Kekaisaran Austria
Kekaisaran Austria (bahasa Jerman: Kaiserthum Österreich) adalah sebuah monarki multinasional yang berdiri dari tahun 1804 hingga 1867 di Eropa Tengah. Kekaisaran ini dibentuk oleh Franz II, Kaisar Romawi Suci, sebagai tanggapan atas ancaman dari Kekaisaran Prancis di bawah Napoleon Bonaparte. Kekaisaran Austria menggantikan entitas politik sebelumnya, Monarki Habsburg, dan menjadi salah satu kekuatan utama di Eropa sepanjang abad ke-19. Kekaisaran Austria mencakup wilayah yang kini menjadi bagian dari Austria, Hungaria, Republik Ceko, Slovakia, Slovenia, Kroasia, sebagian besar Italia utara, dan sejumlah wilayah lainnya di Eropa Tengah dan Timur. Kekaisaran ini akhirnya berevolusi menjadi Austria-Hungaria setelah diadakannya Ausgleich (Kompromi) pada tahun 1867, yang memberikan otonomi lebih besar kepada Kerajaan Hungaria dalam struktur pemerintahan. SejarahPembentukan (1804-1815)Pembentukan Kekaisaran Austria didorong oleh pembubaran Kekaisaran Romawi Suci akibat tekanan politik dan militer dari Napoleon. Pada 11 Agustus 1804, Franz II mengumumkan dirinya sebagai Kaiser von Österreich (Kaisar Austria), sehingga menciptakan entitas politik baru yang tidak terkait langsung dengan Kekaisaran Romawi Suci. Setelah kekalahan Austria dalam Perang Koalisi Ketiga melawan Napoleon (1805), Perdamaian Pressburg mengharuskan Austria menyerahkan wilayah signifikan, termasuk Tirol dan Dalmatia, kepada sekutu Napoleon. Pada 1806, Franz II secara resmi melepaskan gelar Kaisar Romawi Suci, mengakhiri institusi yang telah berdiri selama lebih dari seribu tahun. Era Metternich dan Kongres Wina (1815-1848)Setelah jatuhnya Napoleon pada 1815, Austria memainkan peran penting dalam Kongres Wina, yang merancang tatanan baru di Eropa. Di bawah kepemimpinan Kanselir Klemens von Metternich, Austria menjadi pusat diplomasi Eropa dan memimpin Konfederasi Jerman. Metternich menerapkan kebijakan konservatif yang menentang revolusi dan liberalisme, dengan tujuan mempertahankan dominasi monarki Habsburg di wilayah yang sangat beragam secara etnis. Namun, kebijakan ini menimbulkan ketegangan di antara kelompok-kelompok nasionalis di wilayah kekaisaran. Revolusi 1848 dan ReformasiPada tahun 1848, gelombang revolusi menyebar ke seluruh Eropa, termasuk Austria. Di Wina, pemberontakan rakyat memaksa Metternich mengundurkan diri. Di Hongaria, pemberontakan nasionalis dipimpin oleh Lajos Kossuth yang menuntut kemerdekaan. Meskipun kekaisaran berhasil memadamkan pemberontakan dengan bantuan Rusia, revolusi ini menunjukkan kelemahan internal Austria. Kaisar Franz Joseph I, yang naik takhta pada tahun 1848, memulai serangkaian reformasi untuk mempertahankan kekuasaan Habsburg. Kekalahan dalam Perang Italia dan Jerman (1859-1866)Kekaisaran Austria menghadapi serangkaian kekalahan militer yang melemahkan posisinya di Eropa. Pada 1859, Austria kalah dalam Perang Italia Kedua melawan Prancis dan Kerajaan Sardinia, yang menyebabkan kehilangan wilayah Lombardy. Pada 1866, Austria kembali kalah dalam Perang Austria-Prusia. Kekalahan ini menandai akhir dominasi Austria dalam urusan Jerman, dan Konfederasi Jerman dibubarkan. Posisi Austria sebagai pemimpin negara-negara Jerman digantikan oleh Prusia. Pembentukan Austria-Hungaria (1867)Setelah kekalahan melawan Prusia, kekaisaran menghadapi tekanan dari kaum nasionalis Hungaria. Pada 1867, Franz Joseph I setuju untuk mendirikan Ausgleich (Kompromi), yang mengubah Kekaisaran Austria menjadi Austria-Hungaria. Entitas baru ini memiliki dua pusat pemerintahan, di Wina dan Budapest, yang masing-masing mengelola urusan domestik mereka sendiri. Wilayah dan AdministrasiKekaisaran Austria terdiri dari sejumlah wilayah yang sangat beragam, mencakup:
EkonomiEkonomi Kekaisaran Austria sebagian besar berbasis agraris, dengan pusat-pusat industri kecil di Bohemia dan Austria utara. Kekaisaran mengalami industrialisasi secara lambat dibandingkan negara-negara Eropa Barat seperti Inggris dan Prancis. Pembangunan jaringan kereta api pada pertengahan abad ke-19 membantu menghubungkan berbagai wilayah kekaisaran dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Namun, ketimpangan ekonomi antara wilayah-wilayah yang lebih maju, seperti Austria dan Bohemia, dan wilayah yang kurang berkembang, seperti Galicia dan Hungaria, menjadi masalah besar. Masyarakat dan BudayaKeanekaragaman EtnisKekaisaran Austria merupakan salah satu entitas paling multinasional di Eropa, dengan berbagai kelompok etnis termasuk Jerman, Hungaria, Ceko, Slovak, Polandia, Ukraina, Kroasia, Serbia, Italia, dan lainnya. Hal ini sering kali menjadi sumber ketegangan politik dan sosial. Kebijakan BahasaBahasa Jerman merupakan bahasa resmi kekaisaran, tetapi berbagai bahasa lokal tetap digunakan dalam administrasi dan pendidikan di wilayah tertentu. Kebijakan ini menimbulkan ketegangan antara pemerintah pusat dan kelompok-kelompok etnis non-Jerman. Budaya dan SeniKekaisaran Austria menjadi pusat budaya Eropa, dengan kontribusi besar dalam bidang musik, sastra, dan seni. Komposer seperti Franz Schubert, Johann Strauss, dan Anton Bruckner berasal dari Austria dan memberikan kontribusi besar pada warisan budaya kekaisaran. Akhir KekaisaranSetelah 1867, Kekaisaran Austria secara resmi tidak lagi ada, karena telah berevolusi menjadi Austria-Hungaria. Struktur baru ini tetap dipimpin oleh dinasti Habsburg hingga akhir Perang Dunia I pada 1918, ketika monarki Habsburg runtuh dan Republik Austria dibentuk. WarisanKekaisaran Austria meninggalkan warisan yang kompleks. Meskipun berhasil menjadi salah satu kekuatan utama di Eropa, kekaisaran ini sering kali menghadapi ketegangan internal akibat keberagamannya. Warisan arsitektur, seni, dan budaya Austria tetap menjadi salah satu yang paling dihargai di Eropa hingga saat ini. Referensi
|
Portal di Ensiklopedia Dunia