan Kristen di Tranquebar. Pada 1708 muncul pertikaian tentang apakah anak haram seorang tentara Denmark dengan seorang perempuan non-Kristen boleh dibaptiskan dan dibesarkan secara Katolik Roma atau Protestan menyebabkan Heinrich Plütschau diajukan ke pengadilan. Meskipun Plütschau dibebaskan, Ziegenbalg menulis bahwa "pihak Katolik bersukacita, bahwa kami dianiaya dan mereka diberikan wewenang."
Ia mengaitkan kejadian ini, yang dianggapnya telah membuat pihak Katolik menjadi berani, langsung dengan kejadian kedua hampir dua minggu kemudian, yang menyebabkan ia dipenjarakan. Kejadian ini bermula dari campur tangan Ziegenbalg atas nama seorang janda tukang cukur Tamil karena utang antara almarhum suaminya dengan seorang Katolik yang dipekerjakan oleh perusahaan sebagai penerjemah. Komandan benteng Denmark di Tranquebar, Hassius, menganggap campur tangan Ziegenbalg yang berulang-ulang dalam kasus ini, termasuk nasihatnya agar si janda itu berlutut di hadapannya di gereja Denmark, tidak layak. Ia memerintahkan agar Ziegenbalg menghadap kepadanya. Ketika Ziegenbalg menolak, dan meminta surat panggilan tertulis, ia ditangkap, dan karena ia menolak menjawab pertanyaan-pertanyaan, ia pun dipenjarakan.
Meskipun ia dilepaskan setelah dipenjarakan selama empat bulan lebih sedikit, hubungan Ziegenbalg dengan Hassius tetap bermasalah dan menjadi salah satu alasan bagi kepulangan Ziegenbalg ke Eropa pada 1714-1716. Ziegenbalg juga menikah pada 1716. Ia pun aktif dalam kerja sama dengan Society for the Propagation of Christian Knowledge (Perhimpunan untuk Pemasyhuran Pengetahuan Kristen) milik Gereja Anglikan, sehingga pekerjaannya menjadi salah satu upaya ekumenis pertama dalam pekerjaan misi Protestan.
Kematian dan warisan
Sepanjang hidupnya Ziegenbalg mengalami gangguan kesehatan, suatu kondisi yang semakin diperparah oleh pekerjaannya di ladang misi. Ia meninggal dunia pada 23 Februari1719 pada usia 36 tahun di Tranquebar.
Ia meninggalkan sebuah kamus dan buku tata bahasa Tamil, terjemahan-terjemahannya atas kitab-kitab Perjanjian Baru dan Lama hingga Kitab Rut, beberapa traktat, juga dalam bahasa Tamil, dua gedung gereja, sebuah seminari untuk pendidikan para rohaniwan pribumi, dan lebih dari 250 orang India yang sudah dibaptiskan. Uskup India pertama dari Gereja Lutheran Injili di Tamil ditahbiskan pada peringatan ke-250 tahun ketibaan Ziegenbalg.