Astringen (terkadang disebut adstringen) adalah bahan kimia yang mengecilkan atau menyempitkan jaringan tubuh. Kata ini berasal dari bahasa Latin adstringere ("mengikat dengan cepat"). Astringensi, rasa kering, mengerut atau mati rasa di mulut yang disebabkan oleh tanin[1][2] dalam buah mentah, membuat buah matang dengan menghalangi makan. Tanin, sebagai sejenis polifenol, mengikat proteinair liur dan membuatnya mengendap dan berkumpul,[3][4][5] menghasilkan sensasi kasar, "berpasir", atau kering di mulut.
Bajing, babi celeng, dan serangga dapat memakan makanan yang bersifat astringen karena mulutnya telah dikembangkan agar tahan terhadap dampaknya.[6]
Dalam ayurweda, astringen adalah rasa keenam (setelah manis, asam, asin, pedas, dan pahit) yang diwakili oleh "udara dan bumi".[7][8]
Dalam sebuah penelitian ilmiah, astringensi masih dapat dideteksi oleh subjek yang diberi bius lokal pada saraf pengecapnya, namun tidak dapat dideteksi jika saraf pengecap tersebut dan saraf trigeminus dinonaktifkan.[10]
Kegunaan
Dalam pengobatan astringen menyebabkan penyempitan atau kontraksi membran mukosa dan jaringan terbuka, dan sering digunakan secara internal untuk mengurangi keluarnya serum darah dan sekresi lendir.[11] Hal ini bisa terjadi dengan sakit tenggorokan, perdarahan, diare, dan tukak lambung. Astringen yang diaplikasikan secara eksternal, menyebabkan koagulasi ringan pada protein kulit; serta mengeringkan, mengeraskan, dan melindungi kulit.[12] Orang yang berjerawat sering kali disarankan menggunakan astringen jika kulitnya berminyak.[13] Astringen ringan meringankan iritasi kulit ringan seperti yang diakibatkan oleh luka dangkal, alergi, gigitan serangga,[12]bawasir,[14] dan mikosis seperti kaki atlet.[15] Obat tetes mata pengurang kemerahan juga mengandung astringen. Penggunaan Ekstrak Goulard telah dihentikan karena keracunan timbal.[butuh rujukan]
Contoh
Beberapa astringen yang umum digunakan adalah tawas, akasia, marmia,[16]daun seribu,[17]bunduk dukun, lasang, cuka sulingan, air sangat dingin, dan alkohol gosok. Sediaan astringen meliputi perak nitrat, kalium permanganat, seng oksida, seng sulfat, larutan Burow, tingtur benzoin, dan zat nabati seperti asam tanat dan asam galat. Balaustin adalah bunga delima yang mirip mawar merah, yang rasanya sangat pahit. Dalam pengobatan, bentuk keringnya telah digunakan sebagai astringen.[18] Beberapa garam dan asam logam juga telah digunakan sebagai astringen.[19]
Losionkalamin, bunduk dukun, dan yerba mansa, bersifat astringen,[20] begitu pula bubuk daun mirtel.[21] Buah matang dan bagian buahnya termasuk prem duri, apelbeschokeberry, Prunus virginiana, ceri hurung, kelembak merah, kwinsi, jabotikaba dan buah kesemek (terutama yang masih mentah), kulit pisang (atau pisang mentah), buah jambu monyet, dan akorn bersifat astringen.[22] Buah citrus, seperti lemon, memiliki kandungan zat yang agak astringen. Tanin dalam beberapa teh, kopi, dan minuman anggur merah seperti Cabernet Sauvignon dan Merlot menghasilkan astringensi ringan.[butuh rujukan] Astringensi digunakan dalam klasifikasi minuman anggur putih.
^Bertsch, Pascal; Bergfreund, Jotam; Windhab, Erich J.; Fischer, Peter (August 2021). "Physiological fluid interfaces: Functional microenvironments, drug delivery targets, and first line of defense". Acta Biomaterialia. 130: 32–53. doi:10.1016/j.actbio.2021.05.051. hdl:20.500.11850/498803. PMID34077806Periksa nilai |pmid= (bantuan).Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)