Askia Daoud (juga dieja Askia Dāwūd, Askiya Dawud) adalah penguasa Kerajaan Songhai dari tahun 1549 hingga 1582. Daoud naik takhta setelah kematian saudara kandungnya, Askia Ishaq I, pada tahun 1549. Ayah kandung Askia Daoud adalah Askia Muhmmad (berkuasa 1493-1528). Pada masa kekuasaan ayahnya, Songhai mencapai puncak kejayaannya.[4]
Masa kekuasaan Askia Daoud dikenal sebagai masa yang tenteram dan makmur.[5] Namun, pada masa Askia Daoud, negeri Songhai mulai mengalami kemunduran akibat serangan dari Kesultanan Maroko. Pada 1556-1557, pasukan Sultan Mulay Muhammad al-Shaykh dari Maroko merebut tambang garam di Taghaza walaupun kemudian pasukan ini mundur. Tak lama setelah naik takhta pada tahun 1578, Sultan Ahmad I al-Mansur menuntut pendapatan pajak dari tambang-tambang garam tersebut. Askia Daoud menanggapinya dengan mengirim emas dalam jumlah besar sebagai hadiah. Pada masa yang sama, pasukan Maroko mulai melakukan modernisasi dengan mengadopsi senjata api, sementara pasukan Songhai masih bergantung pada tombak dan panah.[8]
Referensi
- Hunwick, John O. (2003), Timbuktu and the Songhay Empire: Al-Sadi's Tarikh al-Sudan down to 1613 and other contemporary documents, Leiden: Brill, ISBN 978-90-04-12822-4 .
- Kâti, Mahmoûd Kâti ben el-Hâdj el-Motaouakkel (1913), Tarikh el-fettach ou Chronique du chercheur, pour servir à l'histoire des villes, des armées et des principaux personnages du Tekrour (dalam bahasa French), Houdas, O., Delafosse, M. ed. and trans., Paris: Ernest Leroux . Also available from Aluka but requires subscription.