Ayam pelungAyam pelung jantan |
Negara asal | Indonesia |
---|
|
Berat | Jantan: 3-6 kg |
---|
| Betina: 2-4 kg |
---|
Warna kulit | Seperti ayam kampung pada umumnya |
---|
Warna telur | Krem dan Putih(tergantung jenis ayam) |
---|
|
Ayam pelung adalah ras ayam lokal unggul dari daerah Cianjur, Jawa Barat. Berbeda dengan kebanyakan biakan ayam yang diseleksi untuk penampilan fisik, ayam pelung diseleksi karena suara kokokannya yang panjang dan memiliki lagu, seperti ayam ketawa dan ayam Berg. Tentu saja hanya ayam jantan yang memiliki sifat ini. Nama ayam pelung berasal dari istilah dalam Bahasa Sunda yaitu mawelung yang memiliki arti "kokokan melengking".[1]
Ciri fisik
Ukuran ayam ini relatif besar dengan bulu yang berkilau. Tidak ada standar khusus untuk fisik, tetapi telah ada standar bagi alunan suara kokokan. Ayam dewasa jantan memiliki bobot 3-6 kg dengan tinggi 40-50 cm (rata-rata bobot 4 kg). Ayam dewasa betina memiliki bobot 2-4 kg dengan tinggi 35-45 cm (rata-rata bobot 2,5 kg).
Sejarah
Penangkar dan pemulia pertama ayam ini adalah seorang petani dan tokoh agama dari Desa Bunikasih, Kecamatan Warungkondang, Cianjur, bernama H. Djarkasih (Mama' Acih). Ia memulai penangkaran sejak tahun 1850 dengan mengambil seekor ayam jantan muda yang diamatinya memiliki kokokan lebih panjang daripada yang lainnya. Penangkaran dilakukan pertama kali dengan mengawinsilangkan dengan ayam betina biasa.[2]
Kontes
Kontes dan lomba ayam pelung telah menjadi kegiatan rutin bagi penggemar-penggemar fanatiknya. Bahkan dalam kunjungan ke Indonesia, Kaisar Naruhito dari Jepang, yang dikenal sebagai pemulia ayam ras, menaruh perhatian terhadap ras ini dan membawa beberapa contoh ke Jepang untuk dibiakkan lebih lanjut.
Catatan kaki