Bambang Wuryanto
Bambang Wuryanto (lahir 17 Juli 1956)[1] dikenal dengan nama Bambang Pacul1 adalah seorang politikus berkebangsaan Indonesia yang menjabat sebagai Wakil Ketua MPR RI periode 2024–2029[2] dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat untuk daerah pemilihan Jawa Tengah IV sejak tahun 2004. Ia mengawali kiprah politiknya saat bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) pada 2000.[3] NamaIa terlahir dengan nama Bambang Wuryanto yang diberikan oleh kedua orang tuanya. Di samping itu, ia juga memiliki nama populer, yakni Bambang Pacul.[4] Pemberian nama tersebut bermula ketika dirinya duduk di bangku sekolah menengah atas. Nama "Bambang" sendiri umum dimiliki oleh beberapa teman di sekolahnya. Nama belakang digunakan merujuk pada istilah tertentu, seperti Pacul, Fosil, hingga Panu yang saat itu diberikan kepada salah satu temannya yang memiliki latar belakang keluarga mampu. Istilah "Pacul" pada nama belakangnya diberikan mengingat latar belakang keluarganya sebagai petani dan berasal dari desa. Selain itu, nama "Bambang" yang ada pada namanya memiliki makna ksatria atau bangsawan dalam adat Jawa. Latar belakang dan cerita hidupPerjalanan PolitikBambang Wuryanto mengawali karier di dunia suara politik dengan mengikuti Badiklatpus DPP PDIP pada tahun 2000-2004. Setelah itu, Bambang pun dipercaya untuk menjadi staf ahli Fraksi PDIP di MPR. Karier Politik Bambang semakin meningkat dengan menjadi anggota DPR selama empat periode 2004-2009, 2009-2014, 2014-2019, dan 2019-2024. Hal ini pun membuat dia memiliki jabatan penting di PDIP yaitu Ketua DPP bidang Energi dan Pertambangan. 24 Januari 2018 - Bambang Wuriyanto menggantikan Tubagus Hasanuddin sebagai Wakil Ketua Komisi I. Mentalitet KoreaBambang Patjul akhirnya menerbitkan sebuah buku yang berjudul "Mentalitet Korea Jalan Ksatria" pada tahun 2024. Buku dengan sampul merah menyala ini menjelaskan bagaimana seseorang dapat memiliki mentalitet “korea”. “Korea” dalam budaya Jawa sebenarnya mengacu pada masyarakat kelas sosial menengah ke bawah, yang berdaya juang luar biasa untuk dapat keluar dari belenggu kemiskinan. Istilah ini belakangan menjadi populer di kalangan anak muda. Selain idol K-Pop dan drama korea yang terasa familiar bagi mereka, ternyata istilah “korea” pun sudah ada dalam kultur Jawa sejak lama. Istilah “korea” sendiri menjadi booming akhir-akhir ini sejak pertama kali dilontarkan seorang politisi senior, Bambang Pacul, pada Maret 2023 dalam sidang Komisi III DPR. Ia tak ragu menyebut para anggota dewan sebagai para “korea” yang tidak bisa dilobi sana-sini. Menurut Bambang, mereka adalah ksatria yang mengabdi dan patuh kepada pimpinan partainya masing-masing. Para “korea” adalah mereka yang memulai semuanya dari nol. Mereka mengerti betul bahwa setiap orang dilahirkan dalam kondisi berbeda-beda, sehingga beberapa orang harus berjuang lebih keras untuk mewujudkan keinginannya. Kesadaran akan kekurangan, pantang menyalahkan keadaan, dan kemauan yang kuat untuk melenting adalah ciri khas mereka. Melalui buku yang terdiri dari 7 bab ini, kita akan dikenalkan dengan figur Bambang Pacul, seorang pejabat publik yang merintis karir politiknya dari nol. Tekad dan keuletannya membuatnya mampu menduduki jabatan-jabatan penting dan disegani banyak orang. Layaknya seorang korea tulen, ia adalah pemimpin yang pandai menyelipkan guyonan dan nasihat bijaksana dalam setiap ucapannya.[5] Deretan Fakta lain
Melawan ArusPada tanggal 29 September 2022, DPR melalui rapat paripurna memberhentikan Aswanto dari jabatannya sebagai hakim konstitusi di Mahkamah Konstitusi meskipun masa jabatannya baru berakhir pada Maret 2029. Bambang Wuryanto yang saat itu menjabat sebagai Ketua Komisi III DPR RI dari fraksi PDIP mengatakan:[6][7] "Tentu mengecewakan dong. Ya gimana kalau produk-produk DPR dianulir sendiri oleh dia (Aswanto), dia wakilnya dari DPR. Kan gitu toh. Ya bukan kecewa. Dasarnya Anda tidak komitmen, gitu lho. Enggak komit dengan kita, ya mohon maaf-lah ketika kita punya hak, dipakai-lah". Bambang Wuryanto juga menganalogikan hubungan antara hakim konstitusi dan DPR seperti hubungan antara direksi perusahaan dan pemilik perusahaan:[8] "Kalau kamu usulkan seseorang untuk jadi direksi di perusahaanmu, kamu sebagai owner, itu mewakili owner kemudian kebijakanmu enggak sesuai direksi, owner ya gimana, begitu toh. Kan kita dibikin susah". Aswanto sendiri merupakan hakim salahsatu dari tiga hakim konstitusi yang diusulkan oleh DPR. Aswanto dikenal kerap menentang produk legislasi DPR. Hampir di setiap putusan Mahkamah Konstitusi, Aswanto termasuk hakim konstitusi yang menyatakan bahwa produk legislasi DPR (undang-undang) bertentangan dengan konstitusi. Salah satu yang paling menyita perhatian adalah sikap Aswanto terhadap Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja UU (Cipta Kerja). Bersama 3 dari 8 hakim konstitusi lainnya, dia termasuk hakim yang menyatakan bahwa undang-undang sapu jagat ini bertentangan dengan konstitusi secara bersyarat.[9][10] Membangun KKS (Korea-Korea Selecao)Bersama Bambang Pacul (Pejabat DPR RI & MPR RI sekaligus kader PDIP Perjuangan), Coach Justin membangun program KKS dengan mengambil bakat muda yang tersebar di Jawa Têngah, khususnya di Solo dan Semarang.[11][12] Pada pertandingan ujicoba melawan Timnas Indonesia U17, pada Jumat (17/1/2025) di Bandung, dengan format tiga babak masing-masing berdurasi 30 menit, KKS binaan Coach Justin harus menelan kekalahan telak 13-0[13] Riwayat Pendidikan
Referensi
Pranala luar
|
Portal di Ensiklopedia Dunia