Prinsip kosmologi
Dalam kosmologi fisik, Prinsip kosmologi adalah hipotetis bahwa alam semesta isotropik dan homogen dalam skala terbesar.[1] Menurut model kosmologis, tidak ada tempat atau arah khusus di alam semesta jika dilihat dalam skala kosmik.[2] Ini memprediksi, di antara fenomena lain, pergeseran merah cahaya kosmik dan hukum Hubble. Meski demikian, keberadaan struktur di Alam semesta melanggar prinsip kosmologis.[3] Karena prinsip kosmologis, para ilmuwan juga berasumsi bahwa alam semesta "homogen" - memiliki struktur seragam seluruhnya - dan "isotropik" - memiliki sifat seragam seluruhnya.[2] PenjelasanDalam sudut pandang kosmologi, galaksi merupakan struktur yang sangat kecil di alam semesta. Bahkan gugus galaksi (yang dapat beranggotakan hingga ribuan galaksi) pun hanyalah sebuah fluktuasi kecil dalam hal kerapatan alam semesta. Dengan demikian, pada skala besar, alam semesta tampak memiliki kerapatan yang sama dimana pun kita berada. Klaim bahwa pada skala yang sangat besar, yaitu skala yang jauh lebih besar daripada yang terkait dengan struktur sangat besar, alam semesta bersifat homogen dan isotropik, dan harus memiliki dipol kinematik yang sejajar dengan CMB.[4][5] Ini berarti, bahwa bukti pengamatan yang sama tersedia bagi pengamat yang melihat ke segala arah di lokasi yang berbeda di alam semesta.[6] Prinsip ini konsisten dengan pengamatan dari Bumi. Ada beberapa bukti bahwa prinsip kosmologis valid, terutama dari radiasi latar belakang gelombang mikro kosmik, tapi belum dibuktikan secara meyakinkan.[4] Berdasarkan pengamatan, prinsip tersebut menyatakan bahwa Bumi bukanlah tempat yang istimewa. Referensi
|
Portal di Ensiklopedia Dunia