Sejak berdiri tahun 1995, klub basket Hangtuah menjadi salah satu kekuatan yang tak bisa dianggap remeh di basket tanah air. Catatan prestasi di masa Kobatama, IBL era lama, NBL Indonesia, hingga IBL era baru cukup baik. Bahkan di era NBL Indonesia, Hangtuah selalu menjadi langganan tampil di Championship Series. Hanya saja langkah mereka terhenti saat berhadapan dengan kekuatan besar basket Indonesia seperti CLS Knights, Pelita Jaya, Aspac Jakarta bahkan Satria Muda.[3]
Sejarah
Pada awalnya, tim ini merupakan hasil kerja sama Pengurus Provinsi PerbasiSumsel, Yayasan Hangtuah Indonesia, dan Pemkab Muba (Musi Banyuasin). Hangtuah Sumsel adalah klub binaan dan dibentuk atas inisiatif dari H. Alex Noerdin ketika masih menjabat Bupati Muba, dengan nama Muba Hangtuah.
Hangtuah yang kerap tampil membawa nama Muba dan Sumsel khususnya, kemudian berubah nama menjadi Hang Tuah Sumsel Indonesia Muda (HANGTUAH SUMSEL IM) di 2011[4]. Lalu pada IBL 2016, nama tim berganti menjadi Hangtuah Sumsel (HTS).
Pada IBL 2018, Hangtuah Sumsel juga sempat mengganti nama menjadi Bank SumselBabel Hangtuah.[5] Menjelang IBL 2020, nama tim kembali berubah menjadi Amartha Hangtuah yang menggabungkan nama Amartha sebagai sponsor utama dengan nama klub.[6]
Tahun yang sama mereka mengambil alih manajemen tim Indonesia Muda guna mengikuti kompetisi tertinggi Indonesia, IBL dengan nama Hangtuah Sumsel Indonesia Muda.
Tim ini sekarang kita kenal dengan nama Amartha Hangtuah. Karena pihak sponsor yang meminta untuk memberikan tambahan nama di depan.
Hangtuah juga pernah mengenyam kerasnya kompetisi ASEAN Basketball League. Mereka memakai nama Laskar Dreya South Sumatera yang mengikuti kompetisi di musim 2014. Meski hasilnya kurang memuaskan, setidaknya mereka pernah mewakili Indonesia di tingkat internasional. Di era pelatih Andika Supriadi Saputra, Hangtuah bisa masuk semifinal IBL 2017-2018. Sayangnya mereka harus menyerah 1-2 dari Satria Muda Pertamina Jakarta.
Hangtuah saat ini dikenal sebagai klub dengan skuad muda paling banyak. Para pemain muda itu terus mengasah diri menjadi lebih baik di kompetisi basket tanah air. Setelah sempat terpuruk di awal musim kompetisi 2020, mereka kembali menggeliat. Rastafari Horongbala berhasil membangkitkan semangat pemain muda Hangtuah untuk kembali mengejar prestasi.[7]
Di era Kompetisi Bola Basket Utama (Kobatama) 2007-2008, Muba Hangtuah menjadi tuan rumah laga Final Four atau babak empat besar.[8] Pada babak yang diikuti juara bertahan Stadium Jakarta, serta Halim Kediri, dan Pupuk Iskandar Muda Nanggroe Aceh Darussalam (PIM NAD). Di laga terakhir, Muba Hangtuah mengamankan gelar juara setelah mengalahkan PIM NAD dengan skor 75-62.[9]
Menjadi klub reguler sejak 2006, Hangtuah sempat masuk ke babak semifinal IBL 2017-2018, namun langkah Hangtuah terhenti karena harus menyerah 1-2 dari Satria Muda Pertamina Jakarta.[1]
Pada musim 2020-2021, Amartha Hangtuah menunjuk pelatih berpengalaman Rastafari Horongbala menggantikan Harry Prayogo sebagai pelatih kepala.[10] Pada Juli 2021, klub ini kembali mengganti pelatih kepala dengan menunjuk Antonius Ferry Rinaldo yang merupakan mantan pemain klub Aspac selama 21 tahun dan juga pemain timnas basket Indonesia.[11][12]
Pada 2014, Hangtuah sempat mengikuti kompetisi ASEAN Basketball League (ABL) 2014 dengan menggunakan nama Laskar Dreya South Sumatra bersama klub basket Indonesia lain yaitu Dreya Indonesia.[13][14]
Sejarah [1]
Amartha Hangtuah : Siap untuk Misi Balas Dendam [2]
Profil Amartha Hangtuah[3]
Amartha Hangtuah rekrut "bigman" asal Belgia Thomas De Thaey[4]
Prawira Harum Bandung melawan Amartha Hangtuah Jakarta[5]