Ata Ratu adalah perempuan pemusik tradisional Sumba berkebangsaan Indonesia. Ata Ratu adalah warga Mangili, Kecamatan Pahunga Lodu, Kabupaten Sumba Timur, Pulau Sumba, provinsi Nusa Tenggara Timur. Selain bermusik, Ata Ratu juga melakukan penelitian mengenai lagu-lagu Sumba tempo dulu yang hampir punah, serta berkolaborasi dengan generasi tua guna pelestariannya.
Musik-musik yang ia mainkan merupakan bentuk musik Sumba yang relatif modern, dipengaruhi oleh gaya sebelumnya yang menggunakan Jungga dengan dua senar. Ata Ratu juga pernah tampil di Smithsonian/Folkways “Music of Indonesia” dan pada akhir tahun 2017 terlibat dalam program Europalia untuk mementaskan karyanya di Belgia dan beberapa negara Eropa lainnya.[1][2]
Riwayat hidup
Ata Ratu lahir di Sumba, Nusa Tenggara Timur. Sejak usia 13 tahun ia telah menulis dan menampilkan musik di Sumba yang dinyanyikan dalam bahasa lokal (Kambera). Ia adalah salah satu dari sedikit perempuan yang piawai memain-nyanyikan musik Jungga, alat musik petik yang lebih dikenal dalam ranah musik laki-laki. Selama lebih dari 40 tahun ia dikenal sebagai Ratu Jungga.