Anak Mojokerto merupakan fosil manusia purba yang paling kontroversial yang pernah ditemukan di Indonesia.[1] Tarikhnya dan bahkan lokasi yang tepat dari penemuannya telah banyak diperdebatkan. Pertama diperkirakan kurang dari 1,00 Ma (juta tahun), dinyatakan pada tahun 1994, berdasarkan apa yang saat itu sebuah metode penanggalan baru, bahwa tengkorak itu berusia sekitar 1,81 Ma. Penulis dari makalah ini, Carl C. Swisher III dan Garniss Curtis, berpendapat bahwa tarikh ini memiliki implikasi yang luas bagi pemahaman kita mengenai migrasi manusia pertama "Keluar dari Afrika". Namun, pada awal tahun 2000-an, penelitian arsip dan ilmiah baru mengidentifikasi lapisan yang tepat dari mana fosil itu digali pada 1936 dan menunjukkan secara meyakinkan bahwa kemungkinan tarikh fosil paling awal adalah 1,49 Ma.
Penemuan dan nama
Fosil bagian atas tengkorak ditemukan pada Februari 1936 oleh Andojo – kadang-kadang disebut sebagai Tjokrohandojo atau Andoyo – seorang Indonesia yang bekerja pada penggalian fosil hewan di Bukit Kendeng (Pegunungan Kendeng) di Jawa Timur dalam sebuah tim yang dipimpin oleh Ralph von Koenigswald.[2] Andojo awalnya percaya bahwa tengkorak tersebut milik seekor orangutan, tetapi von Koenigswald segera mengenalinya sebagai manusia.[3] Dia menamakannya Pithecanthropus modjokertensis sesuai nama kota terdekat Mojokerto, yang saat itu dieja "Modjokerto".[4]Eugène Dubois, yang menemukan Manusia Jawa pada 1890-an dan menamakannya Pithecanthropus erectus, menulis kepada von Koenigswald menganjurkan bahwa jika fosil Mojokerto benar-benar manusia, maka ia tidak mungkin sejenis Pithecanthropus (harfiah: "manusia kera"). Karenanya, Von Koenigswald mengubah nama fosilnya menjadi Homo modjokertensis.[5] Pada akhirnya ia diklasifikasikan sebagai Homo erectus seperti "Manusia Jawa" dan banyak fosil manusia purba yang von Koenigswald dan lainnya ditemukan di Sangiran. Di Indonesia, fosil tersebut dikenal sebagai Pithecanthropus modjokertensis.[6]
Nama dua katalog fosil, "Mojokerto 1" dan "Perning 1" berasal dari nama kota Mojokerto, yang terletak sekitar 6 mil (9,7 km) barat daya dari situs tersebut, dan dari nama desa kecil Perning, yang terletak 10 kilometer (6,2 mi) timur laut dari Mojokerto dan 35 kilometer (22 mi) selatan dari situs tersebut.[7]
Carbonell, Eudald; Marina Mosquera, Xosé Pedro Rodríguez, José María Bermúdez de Castro, Francesc Burjachs, Jordi Rosell, Robert Sala and Josep Vallverdú (2008), – via JSTOR(perlu berlangganan) , "Eurasian Gates: The Earliest Human Dispersals", Journal of Anthropological Research, 64 (2): 195–228, doi:10.3998/jar.0521004.0064.202, JSTOR20371223.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
Ciochon, Russell L. (2010), "Divorcing Hominins from the Stegodon–Ailuropoda Fauna: New Views on the Antiquity of Hominins in Asia", dalam John G. Fleagle (eds); et al., Out of Africa I: The First Hominin Colonization of Eurasia, Vertebrate Paleobiology and Paleoanthropology Series, Dordrecht: Springer, hlm. 111–26, doi:10.1007/978-90-481-9036-2_8, ISBN978-90-481-9035-5. ISBN978-90-481-9036-2 (online).Pemeliharaan CS1: Teks tambahan: editors list (link)
Dennell, Robin (2009), The Palaeolithic Settlement of Asia, Cambridge World Archaeology, Cambridge: Cambridge University Press, ISBN978-0-521-84866-4. ISBN978-0-521-61310-1 (paperback).
Dennell, Robin (2010), "'Out of Africa I': Current Problems and Future Prospects", dalam John G. Fleagle (eds); et al., Out of Africa I: The First Hominin Colonization of Eurasia, Vertebrate Paleobiology and Paleoanthropology Series, Dordrecht: Springer, hlm. 247–74, doi:10.1007/978-90-481-9036-2_15, ISBN978-90-481-9035-5. ISBN978-90-481-9036-2 (online).Pemeliharaan CS1: Teks tambahan: editors list (link)
Huffman, O. Frank; Y. Zaim, J. Kappelman, D. R. Ruez jr., J. de Vos, Y. Rizal; et al. (2006), "Relocation of the 1936 Mojokerto skull discovery site near Perning, East Java", Journal of Human Evolution, 50: 431–51, doi:10.1016/j.jhevol.2005.11.002, PMID16386780.Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
Swisher, Carl C. III; Curtis, Garniss H.; Lewin, Roger (2000), Java Man: How Two Geologists Changed Our Understanding of Human Evolution, Chicago: University of Chicago Press, ISBN0-226-78734-6.
Zaim, Yahdi (2010), "Geological Evidence for the Earliest Appearance of Hominins in Indonesia", dalam John G. Fleagle (eds); et al., Out of Africa I: The First Hominin Colonization of Eurasia, Vertebrate Paleobiology and Paleoanthropology Series, Dordrecht: Springer, hlm. 97–110, doi:10.1007/978-90-481-9036-2_7, ISBN978-90-481-9035-5. ISBN978-90-481-9036-2 (online).Pemeliharaan CS1: Teks tambahan: editors list (link)
Bacaan lebih lanjut
Balzeau, Antoine; Grimaud-Hervé, Dominique; Jacob, Teuku (2005), "Internal cranial features of the Mojokerto child fossil (East Java, Indonesia)", Journal of Human Evolution, 48 (6): 535–53, doi:10.1016/j.jhevol.2005.01.002, PMID15927659.