Dalam mitologi Yunani, ambrosia (bahasa Yunani: Αμβροσία) kadang-kadang digambarkan sebagai makanan, juga kadang sebagai minuman para dewa-dewi. Seringkali ambrosia diyakini akan memberi kehidupan yang abadi bagi siapapun yang memakannya.
Ambrosia juga dihubungkan secara dekat dengan makanan dewa yang lain yaitu nektar. Kedua benda tersebut sebelumnya tidak dibedakan pada awalnya, walaupun dalam syair Homeros, nektar adalah minuman dan ambrosia adalah makanan para dewa.
Baik nektar maupun ambrosia berbau wangi, dan keduanya dipakai sebagai parfum dalam cerita Odisseia.[1]
Dalam mitologi
Dalam satu versi mengenai kelahiran Akhilles, Thetis melumuri bayi Akhilles dengan ambrosia dan melewatkannya melalui api untuk menjadikannya abadi — mirip dengan tradisi Funisia — tetapi Peleus terkejut melihatnya dan menghentikan hal tersebut sehingga tumit Akhilles tidak kebal.[2]
Pada Perang Troya, Apollo menghilangkan darah hitam dari mayat Sarpedon dan melumurinya dengan ambrosia.[3] Seperti juga Thetis yang melumuri mayat Patroklos untuk mengawetkan tubuhnya. Ambrosia dan nektar memang digambarkan sebagai salep.[4][5]
Dalam petualangan Odisseus, Polifemos sang kiklops menyamakan anggur yang diberikan kepadanya oleh Odiseus dengan nektar dan ambrosia.[6]
Dalam Himne Homeros untuk Afrodit, dewi Afrodit menggunakan "minyak ambrosia" sebagai parfum.