Qabil

Qabil adalah putra pertama Adam dan Hawa dalam ajaran Islam. Ia dilahirkan bersama dengan saudari kembarnya yang bernama Iklimah. Ada pendapat yang menyatakan bahwa Qabil dan Iklimah dilahirkan ketika Adam dan Hawa masih di Surga, dan ada pula yang menyatakan bahwa keduanya dilahirkan ketika Adam dan Hawa telah diturunkan ke Bumi.

Pengisahan Qabil disebutkan di dalam Al-Qur'an pada Surah Al-Ma'idah. Kisah ini menjelaskan tentang ditolaknya kurban Qabil dan diterimanya kurban Habil oleh Allah berkaitan dengan hak untuk menikah Iklimah. Karena penolakan ini, Qabil akhirnya membunuh Habil dan menguburkan jenazahnya ke dalam tanah. Cara penguburannya kemudian menjadi cara penguburan yang berlaku bagi semua manusia menurut ajaran Islam.

Kelahiran

Para ulama berbeda pendapat mengenai lokasi kelahiran Qabil dan saudari kembarnya. Ada yang berpendapat bahwa semua anak Adam dilahirkan di Bumi sehingga Qabil dan saudari kembarnya dilahirkan di Bumi. Pendapat ulama lainnya menyatakan bahwa Qabil dan saudari kembarnya dilahirkan ketika Adam dan Hawa masih berada di Surga dan belum diturunkan ke Bumi.[1]

Pendapat yang meyakini bahwa Qabil dan saudarinya yang bernama Iklimah dilahirkan di Surga berasal dari penafsiran mengenai pohon terlarang. Larangan mendekati pohon terlarang dipahami sebagai larangan dari Allah kepada Adam dan Hawa untuk melakukan hubungan seksual sebagai suami-istri. Karena Adam dan Hawa melanggar perintah Allah, maka di dalam rahim Hawa telah ada janin yang akan menjadi manusia. Sehingga dalam pemahaman ini, pernyataan jamak dari Allah ketika memerintahkan Adam dan Hawa turun ke Bumi, sudah terhitung dengan anak yang akan dilahirkan oleh Hawa. Dalam penafsiran ini, Qabil dan saudarinya yang bernama Iklimah memiliki ketampanan dan kecantikan karena menjadi telah dikandung ketika Adam dan Hawa masih tinggal di Surga. Pendapat ini tidak didukung oleh kebanyakan ahli tafsir.[2]

Pendapat yang meyakini bahwa Qabil dan saudarinya dilahirkan di Bumi menyatakan bahwa Adam dan Hawa terpisah setelah diturunkan di Bumi. Keduanya kemudian bertemu kembali di Arafah pada sebuah bukit bernama Jabal Rahmah. Setelah memulai rumah tangga, Hawa pun melahirkan sepasang anak kembar yaitu Qabil dan Iklimah. Pendapat ini dipandang sebagai hadis lemah dan bahkan ada yang menyatakannya sebagai Israiliyat.[3]

Pengisahan

Kurban untuk menetapkan pernikahan

Adam diperintahkan oleh Allah untuk memperkembangbiakkan jenis manusia. Allah memberikan caranya dengan mengawinkan anak-anak kembarnya secara silang. Anak kembar pertama dikawinkan dengan anak kembar kedua dan berlanjut demikian seterusnya. Qabil yang merupakan anak kembar pertama dinikahkan dengan Labuda yang merupakan anak kembar kedua. Sementara Habil yang merupakan anak kembar kedua dinikahkan dengan IIklimah yang merupakan anak kembar pertama. Namun Qabil menolak perintah ini.[3] Qabil menolak untuk menikah dengan Labuda yang merupakan saudari kembar dari Habil. Ia ingin menikah dengan saudari kembarnya sendiri yaitu Iklimah karena ia lebih cantik dibandingkan Labuda.[4]

Adam kemudian menerima wahyu dari Allah untuk meminta Qabil dan Habil melakukan kurban sebagai persembahan kepada Allah. Kurban ini menjadi ujian bagi keduanya untuk menetapkan siapa yang dapat menikahi Iklima. Hak untuk menikahinya diperoleh oleh salah satu dari keduanya yang kurbannya diterima oleh Alllah.[5] Ketika melakukan kurban, Qabil hanya mempersembahkan seikat hasil panen berupa tanaman yang buruk. Tidak terjadi apa-apa pada kurban yang dipersembahkan oleh Qabil. Sementara itu, kurban Habil yang berupa seekor kambing yang gemuk disambar oleh api yang menandakan bahwa Allah menerima kurban Habil. Qabil menjadi marah karena kurbannya tidak diterima dan kemudian mengatakan akan membunuh Habil. Habil hanya menyahut dengan mengatakan bahwa Allah hanya menerima amal dari orang yang bertakwa.[6]

Pembunuhan dan penguburan Habil

Setelah kurban yang dipersembahkan oleh Qabil ditolak oleh Allah, ia berniat membunuh Habil. Akhirnya Habil terbunuh tetapi Qabil menjadi menyesal dan kebingungan karena tidak tahu cara menyembunyikan jenazah Habil. Dalam Surah Al-Ma'idah ayat 31, dikisahkan mengenai cara Qabil mengetahui cara menyembunyikan jenazah Habil setelah melihat perkelahian yang terjadi oleh sepasang burung gagak. Ayat ini menjelaskan bahwa seekor gagak mati setelah perkelahian dan gagak yang masih hidup kemudian mengais tanah untuk membuat lubang dan menguburkan mayat gagak yang mati. Cara ini kemudian diikuti oleh Qabil untuk mengubur jenazah Habil. Cara Qabil menguburkan jenazah Habil kemudian menjadi cara penguburan yang berlaku dalam ajaran Islam bagi seluruh manusia.[7]

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ Katsir 2015, hlm. 92.
  2. ^ Hadi 2021, hlm. 47-48.
  3. ^ a b Hadi 2021, hlm. 92.
  4. ^ Hadi 2021, hlm. 48.
  5. ^ Hadi 2021, hlm. 92-93.
  6. ^ Katsir 2015, hlm. 93-94.
  7. ^ Hadi 2021, hlm. 55.

Daftar pustaka

 

Prefix: a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Portal di Ensiklopedia Dunia