Tata tempat adalah salah satu daripada ruang lingkup keprotokolan yang mengatur tempat bagi Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan, perwakilan negara asing dan/atau organisasi internasional, serta Tokoh Masyarakat Tertentu dalam acara kenegaraan atau acara resmi. Tata tempat mengandung unsur tentang siapa yang berhak didahulukan dan siapa yang berhak mendapat prioritas.[1] Tata tempat di Indonesia diatur oleh Undang-undang Nomor 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan.
Urutan tata tempat di Indonesia
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan, Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan, perwakilan Negara asing dan/atau organisasi internasional, Tokoh Masyarakat Tertentu dalam Acara Kenegaraan atau Acara Resmi mendapat tempat sesuai dengan pengaturan Tata Tempat di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota.[2]
Tingkat pusat
Tata tempat di tingkat pusat ditentukan dengan urutan:
Tingkat provinsi
Tata tempat di tingkat provinsi ditentukan dengan urutan:
Nomor
|
Jabatan
|
1
|
Gubernur
|
2
|
Wakil Gubernur
|
3
|
Mantan Gubernur dan mantan Wakil Gubernur
|
4
|
Ketua DPRD Provinsi
|
5
|
Kepala perwakilan konsuler negara asing di daerah
|
6
|
Wakil Ketua DPRD Provinsi
|
7
|
Sekretaris Daerah Provinsi
|
Panglima/komandan tertinggi TNI semua angkatan tingkat Provinsi
|
Kepala kepolisian tingkat Provinsi
|
Ketua Pengadilan Tinggi semua badan peradilan
|
Kepala Kejaksaan Tinggi
|
8
|
Pemimpin partai politik di Provinsi yang memiliki wakil di DPRD Provinsi
|
9
|
Anggota DPRD Provinsi
|
Anggota Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh
|
Anggota Majelis Rakyat Papua
|
10
|
Bupati/Walikota
|
11
|
Kepala kantor perwakilan (Kakanwil) BPK di Provinsi
|
Kakanwil BI di Provinsi
|
Ketua KPU Provinsi
|
12
|
Pemuka agama, pemuka adat dan Tokoh Masyarakat Tertentu di tingkat Provinsi
|
13
|
Ketua DPRD Kabupaten/Kota
|
14
|
Wakil Bupati/Walikota
|
Wakil Ketua DPRD Kabupaten/Kota
|
15
|
Anggota DPRD Kabupaten/Kota
|
16
|
Asisten Sekretaris Daerah Provinsi
|
Kepala Dinas tingkat Provinsi
|
Kepala kantor instansi vertikal di provinsi
|
Kepala badan provinsi
|
Pejabat eselon II
|
17
|
Kepala bagian Pemerintah Daerah Provinsi
|
Pejabat eselon III
|
Tingkat kabupaten/kota
Tata tempat di tingkat kabupaten/kota ditentukan dengan urutan:
Nomor
|
Jabatan
|
1
|
Bupati/Walikota
|
2
|
Wakil Bupati/Wakil Walikota
|
3
|
Mantan Bupati/Walikota dan mantan Wakil Bupati/Wakil Walikota
|
4
|
Ketua DPRD Kabupaten/Kota
|
5
|
Wakil Ketua DPRD Kabupaten/Kota
|
6
|
Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota
|
Komandan tertinggi TNI semua angkatan tingkat Kabupaten/Kota
|
Kepala kepolisian tingkat Kabupaten/Kota
|
Ketua Pengadilan semua badan peradilan
|
Kepala Kejaksaan Negeri di Kabupaten/Kota
|
7
|
Pemimpin partai politik di Kabupaten/Kota yang memiliki wakil di DPRD Kabupaten/Kota
|
8
|
Anggota DPRD Kabupaten/Kota
|
9
|
Pemuka agama, pemuka adat dan Tokoh Masyarakat Tertentu tingkat Kabupaten/Kota
|
10
|
Asisten Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota
|
Kepala Badan tingkat Kabupaten/Kota
|
Kepala Dinas tingkat Kabupaten/Kota
|
Pejabat eselon II
|
Kakanwil BI tingkat Kabupaten
|
Ketua KPU Kabupaten/Kota
|
11
|
Kepala instansi vertikal tingkat Kabupaten/Kota
|
Kepala unit pelaksana teknis instansi vertikal tingkat Kabupaten/Kota
|
Komandan tertinggi TNI di kecamatan
|
Kepala kepolisian di kecamatan
|
12
|
Kepala bagian Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
|
Camat
|
Pejabat eselon III
|
13
|
Lurah/Kepala Desa
|
Pejabat eselon IV
|
Referensi
Lihat juga