Prefektur Fukushima
Prefektur Fukushima (/ˌfuːkuːˈʃiːmə/; Jepang: 福島県, diucapkan [ɸɯkɯɕimaꜜkeɴ]) adalah sebuah prefektur yang terletak di wilayah Tōhoku, di bagian utara Pulau Honshu, Jepang.[1] Ibu kotanya adalah kota Fukushima, yang juga merupakan asal dari nama prefektur ini.[2] Prefektur Fukushima memiliki jumlah penduduk sebesar 1.771.100 jiwa (per 1 Juli 2023) dan memiliki luas wilayah sebesar 13.783,90 km² (5.321,99 mil²). Prefektur Fukushima berbatasan dengan Prefektur Miyagi dan Prefektur Yamagata di sebelah utara, Samudra Pasifik di sebelah timur, Prefektur Tochigi dan Prefektur Ibaraki di sebelah selatan, Prefektur Gunma di sebelah barat daya, serta Prefektur Niigata di sebelah barat. Kōriyama merupakan kota terbesar (per jumlah penduduk) yang ada di wilayah prefektur ini. Kota-kota penting lainnya yang ada di prefektur ini yaitu Iwaki, Aizuwakamatsu, dan Sukagawa.[3] Prefektur Fukushima terletak di wilayah pesisir timur Honshu dan merupakan prefektur paling selatan di wilayah Tōhoku, dan menjadi rumah bagi Danau Inawashiro, yang merupakan danau terbesar keempat di Jepang. Prefektur Fukushima adalah prefektur dengan luas wilayah terbesar ketiga di Jepang (setelah Hokkaido dan Prefektur Iwate) dimana wilayah prefektur ini terbagi oleh barisan pegunungan menjadi tiga wilayah; yaitu Aizu, Nakadōri, dan Hamadōri. SejarahHingga era Restorasi Meiji, wilayah prefektur Fukushima merupakan bagian dari Provinsi Mutsu.[4] Penghalang Shirakawa dan penghalang Nakoso dibangun sekitar abad ke-5 untuk melindungi 'Jepang yang beradab' dari 'kaum barbar' di utara. Fukushima menjadi Provinsi Mutsu setelah Reformasi Taika pada tahun 646.[5] Pada 718, provinsi Iwase dan Iwaki dibuat, tetapi daerah ini kemudian dikembalikan ke Mutsu antara tahun 722 dan 724.[6] Insiden Fukushima, kekacauan politik, terjadi di prefektur setelah Mishima Michitsune diangkat menjadi gubernur pada tahun 1882. Gempa bumi 2011 dan bencana-bencana berikutnyaGempa bumi dan tsunami Tōhoku 2011 serta bencana nuklir Fukushima Daiichi menyebabkan kerusakan signifikan pada prefektur ini. Gempa bumi dan tsunamiPada hari Jumat, 11 Maret 2011, 14:46 WSJ, gempa berkekuatan 9,0 skala richter terjadi di lepas pantai Prefektur Miyagi. Pengukuran Shindo di seluruh prefektur mencapai titik tertinggi yaitu 6-keatas di daerah terpencil Hama-dōri di pantai timur dan terendah 2 di bagian wilayah Aizu di bagian barat prefektur. Kota Fukushima, yang terletak di Naka-dōri dan yang juga merupakan ibukota Prefektur Fukushima, diukur mencapai ketinggian lebih rendah dari 6.[7] Setelah gempa bumi terdapat laporan terjadi kerusakan besar pada struktur bangunan, termasuk kerusakan Dam Fujinuma[8] yang terjadi dari tanah longsor.[9] Gempa bumi juga memicu tsunami besar yang melanda pantai timur prefektur dan menyebabkan kerusakan luas dan hilangnya banyak nyawa. Dalam dua tahun setelah gempa bumi, 1.817 penduduk Prefektur Fukushima dipastikan meninggal atau hilang sebagai akibat dari gempa bumi dan tsunami yang melanda prefektur tersebut.[10] Bencana nuklir Fukushima DaiichiSetelah gempa bumi dan tsunami menerjang prefektur tersebut, dua dari enam reaktor terluar di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi di Ōkuma meledak diikuti oleh kehancuran sebagian dan kebakaran di tiga unit lainnya. Banyak penduduk dievakuasi ke daerah terdekat karena pengembangan zona evakuasi besar di sekitar pembangkit listrik. Tingkat radiasi di dekat pabrik memuncak hingga 400 mSv / jam (milisieverts per jam) setelah gempa bumi dan tsunami, yang disebabkan karena kerusakan yang berkelanjutan. Hal ini menghasilkan peningkatan tingkat radiasi yang tercatat di seluruh Jepang.