Aisin Gioro
Aisin Gioro adalah nama keluarga (marga) dari para Kaisar Manchu, Dinasti Qing. Keluarga Aisin Gioro memerintah Tiongkok sampai Revolusi Xinhai tahun 1911, yang mendirikan pemerintahan republik di Tiongkok. Kata aisin berarti "emas" di dalam bahasa Manchu, dan gioro adalah nama dari suatu tempat, sekarang wilayah Yilan, provinsi Heilongjiang. Di dalam adat manchu, keluarga dikenal pertama dengan Hala (哈拉), nama keluarga atau marga, dan kemudian oleh Mukūn (穆昆), pengelompokkan yang detail, biasanya merujuk kepada keluarga masing-masing. Dalam hal Aisin Gioro, Aisin adalah Mukūn, dan Gioro adalah Hala. Anggota keluarga marga Gioro yang lain adalah Irgen Gioro (伊尔根觉罗), Susu Gioro (舒舒觉罗) and Silin Gioro (西林觉罗). Jumlah keluarga saat iniTerdapat 29,000 orang yang berasal dari keluarga ini ataupun memiliki darah keturunannya saat Dinasti Qing runtuh pada 1912, sangat kontras dengan Dinasti Ming sebelumnya yang lebih subur, yang pemerintahan Wangsa Zhu memiliki 200.000 (0,2 juta) anggota pada jatuhnya Dinasti Ming. Kaisar Manchu rata-rata mempunyai reproduksi dan harem yang lebih kecil dibandingkan dinasti Ming dan mengenakan pajak yang lebih rendah kepada petani Tiongkok dibandingkan dinasti Ming untuk memelihara harem. Pengeluaran harian harem Kaisar Ming Wanli lebih besar daripada pengeluaran tahunan harem Kaisar Qing Yongzheng. Terdapat 6 generasi Aisin Gioro sebelum pemerintahan Kaisar Shunzhi sejak kakek Nurhaci mendirikan klan Aisin Gioro. Berdasarkan perkiraan terendah kesuburan kepala suku, lima putra per laki-laki, jumlah Aisin Gioro seharusnya berjumlah 3.000 atau 3.125 pada awal Dinasti Qing. Hal ini berarti bahwa pertumbuhan populasi Tiongkok secara umum sama persis dengan tingkat pertumbuhan seluruh Dinasti Qing. Tingkat pertumbuhan klan Aisin Gioro untuk anggota laki-laki yang memiliki nama keluarga yang sama dari awal Qing hingga akhir Qing, yaitu pertumbuhan sebesar 10 kali lipat. dari angka awal pada awal Dinasti Qing. Dan angka tersebut hanya dua kali lipat dibandingkan tingkat pertumbuhan populasi umum di Tiongkok jika mencakup keturunan non-laki-laki dari keluarga kekaisaran Qing melalui perempuan Aisin Gioro yang tidak mewariskan nama keluarga kepada keturunan mereka.[2] Keluarga Zhu kekaisaran Ming memiliki lebih dari 80.000 orang pada tahun 1604, 62.000 pada tahun 1594, 28.492 pada tahun 1569, 28.840 pada tahun 1562, 19.611 pada tahun 1553, 2.495 pada tahun 1506–1521, 127 pada tahun 1403–1424 dan 58 pada tahun 1368–1398.[3] Permaisuri Qing sangat tidak subur dan seringkali ketika seorang kaisar meninggal, tidak ada putra permaisuri yang masih hidup. Kaisar Xianfeng hanya memiliki satu putra, Kaisar Tongzhi. Kaisar Tongzhi dan Guangxu walaupun sudah menikah, tidak memiliki anak. Kaisar terakhir Puyi juga tidak subur. Pada tahun 1660 cabang inti Aisin Gioro berjumlah 378 orang sedangkan pada tahun 1915 berjumlah 29.292 orang.[4][5] Sekitar 300.000 hingga 400.000 etnis Manchu di Tiongkok bermarga Aisin-Gioro (愛新覺羅), sementara 3,8 juta orang lainnya bermarga Jin (金), bentuk Sinicized yang paling umum, yang dianut oleh anggota inti keluarga kekaisaran seperti Jin Yuzhang. Hal ini memberikan batas atas 4,2 juta orang yang berpotensi menjadi keturunan patrilineal Nurhaci, namun angka ini harus digunakan dengan hati-hati karena ada kelompok etnis non-Manchu (terutama orang Korea) yang juga menggunakan nama keluarga Jin (Kim) untuk alasan yang tidak terkait. Tokoh terkemukaPolitisi terkemuka
Abad ke-20
Referensi
|
Portal di Ensiklopedia Dunia