Abul-Qasim Sulaiman bin Ahmad al-Lakhmiy ath-Thabrani, atau yang lebih dikenal dengan nama Imam ath-Thabrani (sering kali juga disebut Imam Ath-Thabarani) (bahasa Arab: إمام الطبراني) adalah seorang imam dan sangat alim (bahasa Arab: العلامة), dan tercata sebagai pemuka ahli hadits.[1][2][3] Dia bernama lengkap Abul Qasim Sulaiman bin Ahmad bin Ayyub Asy-Syami Ath-Thabrani, dan dikenal sebagai sosok yang produktif, di antara karyanya yang terkenal dan mendapat apresiasi juga banyak dijadikan rujukan oleh para ulama adalah Mu'jamul Kabir, Mu'jamul Ausath, dan Mu'jamush Shaghir.[3][4]
Ath-Thabrani pada tahun 273 H. mulai belajar hadits, atau pada usianya yang ke-13 tahun, dan pada tahun 274 H. dia berkelana ke Quds Palestina, juga ke Syiria dan Qaisariyah untuk menghafal Al-Qur'an dan memperdalam ilmu agama, dilanjutkan kemudian dengan mengunjungi Hijaz, Yaman, Mesir, Irak, Iran, Semenanjung Saudi Arabia, Afganistan, dan lain-lain dalam rangka mempelajari hadits Nabi, selama kurun kurang lebih 30 tahun.[5] Selain itu, pada tahun 290 H. ia mengunjungi Isfahan dan menetap di sana hingga akhir hayatnya.[1][2][3][5]
Guru dan Murid
Selama masa pengembaraannya menuntut ilmu di berbagai negeri, tercatat banyak ulama besar pada masanya yang menjadi guru Ath-Thabrani, antara lain: Hastim bin Mursi Ath-Thabrani, Ahmad bin Mas'ud Al-Khayyar, Idris bin Ja'far, Yahya bin Abi Ayyub Al-'Allaq, Ishaq bin Ibrahim Ad-Dabiri, Hafshah bin Umar, Miqdam bin Dawud Ar-Ru'yani, Ali Al-Baghawi, Amr bin Tsaur, Ahmad bin Abdillah Al-Lihyani, Ahmad bin Ibrahim Al-Busri, Abdullah bin Muhammad bin Sa'id bin Abi Maryam, dan Ahmad bin Ishaq bin Ibrahim Al-Asja'i.[2][3][5] Sedangkan ulama-ulama besar yang pernah menjadi muridnya, antara lain: Ibnu Mandah, Abu Bakar bin Abi Ali, Muhammad bin Ahmad Al-Jarudi, Ibnu Mardawaih, Abu Sa'id An-Naqqas, Ahmad bin Abdirrahman Al-Azdi, dan Abu Nu'aim Al-Ashbahani.[2][3][5]
Karya-karya
Ath-Thabrani memiliki perhatian khusus pada bidang keilmuan Islam, terlebih dalam bidang hadits; beberapa karyanya antara lain:
Selain yang sudah disebutkan, berikut ini adalah tiga karya besar Ath-Thabrani yang terkenal dan mendapat banyak apresiasi daripada ulama:
Mu'jamul Kabir
Terdiri dari dari 12 jilid dan merupakan kitab hadits yang berbentuk ensiklopedis, tidak hanya memuat hadits Nabi, melainkan juga memuat beberapa informasi sejarah; dan secara keseluruhan memuat 60.000 hadits, karenanya, Ibnu Dihyah mengatakan bahwa Mu'jamul Kabir ini merupakan karya ensiklopedis hadits terbesar di dunia.[5]
Mu'jamul Ausath
Karya ini terdiri dari 2 jilid besar, memuat 30.000 hadits, baik yang berkualitas shahih, ataupun yang tidak, disusun berdasarkan nama-nama guru Ath-Thabrani yang hampir mencapai 2000 orang.[5]
Mu'jamush Shaghir
Karya ini disusun berdasarkan naman guru-guru Ath-Thabrani, hanya saja untuk setiap nama guru, hadits yang dicantumkan hanya satu buah, karenanya, dibandingkan dua Mu'jam sebelumnya, Mu'jamush Shaghir ini merupakan mu'jam yang sangat singkat dan ringkas.[5]
^ abcd(Arab) Abu Abdillah Muhammad Adz-Dzahabi, Tadzkiratul Huffadh (Beirut: Darul Kutub Al-Ilmiah, 1998), III, hal. 85-88
^ abcde(Arab) Abu Abdillah Muhammad Adz-Dzahabi, Siyar A'lamun Nubala' (Kairo: Darul Hadits, 2006), XII, hal. 201-208
^(Arab) Ahmad bin Ali bin Hajar Al-Asqalani, Lisanul Mizan (Beirut: Muassasah Al-A'lami, cet. II, 1971), III, hal. 75
^ abcdefghij(Indonesia) Suryadi, "Kitab al-Mu'jam al-Sagir" dalam Studi Kitab Hadis, ed. M. Alfatih Suryadilaga (Yogyakarta: Teras, 2009), hal. 260-283.