[11] Pada 11 April 2011, para pejabat meningkatkan bencana ke level 7 dari kemungkinan 7 level, kejadian langka yang tidak terlihat sejak bencana Chernobyl pada tahun 1986.[12] Beberapa bulan kemudian, para pejabat mengumumkan bahwa meskipun daerah terdekat masih terlarang, namun daerah-daerah dekat zona aman radius dua puluh kilometer dapat mulai dilihat kembalinya hampir 47.000 penduduk yang telah dievakuasi.[13] Geografi
Fukushima merupakan prefektur paling selatan wilayah Tohoku, dan merupakan wilayah Tohoku yang paling dekat dengan Tokyo. Dengan total area 13.784 km², prefektur ini adalah prefektur terbesar ketiga di Jepang, setelah Hokkaido dan Prefektur Iwate.Prefektur ini terbagi deretan pegunungan menjadi tiga wilayah, yaitu (dari barat ke timur) Aizu, Nakadori, dan Hamadori. Wilayah pantai wilayah Hamadori menghadap ke Samudera Pasifik, dan merupakan daerah yang paling datar dan beriklim sedang. Kota kota Fukushima yang merupakan ibu kota prefektur terletak di wilayah Nakadori yang merupakan pusat produksi pertanian. Wilayah Aizu yang berpegunungan memiliki danau dengan pemandangan yang indah, hutan yang lebat, dan musim dingin yang bersalju. Pada 1 April 2012, 13% dari total luas wilayah prefektur ditetapkan sebagai Taman Nasional, yaitu Taman Nasional Bandai-Asahi, Nikkō, dan Oze; Taman Nasional Kuasi Echigo Sanzan-Tadami; dan sebelas Taman Nasional Prefektural.[15] Kota
Kota kecil dan desa
PenggabunganPenggabungan TamuraPada 1 Maret 2005, wilayah Kotapraja Funehiki, Ogoe, Takine, dan Tokiwa serta Desa Miyakoji (semuanya terletak di Distrik Tamura), digabungkan untuk membentuk wilayah Kota Tamura. Perluasan AizuwakamatsuPada 1 November 2004 wilayah Desa Kitaaizu dari Distrik Kitaaizu (distrik ini dihapus setelah penggabungan ini) digabungkan ke dalam (perluasan) wilayah Kota Aizuwakamatsu. Daftar gubernur Prefektur Fukushima
EkonomiDaerah pantai sejak dulu merupakan pusat perikanan dan industri pengolahan makanan laut, dan belakangan ini dikenal dengan industri listrik dan pembangkit listrik tenaga nuklir. Berkat iklim di prefektur Fukushima, berbagai buah dapat ditanam sepanjang tahun, seperti pir, persik, ceri, anggur, dan apel.[16] Pada Maret 2011, prefektur ini memproduksi 20,6% buah persik Jepang dan 8,7% mentimun.[17][18] Fukushima juga menghasilkan beras yang sering digunakan untuk membuat sake.[19] Beberapa saki dari wilayah ini dianggap sangat lezat sehingga sering disajikan untuk kunjungan bangsawan dan pemimpin dunia di prefektur ini. Lacquerware (Barang kerajinan lak) adalah produk populer dari Fukushima. Sejak lebih dari empat ratus tahun yang lalu, proses pembuatannya seperti mengukir objek dari kayu, kemudian meletakkan vernis di atasnya dan menghiasnya. Benda yang dibuat biasanya berupa piring, vas, dan bahan tulisan.[20][21] KebudayaanLegenda mengisahkan tentang jin pemakan manusia bernama Adachigahara yang berkeliaran di dataran Adachigahara. Dataran tempat jin Adachigahara berkeliaran konon terletak di dekat kota Fukushima. Terdapat kisah-kisah lain, seperti sapi merah besar, kuat, yang membawa kayu, sehingga terdapatlah mainan dan takhayul yang berbentuk seperti itu. Sapi Aka-beko adalah sapi papier-mâché kecil berwarna merah di atas bambu atau bingkai kay yang dipercaya dapat memudahkan kelahiran anak, membawa kesehatan yang baik, serta membantu anak-anak tumbuh sekuat sapi.