Pindah agama paksaPerpindahan agama paksa adalah adopsi agama berbeda atau menjadi tak beragama di bawah tekanan. Peninggalan paksa terhadap agama disebut sebagai "perpindahan ke ateisme". Orang-orang yang mengalami demikian dapat akan memeluk agama baru mereka atau menjadi tak beragama, atau masih melanjutkan keyakinan atau praktik aslinya yang dipegang secara diam-diam, meskipun tampil sebagai orang-orang yang berpindah agama. kripto-Yahudi, kripto-Kristen, kripto-Muslim dan kripto-Pagan adalah contoh bersejarahnya. KristenAgama Kristen merupakan agama minoritas pada sebagian besar masa Kekaisaran Romawi, dan gereja perdana dianiaya pada masa itu. Saat Konstantinus I berpindah ke agama Kristen, agama tersebut menjadi agama dominan di Kekaisaran Romawi. Di bawah masa pemerintahan Konstantinus I, bida'ah-bida'ah Kristen dianiaya; bermula pada akhir abad ke-4, agama-agama pagan kuno juga aktif ditekan. Dalam pandangan beberapa sejarawan, peralihan Konstantinian mengubah agama Kristen dari agama teraniaya menjadi agama yang terbebas dari penganiayaan dan bahkan melakukan penganiayaan.[1] Terdapat sejumlah contoh perpindahan agama paksa sepanjang sejarah Kekristenan: pada Kekaisaran Romawi, Abad Pertengahan, inkuisisi di Spanyol dan Goa dan kampanye-kampanye oleh para penguasa Rusia. IslamMeskipun Islam secara jelas melarang perpindahan agama paksa,[2][3][4] peristiwa-peristiwa perpindahan agama paksa tercatat dalam sejarah Islam. Para sejarawan menyebut peristiwa semacam itu sebagai "hal langka"[5] atau "berpengecualian".[2] Dalam teorinya, toleransi keagamaan Islam hanya ditujukan kepada monoteistik "Ahli Kitab", dan kaum pagan menghadapi pilihan antara pindah ke agama Islam dan menghadapi kematian.[6] Pada praktiknya, rancangan ini dan status dhimma ditujukan kepada agama-agama non-monoteistik dari orang-orang yang ditaklukkan, seperti Hindu.[6] Pada masa sekarang, perpindahan agama paksa diancam atau dilakukan dalam konteks perang, pemberontakan dan kekerasan antar-komunal. Kasus-kasus yang berdampak pada ribuan orang dikabarkan terjadi pada masa Pemisahan India, Perang Pembebasan Bangladesh, di kawasan-kawasan yang dikuasai oleh ISIS, dan di Pakistan. Tuduhan-tuduhan yang dipersengketakan dari perpindahan agama paksa dari wanita muda menimbulkan kontroversi publik di Mesir dan Inggris. Referensi
|
Portal di Ensiklopedia Dunia