Bang Jeong-hwan (방정환;方定煥; 9 November 1899 – 23 Juli 1931), nama pena: Sopa adalah pelopor pergerakaan hakanak-anak dari Korea.[1][2] Ia berkontribusi dalam memopulerkan majalah, literatur, dan lagu anak-anak. Ia berjuang agar pemerintah dapat memperhatikan kesejahteraan anak-anak Korea dengan mengesahkan Hari Anak (Eorin-nal) di Korea sejak tahun 1922.[1]
Kehidupan awal
Bang lahir pada tanggal 9 November 1899 sebagai putra tunggal dari Bang Gyeong-su. Semasa kecil, Bang sering mengalami kekerasan fisik. Pada usia 18 tahun, Bang menikahi Son Yong-hwa, putri ke-3 Son Byeong-hui. Son Byeong-hui adalah pendeta ketiga dari Agama Cheondogyo. Cheondogyo dibentuk tahun 1860, yang awalnya dikenal dengan sebagai Donghak. Cheondogyo terlibat aktif dalam upaya perjuangan kemerdekaan melawan Penjajahan Jepang di Korea.
Ketika sedang meneruskan pendidikan tinggi ke Perguruan Posong sekitar tahun 1919, Bang Jeong-hwan menerbitkan surat kabar yang menyampaikan berita-berita kemerdekaan. Polisi yang curiga datang menggeledah rumah Bang, tetapi tidak menemukan apapun. Tapi ia ditangkap dan diinterogasi agar mengaku. Ia tetap tidak mau mengaku walaupun digantung terbalik dan disiksa. Setelah satu minggu, baru ia dibebaskan.
Kontribusi bagi anak-anak Korea
Pada tahun 1922, dua tahun setelah mempelajari tentang hak anak-anak di Jepang, Bang kembali ke Korea dan mendirikan Perkumpulan Pemuda Cheondogyo cabang Seoul. PPC telah aktif di berbagai kota seperti Jinju, Gwangju dan Anbyeon. Misi PPC ialah untuk merangsang pemuda agar ikut berpartisipasi dalam bidang olahraga dan seni. Karya tulisnya yang berjudul "Sarang eui Sonmul (Hadiah Cinta) diterbitkan pada tahun yang sama, ternyata meningkatkan minat masyarakat terhadap sastra kanak-kanak.
Pada tahun 1923, Bang menerbitkan majalah anak-anak pertama di Korea, "Eorini" ("anak-anak"). Kata eorini kemudian menjadi kata baru dalam Bahasa Korea. Majalah edisi pertama diterbitkan tanggal 1 Maret dan terjual laris. Pada tahun yang sama, ia mendirikan Saektonghoe, organisasi yang mendorong peningkatan kesejahteraan untuk anak-anak.
Hari Anak-anak
Perhatian Bang Jeong-Hwan terhadap anak-anak Korea semakin besar pada masa penjajahan Jepang. Ia meminta pemerintah untuk mengesahkan Hari Anak-anak sebagai hari libur nasional. Hari Anak-anak ia maksudkan sebagai jalan bagi orang tua untuk memberikan kebahagiaan dan menjamin kesehatan anak-anak Korea, karena mereka yang akan tumbuh pada masa depan merupakan identitas nasional.
Perayaan ini pun tidak lepas dari pengawasan ketat pemerintah kolonial, yang awas terhadap sesuatu yang berbau nasionalisme. Pada awalnya, Hari Anak-anak diperingati pada tanggal 1 Mei sampai pada tahun 1928, ketika hari libur dipindahkan ke hari Minggu pertama bulan Mei. Pada tahun 1931, Bang Jeong-hwan meninggal dunia karena serangan jantung, tetapi begitu upaya untuk anak-anak masih berlanjut. Pada tahun 1939, pemerintah kolonial menghapus Hari Anak-anak. Baru setelah negara merdeka, pada hari Minggu pertama, tanggal 5 Mei 1946, Hari Anak-anak dikembalikan sebagai hari libur. Tanggal 5 Mei seterusnya menjadi hari libur nasional.
Kutipan
Anak-anak bukanlah kepemilikan orang tua mereka, anak-anak bukanlah kepemilikan yang bisa dikendalikan, dimanipulasi atau dipergunakan. Mari perlakukan mereka seperti kita memperlakukan orang dewasa.