Ir. H. Amran Nur (13 Oktober 1945 – 22 Juni 2016) adalah Wali Kota Sawahlunto periode 2003-2013, yang masa jabatannya berakhir pada 25 Juni 2013.[3][4] Ia mulai menjabat sebagai Wali Kota Sawahlunto pada tahun 2003 melalui sistem perwakilan di DPRD setempat, kemudian terpilih kembali dalam pemilihan umum Sawahlunto pertama dari jalur independen[5] pada tahun 2008.[6]
Amran Nur dikenal atas prestasinya dalam menghidupkan kembali Sawahlunto yang hampir mati sejak kegiatan pertambangan dihentikan menjadi kota dengan pertumbuhan ekonomi yang terus menggeliat, seperti yang disampaikan oleh Ketua DPD-RI, Irman Gusman saat berkunjung ke kota itu.[4] Pada tahun 2011, ia dianugerahi penghargaan oleh Republika sebagai "tokoh perubahan" bersama Hatta Rajasa, Ahmad Heryawan, Abdullah Syukri Zarkasyi, dan Heppy Trenggono.[7] Beliau menutup usia pada tanggal 22 Juni 2016 pukul 21.30 WIB di RS PGI Cikini Jakarta.[8]
Kehidupan
Amran Nur menghabiskan masa kecilnya bersama keluarganya di Sawahlunto sebelum pindah ke Bandung untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Setelah menamatkan pendidikan sarjana teknik lingkungan di Institut Teknologi Bandung (ITB), ia mulai terjun sebagai pengusaha di Jakarta. Namun, pertumbuhan ekonomi Sawahlunto yang merosot tajam sejak dihentikannya pertambangan batu bara membuat ia terdorong untuk menyelamatkan kampung halamannya itu. Ia akhirnya menerima permintaan DPRD setempat untuk menjadi wali kota pada tahun 2003 (saat itu, wali kota ditunjuk oleh legislatif bukan melalui pemilihan langsung).[6][9]
Pada masa kepemimpinannya, ia berhasil membuat sederet prestasi yang luar biasa bagi Sawahlunto, termasuk memajukan perekonomian masyarakat terutama melalui sektor industri dan pariwisata. Selama ini, pariwisata di Sumatera Barat biasanya identik dengan Padang dan Bukittinggi, tetapi di bawah kepemimpinannya, Sawahlunto mulai menjadi salah satu tujuan wisata utama di provinsi tersebut.[6] Selain itu, ia berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi Sawahlunto menjadi di atas enam persen setiap tahun.[4] Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Sawahlunto merupakan kota dengan angka kemiskinan kedua terendah di Indonesia setelah Kota Denpasar, Bali.[10]
Referensi
Pranala luar