'Barikan atau lebih dikenal dengan istilah Festival Barikan Kubro merupakan tradisi yang sudah dilakukan oleh masyarakat Karimunjawa secara turun temurun.[1] Barikan ini merupakan wujud syukur masyarakat Desa Karimunjawa atas hasil bumi dan laut. Barikan kali ini dilaksanakan malam Jum’at Wage (perhitungan Jawa) di Jepara tepatnya Kecamatan Karimunjawa. Festival ini diadakan di Desa Karimunjawa kecamatan Kalinyamatan kabupaten Jepara.
Acara
Barikan umumnya diadakan pada sore hari setelah ashar. masyarakat akan berkumpul dan masing-masing membawa makanan berupa nasi tumpeng yang dilengkapi dengan berbagai macam lauk. selain itu masyarakat juga akan membawa dan membuat tumpeng yang berisikan hasil bumi dan juga hasil laut.
Selanjutnya tumpeng yang dibuat masyrakat akan dikumpulkan dan dibentuk dalam satu tumpeng yang besar dengan jumlah akhir menjadi 9 tumpeng. tumpeng-tumpeng ini kemudian akan diarak keliling desa dan dibagikan kepada masyarakat diakhir acara.
Selain iringan tumpeng festival ini juga diisi dengan beragam kegiatan kebudayaan lainnya, seperti tarian yang dilakukan oleh masyarakat setempat.
Tradisi
Tradisi Barikan di Desa Karimunjawa Kecamatan Karimunjawa Kabupaten Jepara memiliki arti tersendiri bagi warga Desa Karimunjawa khususnya, menurut mereka tradisi barikan karimunjawa adalah sebagai bentuk wujud syukur dan berbagi kepada sesama makluk ciptaan Tuhan yang ada di laut karimunjawa. Oleh karenanya tumpeng yang disajikan tidak hanya hasil bumi tetapi juga hasil laut. Warga di kepulauan karimunjawa meyakini, makanan yang berada di tumpeng yang mereka arak, seperti hasil bumi dan laut, bisa membawa berkah bagi siapa saja yang mendapatkannya. Selain wujud syukur, Barikan kali ini dimaksudkan untuk menyambut datangnya musim baratan.
Harapan
Perayaan ini digelar supaya seluruh masyarakat Karimunjawa di berikan rejeki yang melimpah dan keselamatan selama musim baratan,[3] Kalau musim baratan ombak besar dan angin kencang. Lewat barikan ini diharapkan warga Karimunjawa selalu diberi keselamatan dan limpahan rezeki. Serta dengan diadakannya acara Barikan ini agat kebudayaan masyarakat Desa Karimunjawa ini dapat menjadi alternatif andalan pariwisata Karimunjawa. Karena, hingga saat ini industri pariwisata Karimunjawa masih mengandalakan keindahan alam. Wisata budaya hingga kini belum tergarap maksimal. Harapan kami untuk acara kedepan bisa lebih dikembangkan, dengan adanya tradisi seperti ini juga bisa menjaga kerukunan masyarakat juga menunjang sektor pariwisata.
Referensi
Daftar Pustaka
Pranala luar