MezzotintMezzotint adalah proses cetak monokrom dari keluarga intaglio. Ini adalah proses cetak pertama yang menghasilkan halftone tanpa menggunakan teknik berbasis garis atau titik seperti arsir, arsir silang, atau stipple. Mezzotint menghasilkan tonalitas dengan membuat pelat logam menjadi kasar dengan ribuan titik kecil yang dibuat oleh alat logam bergigi kecil, yang disebut "rocker". Dalam pencetakan, lubang-lubang kecil di pelat menahan tinta saat permukaan pelat dibersihkan. Teknik ini dapat menghasilkan kualitas dan kekayaan tingkat tinggi dalam cetakan, dan menghasilkan cetakan furnitur yang cukup besar dan tebal untuk dibingkai dan digantung secara efektif di sebuah ruangan.[2] Mezzotint sering dikombinasikan dengan teknik intaglio lainnya, biasanya etsa dan ukiran, termasuk ukiran stipple. Proses ini terutama digunakan secara luas di Inggris sejak abad kedelapan belas, dan di Prancis disebut la manière anglais ("gaya Inggris"). Hingga abad ke-20, sebagian besar digunakan untuk cetakan reproduksi untuk mereproduksi potret dan lukisan lainnya, bukan untuk komposisi asli.[3] Sejak pertengahan abad ke-18, teknik ini agak bersaing dengan teknik nada utama lainnya saat itu, yakni aquatint. Sejak pertengahan abad ke-19, teknik ini relatif jarang digunakan, karena litografi dan teknik lainnya menghasilkan hasil yang sebanding dengan lebih mudah.[4] Sir Frank Short (1857–1945) merupakan pelopor penting kebangkitan mezzotint di Britania Raya bersama dengan Peter Ilsted (1864–1933) di Denmark. Mezzotint dikenal karena kualitas nadanya yang mewah: pertama, karena permukaannya yang kasar dan merata menampung banyak tinta, sehingga warna solid yang pekat dapat dicetak; kedua, karena proses penghalusan pelat dengan burin, burnisher, dan scraper memungkinkan gradasi nada yang halus dapat dikembangkan. Scraper adalah alat berujung segitiga, dan burnisher memiliki ujung bulat yang halus – tidak seperti banyak gagang sendok.[5] Sitasi
Referensi
Bacaan lanjutan
Pranala luar |
Portal di Ensiklopedia Dunia