Matius 27
Matius 27 (disingkat Mat 27) adalah bagian dari Injil Matius pada Perjanjian Baru dalam Alkitab Kristen, yang diyakini disusun menurut catatan Matius, salah seorang dari Keduabelas Rasul Yesus Kristus.[1][2][3][4] Teks
Struktur isiPembagian isi pasal (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):
Ayat 2
Inilah tahap ketiga dari penderitaan Kristus. Pada pagi hari Yesus yang sudah dipukul berulang-ulang dan penat, dibawa ke bagian lain kota Yerusalem untuk diperiksa oleh Pilatus. Barabas dilepaskan (Matius 27:21) dan Yesus disesah dan kemudian diserahkan untuk disalibkan (Matius 27:26). Untuk tahap pertama dari penderitaan Yesus, lihat Matius 26:37, tahap kedua lihat Matius 26:67; tahap keempat lihat Matius 27:26.[6] Ayat 9-10Ayat 9
Ayat 10
Di dalam ayat ini Injil Matius memadukan dan meringkaskan unsur-unsur simbolisme nubuat, satu dari Yeremia (Yeremia 32:6–9) dan yang satunya dari Zakharia (Zakharia 11:12–13). Kemudian Injil Matius menyebutkan nama nabi yang lebih tua dan lebih terkenal sebagai sumbernya, suatu kebiasaan yang sering dipakai ketika mengutip ayat-ayat dari kitab para nabi. Hal ini terjadi pula misalnya dalam Injil Markus (Markus 1:2) yang menggabungkan kutipan ayat dari Kitab Yesaya (Yesaya 40:3) dan Kitab Maleakhi (Maleakhi 3:1) tetapi hanya menyebutkan nama Yesaya sebagai nabi yang terdahulu dan lebih utama.[6] Ayat 26
Inilah tahap keempat dari penderitaan Yesus Kristus.
Ayat 28
Inilah tahap kelima dari penderitaan Kristus. Tali yang mengikat Yesus dilepaskan dan Ia ditempatkan di tengah-tengah sekelompok tentara Romawi (Matius 27:27). Mereka mengenakan sebuah jubah berwarna ungu kepada-Nya, memberikan sebatang tongkat di tangan-Nya lalu menekankan sebuah mahkota dari ranting-ranting yang berduri di kepala-Nya (Matius 27:29). Para prajurit itu kemudian mengejek Dia, menampar muka-Nya dan memukul kepala-Nya sehingga duri-duri itu lebih dalam terbenam di kepala-Nya (Matius 27:30–31). Lihat Matius 27:31 mengenai tahap keenam dari penderitaan Kristus.[6] Ayat 29
Mahkota duri dibuat dari ranting berduri Ziziphus spina-christi (bahasa Ibrani: אטד, atad)[12] yang diikat dengan rerumputan Juncus balticus yang banyak tumbuh di daerah Yerusalem. Durinya sangat tajam, beracun, menyebabkan pegal, serta menimbulkan luka yang sangat sakit. Belum lagi penggunaannya dipaksakan walaupun lebih kecil dari kepala Yesus, sehingga timbul luka dan kesakitan. Pohon berduri (atau "semak duri") ini disebut-sebut dalam perumpamaan yang disampaikan Yotam, anak Gideon, di Kitab Hakim-hakim pasal 9. Ayat 31
Inilah tahap keenam dari penderitaan Kristus. Balok salib yang berat itu diikatkan pada pundak Kristus. Mulailah Dia berjalan dengan pelan-pelan ke bukit Golgota. Beratnya balok salib tersebut, ditambah lagi kepenatan jasmani yang hebat, membuat Dia terjatuh. Ia mencoba untuk berdiri, namun tidak sanggup. Simon orang Kirene kemudian disuruh memikul salib itu. Mengenai tahap ketujuh, lihat Matius 27:35.[6] Ayat 34
Referensi silang: Markus 15:23; Yohanes 19:29 Orang Kristen percaya bahwa ayat ini merupakan penggenapan dari nubuat mesianik yang tertulis pada Mazmur 69:22.[15] Ayat 35
Inilah tahap ketujuh dari penderitaan Yesus. Di bukit Golgota balok salib yang melintang diletakkan di tanah dan Yesus dibaringkan di atasnya. Kedua lengan-Nya direntangkan di atas balok salib dan paku besi yang persegi dipakukan melalui telapak (atau pergelangan) tangan-Nya sampai jauh ke dalam kayu, pertama tangan yang kanan kemudian tangan yang kiri. Setelah itu Kristus diangkat dengan bantuan tali atau tangga, balok salib yang melintang diikatkan atau dipakukan pada tiang salib dan sebuah penyanggah untuk tubuh-Nya dipasang pada salib itu. Akhirnya, kaki-Nya direntangkan dan dipakukan pada salib itu dengan paku lebih besar. Tahap kedelapan dari penderitaan Kristus diuraikan dalam lihat Matius 27:39.[6] Ayat 39
Inilah tahap kedelapan dari penderitaan Kristus. Kini Yesus tergantung dalam keadaan yang menyedihkan, berlumuran darah, penuh dengan luka dan ditonton banyak orang. Berjam-jam lamanya seluruh badan-Nya terasa sakit luar biasa, lengan-Nya terasa lelah, otot-otot-Nya kejang-kejang dan kulit yang tercabik-cabik dari punggung-Nya terasa nyeri. Kemudian muncul penderitaan baru—rasa sakit yang hebat terasa dalam dada-Nya ketika cairan mulai menekan jantung-Nya. Ia merasa sangat haus (Yohanes 19:28) dan sadar akan perkataan makian dan cemoohan orang yang melewati salib itu (Matius 27:39–44). Untuk tahap yang kesembilan, lihat Matius 27:46.[6] Ayat 45
Ayat 46
Inilah tahap kesembilan dari penderitaan Kristus. Kata-kata ini merupakan puncak dari segala penderitaan-Nya bagi dunia yang terhilang. Seruan-Nya dalam bahasa Aram, "Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" menunjukkan bahwa Dia sedang mengalami pemisahan dari Allah sebagai pengganti orang berdosa. Pada tahap ini semua kesedihan, penderitaan, dan rasa sakit mencapai puncaknya. Ia tertikam oleh karena pemberontakan kita (Yesaya 53:5) dan Ia telah memberikan diri-Nya sebagai "tebusan bagi banyak orang" (Matius 20:28; 1 Timotius 2:6). Dia yang tidak mengenal dosa "telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita" (2 Korintus 5:21); Dia mati sebagai yang ditinggalkan, agar kita tidak akan pernah ditinggalkan oleh-Nya (bandingkan Mazmur 22:1-32). Demikianlah kita ditebus oleh penderitaan Kristus (1 Petrus 1:19). Lihat Matius 27:50 untuk tahap yang kesepuluh dari penderitaan Kristus.[6] Ayat 49
Ayat 50
Inilah tahap kesepuluh dari penderitaan Yesus Kristus. Dengan nyaring Ia mengucapkan kata-kata-Nya yang terakhir, "Sudah selesai" (Yohanes 19:30). Seruan ini menandakan akhir dari segala penderitaan-Nya serta penyelesaian karya penebusan. Hutang dosa kita telah dilunasi, dan rencana keselamatan ditegakkan. Pada saat itulah Dia memanjatkan doa yang terakhir, "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku" (Lukas 23:46). Untuk tahap pertama penderitaan Kristus lihat Matius 26:37.[6] Ayat 56
Lihat pula
Referensi
Pranala luar
|
Portal di Ensiklopedia Dunia