Bahan kimia pertanian adalah istilah generik untuk berbagai produk kimia yang digunakan di pertanian. Dalam kebanyakan kasus, bahan kimia pertanian mengacu pada kisaran luas pestisida, termasuk insektisida, herbisida, fungisida dan nematisida. Ini juga termasuk pupuk sintetis, hormon dan zat kimia agen pertumbuhan lainnya, dan konsentrasi penyimpanan bahan baku pupuk kandang.[1][2][3] Dalam Kamus Bahasa Indonesia, bahan kimia pertanian dikenal dengan kata agrokimia diarikan sebagai suatu bahan kimia untuk pertanian, misalnya insektisida.[4]
Ekologi
Berbagai bahan kimia pertanian cenderung bersifat toksik dan penyimpanannya dalam jumlah besar memiliki risiko bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Di berbagai negara, pembelian bahan kimia pertanian dalam jumlah besar membutuhkan persetujuan instansi terkait demi membatasi kadar paparan bahan kimia terhadap lingkungan dan manusia di daerah penerapannya. Hukuman berat dapat dikenakan akibat penyalahgunaan, termasuk penyimpanan yang tidak sesuai yang dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Di pertanian, fasilitas penyimpanan yang layak dan pelabelan, perlengkapan dan prosedur penanganan kondisi darurat, aplikasi dan pembuangan, serta peralatan dan prosedur penanganan keselamatan, sering kali menjadi aturan dan standar penting. Biasanya, peraturan ditegakkan melalui proses registrasi. Misalnya hormon BST, meskipun banyak digunakan di AS, tetapi dilarang di Kanada dan beberapa wilayah jurisdiksi lainnya dengan pertimbangan kesehatan sapi.
Sejarah
Bahan kimia pertanian diperkenalkan untuk melindungi tanaman dari hama dan meningkatkan hasil panen. Oleh karena adaptasi hama terhadap bahan kimia, semakin banyak bahan kimia pertanian baru yang digunakan, sehingga menyebabkan efek samping di lingkungan. Namun, bahan kimia pertanian tidak sepenuhnya tidak efisien. Menurut artikel Agriculture, Pesticides, Food Security and Food Safety, yang ditulis oleh Fernando P. Carvalho, pupuk kimia pada tahun 1960 bertanggung jawab atas dimulainya "Revolusi Hijau", di mana menggunakannya secara bersamaan dengan irigasi intensif dan pupuk mineral seperti nitrogen, fosfor, dan kalium telah meningkatkan produksi pangan.
Perusahaan
Perusahaan internasional yang bergerak dalam bidang produksi dan penjualan bahan kimia pertanian diantaranya adalah Syngenta, Bayer CropScience, BASF, Dow Agrosciences, Monsanto, dan DuPont, dengan masing-masing memiliki nilai penjualan hingga miliaran dolar USD.[5]