[22] Jimat takhayul lain yang ada di wilayah ini adalah boneka okiagari ko-boshi, atau boneka dharma yang dapat meluruskan sendiri. Boneka ini dipandang sebagai pembawa keberuntungan dan kemakmuran karena mereka mampu berdiri kembali ketika dirobohkan.[23] Miharu Koma adalah mainan kuda hitam atau putih kecil, yang terbuat dari kayu, yang dilukis berwarna-warni. Hal ini tergantung pada desain yang diinginkan, mereka dipercaya membawa hal-hal seperti umur panjang kepada pemiliknya.[24] Boneka Kokeshi, meskipun kurang simbolik, namun boneka ini juga merupakan kerajinan tradisional yang cukup yang populer. Boneka ini adalah boneka kayu berukir, dengan kepala bulat besar dan tubuh yang dilukis dengan lukisan tangan. Boneka Kokeshi dikenal di banyak daerah di Jepang, tetapi Fukushima dikreditkan sebagai tempat aslinya.[16] Festival
Pada Festival Nomaoi dapat dilihat oara penunggang kuda yang mengenakan pakaian samurai lengkap sedang berlomba, mengejar kuda liar, atau mengadakan kontes yang meniru pertempuran. Festival ini sudah berusia lebih dari seribu tahun.[26]
Selama Festival Waraji, sandal jerami besar setinggi 12 meter atau 38 kaki yang dibangun oleh penduduk setempat didedikasikan untuk kuil. Terdapat juga tarian naga tradisional Taiwan, atau Ryumai, yang dibawakan oleh pengunjung Taiwan.[28]
Festival Aizu adalah perayaan untuk para samurai. Festival ini dimulai dengan tampilan tarian pedang dan pertempuran, dan diikuti oleh prosesi sekitar lima ratus orang. Orang-orang dalam iring-iringan itu akan membawa bendera dan peralatan yang mewakili para penguasa feodal yang terkenal di masa lalu, dan beberapa di antara mereka berpakaian seperti para bangsawan itu sendiri.[30]
Sebuah refleksi dari masa perang masa lalu, Festival Taimatsu Akashi terdiri dari pria dan wanita yang membawa obor simbolis besar yang dinyalakan dengan api suci ke puncak Gunung Gorozan. Ditemani oleh para penabuh genderang, pembawa obor mencapai bagian atas dan menyalakan bingkai kayu yang mewakili sebuah kastil lokal tua dan para samurai yang tinggal di sana. Dalam beberapa tahun terakhir festival ini telah dibuka sehingga siapa pun yang ingin berpartisipasi dapat membawa obor simbolis kecil bersama dengan prosesi tersebut.[31]
PendidikanPerguruan tinggi
WisataKastil Tsuruga, kastil samurai yang awalnya dibangun pada akhir abad ke-14, lalu diduduki oleh gubernur kawasan itu pada pertengahan abad ke-19, selama masa perang dan ketidakstabilan pemerintahan. Karena itu, Aizuwakamatsu adalah tempat pertempuran penting dalam Perang Boshin, di mana 19 remaja anggota Byakkotai melakukan ritual bunuh diri seppuku. Mereka dikuburkan di gunung Iimori yang saat ini merupakan objek wisata yang cukup populer.[19] Kitakata terkenal dengan mie ramen khas Kitakata dan bangunan gudang tradisionalnya yang terawat secara baik, sementara Ōuchi-juku di kota Shimogo yang masih mempertahankan banyak bangunan jerami dari zaman Edo. Gunung Bandai, di Taman Nasional Bandai-Asahi, meletus pada tahun 1888, menciptakan kawah besar dan banyak danau, seperti 'Danau Lima Warna' yang indah (Goshiki-numa). Daerah ini juga terkenal dengan pejalan kaki dan pemain ski. Tur sepatu salju dengan pemandu juga ditawarkan pada musim dingin.