Bambu cina[6] atau buluh cina[7] (Bambusa multiplex) adalah sejenis bambu yang banyak ditanam orang karena kegunaannya, terutama untuk memagari halaman dan tepi jalan. Karena itu ia juga dikenal sebagai bambu pagar,[8] atau buluh pagar.[6] Nama-nama daerahnya, di antaranya, awi krisik (Sd.); pring gĕndani, pring cĕndani (Jw.), dan lain-lain.[7] Dalam bahasa Inggris ia disebut hedge bamboo[1][6] dengan pelbagai variasinya, atau menurut kultivarnya; dan juga Chinese dwarf bamboo.[6]
Pengenalan
Bambu yang merumpun, padat dan rapat; rimpangnya bercabang simpodial. Rebungnya berwarna hijau, lokos; buluh yang muda tertutup lapisan lilin putih. Buluhnya tegak, mencapai tinggi 8 m, dengan ujung yang melengkung; mulai bercabang dekat di atas tanah, dengan lk. 7-9 cabang yang hampir sama besarnya pada satu buku. Panjang ruas 30-50 cm dan garis tengahnya (0,3–)1,5–2,5 cm, buluhnya berdinding tipis hingga lk. 5 mm (tetapi pejal pada var. riviereorum); hijau mengilap, dengan bulu-bulu miang yang kaku dan berwarna cokelat atau cokelat bungalan, terutama di sebelah bawah buku buluh; buku-bukunya sedikit menonjol, gundul.[8][9]
Pelepah buluh mudah rontok; serupa trapesium sempit, awalnya tersaput tipis serbuk putih, gundul, melengkung asimetris dengan ujung miring di sebelah luar. Kuping pelepah buluh amat kecil, tidak jelas, atau bentuk bingkai setinggi 1–2 mm, bulu kejurnya sependek 3 mm; ligula (lidah-lidah) menggerigi tak teratur, tinggi 1,5 mm, lokos. Daun pelepah buluh lekas gugur, tegak, menyegitiga sempit, pangkalnya hampir sama lebar dengan ujung pelepah, ujung daun pelepah meluncip, sisi luarnya berambut miang cokelat bungalan.[8][9]
Daun pada ranting bentuk pita, 5-13 × 0,6-1,5 cm, permukaan bawah agak berbulu, keputih-putihan, berkumpul 5-26 helai di ujung ranting; kuping pelepah daun kecil, dengan bulu-bulu kejur yang pendek; ligula menggerigi, tinggi lk. 1 mm.[8][9]
Bambu cina dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, hingga ketinggian 1.500 m dpl.[6]
Manfaat
Bambu cina disukai dan kerap ditanam sebagai pagar halaman atau kebun. Buluhnya yang besar dipakai sebagai tangkai payung atau joran pancing. Di Indonesia dan Thailand buluh ini juga digunakan untuk bahan anyaman. Di Filipina, buluhnya telah dicoba dimanfaatkan sebagai pulp bahan kertas. Di Taiwan, bambu ini dipakai sebagai penghalang angin. Kultivar-kultivar berbatang pendek sering dipelihara sebagai tanaman pot yang menarik.[6]
^ abHeyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna IndonesiaI: 336-7. Badan Litbang Kehutanan, Departemen Kehutanan. Jakarta. (versi berbahasa Belanda-1922- I: 278-9, sebagai Bambusa nana Roxb.)
^ abcdWidjaja, E.A. 2001. Identikit jenis-jenis bambu di Jawa: 30-2. Gb. 13 & L.f. 6. Bogor: Puslitbang Biologi LIPI.