Angin darat (land breeze) adalah jenis angin yang bertiup dari daratan ke laut (angin lepas pantai) yang berkembang di wilayah pesisir pada malam hari.[1] Angin darat adalah sistem angin lokal yang ditandai dengan aliran dari darat ke laut pada larut malam. Daratan menyerap dan melepas energi panas lebih cepat daripada lautan.[2] Angin darat bergantian dengan angin laut di sepanjang garis pantai yang berdekatan dengan perairan besar.[3] Kecepatan angin darat kira-kira 1,5 m/s di, panjang penetrasi sekitar 15-20 km, dan panjang hisap 10-15 km.[4] Periode angin darat adalah harian.[2]
Angin darat terjadi pada waktu malam ketika daratan menjadi dingin tetapi karena suhu udara di atas laut kecil perubahannya, beda suhu udara di atas lautan dan daratan tidak terlalu besar dibandingkan dengan waktu pada siang hari. Oleh karena itu, angin lebih lemah dibandingkan dengan angin laut.[5] Air memiliki kapasitas panas yang lebih besar daripada daratan, yaitu daratan menyerap dan memancarkan radiasi dengan lebih efisien dan lebih cepat. Perbedaan suhu antara darat dan lautan menciptakan pola angin yang khas - contoh sirkulasi termal.[6]
Angin darat masuk ke laut hanya sampai sekitar 10 km dari pantai, dan ketebalan peredarannya sekitar 500-1000 meter. Seperti halnya angin laut, angin darat dapat menimbulkan awan dan hujan jika terjadi pumpunan, baik karena pertemuan antar angin darat dapat membentuk pumpunan dan menimbulkan hujan pada malam dan menjelang pagi hari baik angin laut maupun angin darat kekuatannya ada kaitannya dengan panjang waktu angin siang atau waktu malam, bentuk pantai dan adanya lautan (adveksi) laut atau udara dari luar.[5]
Pembentukan
Angin darat terbentuk di malam hari, paling sering terjadi selama musim gugur dan dan musim dingin ketika suhu air masih cukup hangat dan malam hari sejuk. Namun, tidak seperti angin laut, angin darat sering kali lebih lemah.
Angin darat yang kencang terlihat sekitar jam 6 pagi, sebelum matahari terbit dan dinetralkan antara jam 9 - 10 pagi kemudian angin laut mulai bertiup. Angin laut mencapai kekuatan maksimumnya sekitar jam 3 sore, ketika perbedaan suhu permukaan dan udara di atas 10 m adalah sekitar 15 K. Selanjutnya, energi angin laut menurun seiring dengan berkurangnya radiasi matahari seiring waktu dan kembali mencapai periode transisi antara jam 8 - 10 malam.[4]
Angin darat mulai terbentuk pada malam hari ketika energi panas yang diserap permukaan bumi sepanjang hari akan dilepaskan lebih cepat oleh daratan (udara dingin).[2] Udara di atas lautan lebih hangat daripada udara di darat mengakibatkan peningkatan kepadatan udara. Tarikan gravitasi ke bawah menggerakkan udara menuruni bukit dan menumpahkannya ke air.[7] Hal ini menyebabkan tekanan permukaan yang rendah bergeser ke atas lautan pada malam hari dan tekanan permukaan yang tinggi berpindah ke atas daratan.[8] Udara yang lebih padat ini memotong udara yang lebih ringan dan hangat di atas air dan memaksanya naik ke atmosfer. Udara yang naik ini membentuk wilayah bertekanan rendah yang lemah.[7]
Udara yang naik terakumulasi tinggi membentuk wilayah bertekanan lebih tinggi. Sehubungan dengan daratan pada ketinggian yang sama, udara mengalir kembali ke darat dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Setelah kembali ke darat, udara mendingin, kepadatan meningkat dan kemudian tenggelam menyebabkan peningkatan kepadatan dan tekanan tinggi. Gravitasi menarik kembali udara padat lepas pantai untuk menyelesaikan sirkulasi.[7]
^ abZainul Arifin, Muhammad; Jenny, Inescry Manengkey. "E-learning PUSDIK KP". www.pusdik.kkp.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-08. Diakses tanggal 2021-02-25.