[37] Di daerah Danau Inawashiro di Taman Nasional Bandai-Asahi masih dapat ditemukan rumah orang tua Hideyo Noguchi (1876–1928). Tempat ini dilestarikan bersama dengan beberapa barang dan surat-surat Noguchi sebagai bagian dari peringatan atas kontribusi Noguchi. Noguchi terkenal tidak hanya karena penelitiannya tentang demam kuning, tetapi juga saat wajahnya diabadukan di uang 1.000 yen.[38] MakananBuah-buahan Fukushima dikenal sebagai "Kerajaan Buah"[39] karena banyak buah musiman yang tumbuh di prefektur ini, dan fakta bahwa ada buah yang dipanen setiap bulan dalam setahun.[39] Sementara itu buah persik merupakan yang paling terkenal, prefektur ini juga menghasilkan sejumlah besar ceri, nashi (pir Jepang), anggur, kesemek, dan apel. Fukushima-Gyu adalah daging sapi khas prefektur ini. Sapi Jepang Hitam yang digunakan untuk membuat Fukushima-Gyu diberi makan, dibesarkan, dan diproses di dalam prefektur ini. Hanya daging sapi dengan nilai 2 atau 3 yang dapat dilabeli sebagai "Fukushima-Gyu" (福島牛).[40] Ikaninjin adalah wortel parut dan cumi-cumi kering yang dibumbui dengan kecap, sake, mirin, dll. Makanan ini adalah masakan lokal khas dari bagian utara Prefektur Fukushima. Makanan ini biasanya dibuat dari akhir musim gugur hingga musim dingin di rumah-rumah.[41] Kitakata Ramen adalah salah satu dari 3 Ramen Top Jepang, bersama dengan Sapporo dan Hakata.[42] Dasarnya adalah sup kecap, karena kecap secara historis sudah tersedia di banyak gudang di sekitar kota. Niboshi (sarden), tonkotsu (tulang babi) dan terkadang ayam dan sayuran direbus untuk membuat kaldu. Kemudian di atasnya ditambahkan dengan chashu (daging babi barbeque yang diiris tipis), daun bawang, rebung, dan kadang-kadang narutomaki, adonan kue ikan yang berwarna merah muda dan putih.[42] Mamador adalah makanan manis paling terkenal di prefektur ini.[43] Makanan yang dipanggang ini memiliki pusat rasa kacang merah seperti susu yang dibungkus dengan adonan mentega. Namanya berarti "Orang yang minum susu ibu" dalam bahasa Spanyol.[44] Makanan ini diproduksi oleh Perusahaan Sanmangoku. Creambox adalah makanan manis yang terkenal kedua di prefektur Fukushima. Makanan ini adalah roti manis dengan susu kental dan krim rasa susu putih. Creambox dijual di Kota Koriyama di banyak toko roti dan kantin sekolah. Harga jualnya biasanya sekitar ¥100, dan dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, dapat ditemui adonan bulat. Karena terlihat sederhana dan tidak banyak berubah dari roti normal jika dilihat dari atas, maka beberapa proses dapat dilakukan pada krim, ada beberapa tempat yang menempatkan almond atau menggambar wajah karakter dengan cokelat.[45] Sake. Koperasi Pembuat Bir Sake Prefektur Fukushima terdiri dari hampir 60 pabrik sake.[46] Selain itu, Penghargaan Sake Tahunan Jepang telah memberi prefektur ini hadiah emas terbanyak di seluruh Jepang selama empat tahun berturut-turut pada 2016[47] Sebuah toko khusus yang disponsori pemerintah di Tokyo bernama MIDETTE menjual banyak produk lokal dan musiman yang diimpor langsung dari Fukushima. TransportasiKereta
Jalan rayaJalan tolJalan nasional
PelabuhanPelabuhan Onahama - Pelabuhan barang internasional dan domestik, pelabuhan hub peti kemas di Iwaki Bandar udaraTokoh terkenal
Referensi
Bacaan lanjutan
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Prefektur Fukushima. Wikiwisata memiliki panduan wisata Prefektur Fukushima. Wikinews memiliki berita tentang:
|
Portal di Ensiklopedia Dunia