Kurban (Yahudi)Kurban (Ibrani: "pengorbanan" קרבן, qorban; atau bentuk jamak: Korbanot קרבנות, qorbanot; bahasa Arab: قربان), dalam Yudaisme adalah istilah untuk pengorbanan yang dideskripsikan dan diperintahkan dalam Taurat. Korban yang biasa dikorbankan adalah binatang, seperti domba atau kerbau, dan sering dimasak dan dimakan oleh pemberi persembahan, dengan sebagian diberi ke Kohanim dan sebagian dibakar ke mezbah (altar). Buah-buahan, dupa, dan serealia juga dapat dikurbankan. Dalam bahasa Ibrani kata benda korban (atau qorban) digunakan untuk menyebut berbagai persembahan yang diperintahkan dalam Alkitab Ibrani. Penggunaan paling umum secara tradisional adalah "persembahan korban binatang" (zevah זֶבַח), atau "persembahan pendamaian", dan "persembahan korban bakaran" (olah). Persembahan semacam itu dulu biasanya dilakukan oleh para Imam (Kohen) pada Bait Suci di Yerusalem. Praktik ini dilakukan sampai Bait Salomo dihancurkan, dan dilanjutkan kembali pada saat Bait Kedua berdiri, dan kemudian berakhir ketika bait itupun dihancurkan pada tahun 70 M. Secara tidak resmi dilakukan kembali pada saat Perang Yahudi-Romawi pada abad ke-2 M, dan selanjutnya di komunitas-komunitas tertentu.[1] Yudaisme Rabbinik tetap berpegang bahwa Taurat mengizinkan pelaksanaan hukum Yahudi tanpa pengorbanan binatang berdasarkan tradisi oral dan dukungan kuat dari Kitab Suci, misalnya Mazmur 51:16–19 dan Hosea 6:6. Namun, praktik dan hakikat pengorbanan terus mempunyai relevansi dalam 613 mitzvot, teologi Yudaisme dan halakha (hukum-hukum Yahudi), terutama dalam Yudaisme Ortodoks. Menurut persepsi Yahudi kedatangan Mesias tidak menghapuskan persyaratan untuk memelihara seluruh 613 perintah.[2] EtimologiQorban dan qarabAkar kata bahasa Semit √qrb (bahasa Ibrani: קרב) berarti "menjadi lebih dekat dengan sesuatu atau seseorang"; kata-kata lain dari akar kata yang sama adalah qarov "tutup; dekat" and qerovim "kerabat". Akar kata ini juga dijumpai dalam bahasa Ibrani dan antara lain juga bahasa Akkadia, yaitu kata benda aqribtu "tindakan memberikan persembahan". Kata benda feminin Ibrani korban (bentuk jamak: korbanot קָרְבֳּנוֹת) pertama kali muncul di Alkitab dalam Kitab Imamat (Imamat 1:2) dan terdapat 80 kali dalam Teks Masoret; 40 kali di Kitab Imamat, 38 di Kitab Bilangan dan 2 kali di Kitab Yehezkiel. Bentuk terkait qurban muncul hanya dalam Kitab Nehemia (Nehemia 10:35 dan Nehemia 13:31 "persembahan kayu"). Secara tradisional etimologi kata ini adalah dari akar kata kerja qarab yang mengindikasikan tujuan untuk membawa orang dekat kepada Allah.[3][4] Bahasa YunaniSeptuaginta umumnya menerjemahkan istilah ini dalam bahasa Yunani sebagai δῶρον "hadiah; pemberian", θυσία "pengorbanan", atau προσφορά "persembahan". Pada masa masa Bait kedua, teks Yahudi Helenistik menggunakan istilah "korban" secara khusus dalam artian "sumpah". Perjanjian Baru melestarikan "korban" satu kali sebagai alih aksara kata pinjaman yang berarti "sumpah", yang juga satu kali berkaitan dengan kata benda, κορβανάς "harta Bait Suci", selain itu menggunakan δῶρον, θυσία atau προσφορά dan istilah-istilah lain yang diambil dari Septuaginta. TujuanBerbeda dengan doktrin umum sejumlah kelompok Kristen mengenai Perjanjian Lama bahwa korbanot adalah untuk dosa, penggunaanya jauh lebih kompleks — hanya sejumlah korbanot dalam keadaan terbatas yang sangat jarang digunakan untuk mendamaikan dosa yang tidak disengaja, dan korban ini hanya mengiringi inti penggunaan pendamaian yang penting untuk dapat dianggap sah. Di luar hal itu, lebih banyak tujuan mempersembahkan korban, terutama secara murni, untuk berhubungan dengan Allah dan menjadi lebih dekat kepada-Nya. Juga dipersembahkan untuk tujuan pujian, syukur, dan kasih kepada Allah.[5] Penggunaan korban juga dibedakan atas berbagai jenis "dosa" atau "kesalahan". "Dosa" dalam Yudaisme terdiri dari berbagai tingkat berat:
Ketiga derajat dosa ini disebutkan dalam Mazmur 106:6:
Susunan ini juga terdapat pada 1 Raja–raja 8:47:
Satu kali lagi juga pada Daniel 9:5
Dengan sejumlah perkecualian, korban hanya dapat digunakan untuk memperdamaikan dosa jenis pertama, yaitu yang dilakukan dalam ketidaktahuan bahwa itu adalah dosa.[8] Lebih lagi, korban tidak mempunyai efek penebusan kecuali orang yang mempersembahkan korban itu secara tulus bertobat dari tindakannya sebelum mempersembahkan korban, dan membayar ganti rugi kepada orang-orang yang dirugikan akibat pelanggarannya.[8] Alkitab IbraniPersembahan korban disebutkan beberapa kali dalam Kitab Kejadian, tetapi dijabarkan lebih lanjut dalam empat kitab Taurat berikutnya, termasuk aspek-aspek asal usul dan sejarahnya.[9]
Referensi
Pustaka
Pranala luar
|
Portal di Ensiklopedia Dunia