AntiadrenergikAntiadrenergik atau antagonis adrenergik adalah obat yang menghambat fungsi reseptor adrenergik. Ada lima reseptor adrenergik, yang terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok reseptor pertama adalah reseptor adrenergik beta (β). Ada reseptor β1, β2, dan β3. Kelompok kedua berisi adrenoreseptor alfa (α). Hanya ada reseptor α1 dan α2. Reseptor adrenergik terletak di dekat jantung, ginjal, paru-paru, dan saluran pencernaan.[1] Ada juga reseptor α-adreno yang terletak pada otot polos pembuluh darah.[2] Antagonis mengurangi atau memblokir sinyal agonis. Antagonis dapat berupa obat-obatan, yang ditambahkan ke tubuh untuk alasan terapeutik, atau ligan endogen. Antagonis α-adrenergik memiliki efek yang berbeda dari antagonis β-adrenergik. GolonganBerdasarkan tempat kerjanya obat - obat ini dibagi menjadi 3 golongan, yaitu: Bloker adreno reseptorBloker adrenoreseptor adalah obat yang bekerja menempati reseptor adrenergik sehingga menghambat interaksi obat adrenergik dengan reseptornya dan mengakibatkan kerja adrenergik pada sel efektornya dihambat. Dengan demikian, obat - obat ini menghambat respons sel efektor adrenergik terhadap perangsangan saraf simpatik dan terhadap obat adrenergik eksogen.[3] Bloker saraf adrenergikBloker saraf adrenergik menghambat aktivitas saraf adrenergik dengan mengganggu sintesis, penyimpanan dan pembebasan norepinefrin dan epinefrin di terminal saraf adrenergik. Obat yang termasuk golongan ini adalah guanetidin dan derivatnya, dan reserpin.[3] Bloker adrenergik sentralObat yang termasuk dalam golongan ini adalah klonidin dan metildopa yang bekerja dengan menghambat perangsangan neuron adrenergik sentral di sistem saraf pusat yang mengatur aktivitas simpatik perifer. Penggunaan utama obat ini ialah sebagai antihipertensi.[3] ContohPenyekat alfaPenyekat beta
aksi campuranReferensi
Pranala luar |