Bandengan, Pekalongan Utara, Pekalongan1. Sejarah Secara bahasa Bendengan bermakna Bandeng (jawa) = ikan bandeng, Chanos chanos, jenis ikan air payau. Dan Ngan (jawa) = daerah atau tempat. Jadi secara bahasa bandengan berarti daerah penghasil ikan bandeng yang melimpah. Ini merujuk pada suatu tempat antara Kandang Panjang dan Jeruksari Kabupaten Pekalongan dengan air payau dan ikan jenis Bandeng yang melimpah. Sebelum bernama Bandengan pada masa kolonial maupun awal kemerdekaan daerah ini diberi nama Lambang Sari yang bermakna lambang atau simbol inti, indah dan kesempurnaan. Pada awalnya Bandengan adalah Desa yang berada diwilayah administratif Kabupaten Pekalongan. Menjadi bagian dari Kelurahan di kota Pekalongan pada Tahun 1988 dengan ditetapkanya Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahu 1988 Tentang Perubahan Batas Wilayah Kota Madya Daerah Tingkat II Pekalongan, Daerah Tingkat II Kabupaten Pekalongan dan Daerah Tingkat II Kabupaten Batang. Namun demikian Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 1988 tersebut terimplementasi sepenuhnya pada tahun 1999 atau periode kepemimpinan Drs. Karibkin Syarif sebagai kepala desa. Hal ini karena PP tersebut memerlukan sosialisasi dan penyesuaian secara administratif dan sosial kemasyarakatan. Berikut masa kepemimpinan di Kelurahan Bandengan: a. Periode 1949-1952 H. Amin b. Periode 1952-1988 Mochamad Alwi c. Periode 1988- 1998 Drs. Karibkin Syarif d. Periode 1998-1999 Heri Purnomo e. Periode 1999-2006 Drs. Karibkin Syarif f. Periode 2006-2008 Marijo g. Periode 2008-2011 Lilik Murdiyanto, SH h. Periode 2011-2015 Sunardi i. Periode 2015-2019 Maryoto j. Periode 1 januari 2020-Sekarang Mohamad Abidin, AMd 2. Tipologi Kelurahan Kelurahan Bandengan merupakan wilayah pesisir yang terletak disebelah utara pulau Jawa dengan ketinggian 1 Mdpl dengan koordinat 6°52'20.9"S 109°39'47.3"E. Sebagian wilayah Kelurahan Bandengan adalah lahan pertanian, pekebunan dan perikanan tambak. Wilayah pesisr menjadikan lahan di daerah ini subur dan potensial sebagai lahan pertanian, perkebunan dan perikanan tambak. Terdapat dua sungai sebagai irigasi lahan pertanian dan perikanan di wilayah Bandengan yaitu sungai Betingan dan sungai Segrabyag. Kedua sungai ini memanjang melintasi wilayah Kelurahan Bandengan dari Barat ke Timur. Keadaan alam ini menjadikan daerah ini makmur dan menjadi daerah tujuan pemukiman penduduk. Banjir rob yang mulai terjadi di wilayah Kelurahan Bandengan pada tahun 2012 mengubah struktur lahan dan keadaan sosial ekonomi masyarakat Bandengan. Lahan pertanian, perikanan tambak dan perkebunan melati yang sempat mejadikan tumpuan hidup masyarakat dimasa kejayaannya (tahun1960-1990an) berubah menjadi lahan tidak produktif karena terendam air rob dengan ketinggian antara 2 -3 meter. Dampak benjir rob juga menimpa pemukiman dan rumah penduduk dengan ketinggian 1- 2 meter. 3. Luas Wilayah : 172,58.08 Hektar 4. Batas Wilayah
5. Orbitrase
|